Mohon tunggu...
Dina Oktaviana
Dina Oktaviana Mohon Tunggu... -

music addict, esspecialy pop-jazz. love journalism. @dinaaoktaviana

Selanjutnya

Tutup

Politik

Siapa Itu Haji Lulung dan Bang Ucu?

5 Agustus 2013   12:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:36 62944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Belakangan ini masyarakat dibuat "melongo" dengan perdebatan antara Wakil Gubenur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama Alias Ahok dengan anggota DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana Alias Haji Lulung. Hal ini tentu saja terkait masalah relokasi para PKL (Pedagang Kaki Lima) yang berdagang di Tanah Abang.

Hal ini bermula ketika Ahok meminta para PKL Tanah Abang untuk berelokasi tempant berdagang mereka. Yang sebelumnya mereka berdagang di pinngir jalan atau trotoar pasar Tanah Abang untuk menempati Blok G pasar tanah abang. Namun para PKL ini seperti tidak "menggubris" perkataan Ahok selaku wakil gubernur. Kemudian dari sinilah disinyalir "ketidaktakutan" para PKL lantaran dibekingi oleh orang besar.

Menurut salah satu PKL yang tinggal tak jauh dari rumah saya mengatakan, kalau mereka enggan direlokasi karena blok G itu kerap banjir. Selain tentu saja karena mereka merasa aman tetap bersikeras tidak ingin direlokasi karena mereka sudah membayar uang sewa lahan tersebut, dan percaya bahwa oknum yang menerima uang mereka akan menyelesaikan permasalahan ini, sebut saja mereka yang dimaksud adalah oknum besar yang bermain dibelakang kasus ini.

Meskipun Ahok tidak menyebutkan nama, bahkan inisial dari oknum yang diduga membekingi para PKL ini, namun para awak media berhasil melacak siapa orang yang dimaksud oleh Ahok. Padahal ketika itu Ahok hanya mengungkapkan bahwa oknum yg dimaksud adalah salah satu anggota DPRD DKI.

Terlepas dari masalah yang berangsur angsur mengait keranah politik, saya tidak akan mengangkat masalah politik yang "tercium" dibalik permasalahn ini. Saya justru tertarik untuk menyoroti siapa itu Haji Lulung? yang kemudian menjadi Head Line disejumlah surat kabar cetak maupun online dan juga di televisi.

Saya tidak mengenal Haji Lulung secara personal, tapi saya tidak asing dengan namanya. Tentu saja karna rumah saya masih satu daerah dengan salah satu istri dari Haji Lulung. Saya pribadi sangat terkejut ketika melihat nama Haji Lulung berda di head line news salah satu surat kabar ternama.

Dilingkungan rumah saya Haji Lulung dikenal sebagai sosok yang dermawan, seringkali dia menyantuni para janda dan juga anak yatim. Bahkan kalau tidak salah dia juga sering memberikan bantuan untuk sarana dan prasarana di lingkungan rumah. Dan ketika itu wajahnya kerap kali berada di pamflet di lingkungan rumah saya, tentu saja untuk hal ini dikarenakan ketika itu dia mencalonkan dirinya sebagai anggota DPRD DKI dari fraksi PPP.

Salah satu hal yang saya ingat ketika mendengar nama Haji Lulung adalah bawa dia memili isteri lebih dari satu, tapi saya tidak tahu berapa jumlah pastinya. Dan saya juga tidak mau terlampau ambil pusing dengan julamlah dari istri-istrinya. Sekali lagi, saya lebih tertarik dengan sepak terjangnya.

Saya sempat membaca salah satu artikel yang ditulis di sebuah media online yang menyebutkan kalau Haji Lulung sebelumnya hanyalah seorang pengumpul kardus dan barang-barang bekas di Tanah Abang.

Dan yang membuat saya berfikir keras adalah, keberhasilan seorang mantan pengepul barang-barang bekas seperti Haji Lulung yang sekarang menduduki jabatan strategis di pemerintahan dan juga disebut sebut berhasil menjadi "Big Bos" di  Pasar Tanah Abang lantaran semua uang retribusi, mulai dari retribusi parkir dan juga penyewaan tempat dagang PKL disebut-sebut masuk kedalam kekuasaannya.

Kalau ingin merunut bagaimana seorang Haji Lulung bisa menjadi "Good Father" seperti sekarang ini mungkinkin kita harus melihat ke beberapa tahun silam tapat nya sekitaran tahun 1996 dimana pada saat itu terjadi peralihan kekuasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun