Mohon tunggu...
D.A. Dartono
D.A. Dartono Mohon Tunggu... Administrasi - Penggemar bacaan dan pegiat literasi.

Senang berdiskusi, berdialog dan sharing ide. Curah gagasan, menulis dan tukar-menukar pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Antara Islam dan Jerman

7 Januari 2015   18:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:37 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pidato Hadhrat Mirza Masroor Ahmad , Khalifatul Masih V (atba) dalam acara Jalsah Salanah Jerman pada tanggal 25 Juni 2011.

APAKAH ISLAM HANYA UNTUK ORANG – ORANG JERMAN?

Pada hari ke-2, di tanggal 25 Juni 2011 pada Jalsah Salanah (Konvensi Tahunan) di Jerman, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad atba, Khalifatul Masih V, selaku pimpinan Jemaat Muslim Ahmadiyah seluruh dunia, menyampaikan pidato beliau di hadapan lebih dari 300 orang non Muslim dan yang non Ahmadi. Pada umumnya para tamu adalah orang-orang asli Jerman, termasuk delegasi dari Macedonia, Kosovo, Bosnia, Albania, Bulgaria, Turki, Malta, Hongaria, Estonia dan berbagai negara Arab juga hadir. Para tamu berasal dari berbagai profesi seperti Dokter, Guru, Pengacara, Politikus dan juga warga negara biasa. Inilah transkrip pidato Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, atba. Penerjemah : Ny. Dra. Qonita Basyir (LI Kemang), terjemahan dari majalah Muslim Ahmadiyya Gazette edisi bulan September 2011.

Setelah membaca Tasyahhud, Taawwudz dan Basmalah, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, atba memulai pidato beliau:

Hadirin yang terhormat, “Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pertama-tama saya ingin mengatakan “Jazakumullah” kepada semua tamu yang hadir pada acara Jalsah Salanah ini. Acara ini kami upayakan khusus untuk saudara-saudara yang non Ahmadi yang merupakan peserta terbanyak dan sebagian yang non Muslim.

Dengan kehadiran dalam Jalsah Salanah menunjukkan penghormatan terhadap kebudayaan bangsa lain

Benar-benar kehadiran bapak-bapak dan ibu- ibu menunjukkan pola fikir anda yang luas, tentunya juga sebagai warga Jerman, anda cukup menyadari pentingnya pengertian dan saling kenal walaupun berbeda keyakinan. Sebagian besar orang-orang Muslim Ahmadi di Jerman bukan orang Jerman asli. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang Pakistan ataupun Asia. Oleh karena itu, kehadiran bapak-bapak dan ibu-ibu disini menunjukkan penghargaan terhadap perbedaan agama, namun juga penghargaan terhadap perbedaan negara dan kebudayaan.

Sebenarnya sebagian besar nenek moyang penduduk Jerman berasal dari Asia. Sepertinya negara-negara di dunia ini terpisah oleh perbedaan kebudayaan dan bahasa mereka, namun sebenarnya justru mereka berasal dari akar kebudayaan dan bahasa yang sama. Kita bisa lihat contoh pada Indo-Pakistan. Kita saksikan dalam kurun waktu yang cukup panjang banyak negara-negara datang dan menetap disana. Kalau kita saksikan di Pakistan khususnya, kita bisa jumpai bahwa sistem kekeluargaan antara suku asli dan pendatang sudah terjalin baik. Sudah beberapa era group-group pendatang bersatu membentuk satu negara.

Saya bisa katakan disini baik bagi orang-orang keturunan Pakistan atau negara-negara lain yang datang dan menetap di Jerman. Tidak heran lagi seiring berjalannya waktu anak-anak dan keturunan mereka tanpa membedakan warna dan ras akan menyebut mereka sebagai orang Jerman. Malahan sebagian mereka telah benar-benar menyatu dengan tata cara hidup, tradisi dan kebiasaan orang Jerman.

Bahkan dalam hal pertahanan negara beberapa dari mereka masuk menjadi kekuatan negara Jerman, praktisi hukum, dan sebagai pegawai pemerintahan. Sementara sebagian lain juga berpartisipasi dalam meningkatkan ekonomi negara dengan mengembangkan perdagangan dan industri. Juga ada para pendatang yang menjadi ilmuwan yang memberikan kontribusi pada peningkatan ilmu pengetahuan di negaranya. Semua usaha-usaha yang mereka lakukan sudah membuktikan loyalitas mereka terhadap bangsa Jerman. Kedatangan kaum bapak dan kaum ibu hari ini erat kaitannya pada hubungan dengan orang-orang Muslim Ahmadi yang aslinya dari Pakistan. Saya mendoakan semoga Allah tetap memberkati cara-cara berfikir anda dan meningkatkan kwalitas kebersamaan lebih dari sekarang.

Para Pendatang bisa menjadi pribumi

Semoga tidak akan pernah terfikir oleh anda bahwa mereka-mereka itu datang dari negara-negara yang berbeda, agama dan keyakinan yang berbeda, sehingga tidak bisa jadi bahagian dari orang Jerman. Kalau hal ini terjadi berarti akan menyebabkan kekacauan yang berkepanjangan dalam masyarakat. Ingatlah bahwa hal kecil dan tidak penting ini bisa memicu masalah besar yang bukan hanya berbahaya bagi individu atau group namun juga berbahaya bagi kemajuan negara secara keseluruhan. Tentunya tidak akan ada warga Jerman, yang senantiasa patuh dan bersatu meningkatkan kesejahteraan Jerman, akan mengambil resiko ini. Justru karena kecintaan mereka pada negara mereka tidak akan pernah memperbesar perbedaan ini.

Orang-orang Muslim Ahmadi yang telah menetap di sini, begitu mencintai negara baru mereka ini dan senantiasa untuk mempertahankannya untuk waktu mendatang. Bagi Muslim Ahmadi bukan hanya kewajiban moral mereka yang sudah menetap dan menjadi warga Jerman namun ajaran agama juga senantiasa mengajarkan kita untuk patuh dan taat pada negara. Bagi orang-orang di negara Barat, mereka sudah menunjukkan kualitas mereka dengan tetap menjaga agama dan keyakinan mereka terpisah dengan politik dan pemerintahan. Agama bagi sebagian individu merupakan permasalahan hubungan mereka dengan Allah. Sedangkan Politik dan Pemerintahan dianggap sebagai masalah-masalah duniawi.

Mungkin karena pengalaman-pengalaman di waktu lampau ketika tidak adanya batas antara gereja dan negara, atau mungkin karena keekstriman beberapa aliran Islam saat ini, maka sekarang negara-negara barat begitu takut kalau mendengar nama organisasi- organisasi keagamaan, termasuk Islam. Makanya tanpa berfikir lebih jauh, mereka akan langsung memberikan komentar-komentar negatif. Dikarenakan tindakan aliran Islam tertentu reaksi seperti ini sering terjadi, orang-orang Muslim dicap sebagai ekstrimis dan teroris. Menurut mereka itulah Islam, padahal tidak ada hubungannya dengan Islam.

Membunuh satu orang sama dengan membunuh seluruh manusia dan Bunuh diri bukan Tindakan orang beriman

Islam mengajarkan andaikata kita membunuh satu orang sama artinya dengan membunuh seluruh manusia. Prinsip ini dijelaskan dalam Al-Qur’an: مَنۡ قَتَلَ نَفۡسًۢا بِغَیۡرِ نَفۡسٍ اَوۡ فَسَادٍ فِی الۡاَرۡضِ فَکَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِیۡعًا ؕ وَ مَنۡ اَحۡیَاہَا فَکَاَنَّمَاۤ اَحۡیَا النَّاسَ جَمِیۡعًا ؕ “Barang siapa membunuh satu orang atau menimbulkan kekacauan di muka bumi berarti sama dengan ia membunuh seluruh manusia, dan bagi siapa yang menyelamatkan satu orang maka sama halnya ia menyelamatkan seluruh manusia.“.[al-Maaidah (5) : 33 ].

Bom bunuh diri dan Terorisme bukan ajaran Islam

Lebih jauh ajaran Islam yang indah ini, Rasulullah saw (Nabi Muhammad) mengatakan orang yang bunuh diri bukanlah orang yang beriman dan pasti masuk neraka. Berdasarkan ajaran ini kita bisa memastikan para teroris yang membunuh orang-orang yang tidak berdosa dengan bom bunuh diri merupakan hal yang bertentangan dengan ajaran Islam. Tindakan yang tidak terpuji ini tidak akan mengurangi kekacauan di bumi, namun justru membuat kacau dunia. Dampak dari teroris saat ini adalah banyaknya anak-anak yang menjadi yatim, ribuan orangtua menyaksikan kematian anak-anaknya dan juga ribuan wanita menjadi janda. Bom bunuh diri benar-benar menghancurkan perekonomian negara. Kalau ekonomi sudah jatuh maka negara akan kacau dan hancur.

Saya juga ingin katakan bahwa metode perang seperti ini yang menghancurkan kehidupan bagi warga negaranya adalah benar-benar tanpa prikemanusiaan. Kehidupan orang-orang yang tidak berdosa terenggut dalam peperangan seperti itu. Cara-cara seperti ini bukan hanya brutal tapi juga menghancurkan perekonomian negara lokal. Makanya para Muslim Ahmadi menentang apapun bentuk perlakuan yang meminta korban nyawa dan darah. Seperti yang sudah saya katakan pada dunia barat, gereja dan negara harus terpisah. Apapun alasannya yang membuat mereka terpisah namun akhirnya akan sangat berdampak positif. Sistem yang dibuat oleh pemerintah seperti ini jauh lebih mulus dan berhasil. Pengalaman yang baik dari pemerintahan barat seperti ini benar-benar berbeda dengan dunia Muslim yang mereka lihat.

Tindakan-tindakan Ekstrim bukanlah ajaran Islam

Apa yang mereka lihat adalah seperti kecendrungan agama yang begitu dalam pada orang-orang Muslim. Mereka melihat di beberapa pemerintahan Islam selalu menerapkan hukuman atau peraturan yang keras bahkan kasar kepada para pengikutnya. Mereka juga memperhatikan tindakan-tindakan ekstrim dari para teroris yang sama sekali tidak punya pengetahuan dan kemanusiaan. Mereka benar-benar menunjukkan perlawanan yang begitu sadisnya terhadap Islam, namun mereka berdalih bahwa inilah Islam yang sebenarnya. Hal inilah yang harus kita tegakkan bahwa Islam itu agama yang Universal, buat seluruh manusia sehingga itulah sebabnya ajaran Islam mencakup semua aspek kehidupan dari hal kecil yang kelihatannya tidak begitu penting, hingga masalah yang teramat penting yang diperlukan dunia Internasional.

Konsep Al-Qur’an tetap sama asli dari dulu sampai sekarang. Bahkan tidak ada satu huruf pun yang ditambah atau dikurangi. Hal ini sudah diteliti oleh sejarawan-sejarawan orientalis dan non Muslim. Jadi apa sebenarnya yang dikatakan oleh Al-Qur’an ? Al-Qur’an mengajarkan kita bahwa agama adalah persoalan perseorangan yang bisa dia tentukan buat hidupnya sendiri. Al-Qur’an juga mengajarkan bahwa agama harus terlepas sepenuhnya dari kenegaraan dan perbedaan keyakinan tidak harus membuat kita sewenang-wenang. Dalam Al-Qur’an tertera: لَاۤ اِکۡرَاہَ فِی الدِّیۡنِ ”Tidak ada paksaan dalam agama.” (al-Baqarah (2) : 257). Hal ini menjadi jelas bahwa ajaran yang luar biasa ini harus disebarkan dengan kecintaan dan kasih sayang bukan dengan paksaan atau kekerasan satu sama lain. Allah sudah mengajarkan bahwa harus dipisahkan permasalahan agama dan permasalahan pemerintahan dan setiap warga negara punya hak untuk itu.

Prinsip-prinsip seperti ini tidak bisa ditawar lagi, kita harus tetap bijaksana walau terhadap orang-orang yang sudah berbuat jahat pada kita dan mereka akan selalu mencari celah untuk melawan kita. Dalam Al-Qur’an, al-Maaidah [5] : 9 dikatakan:

یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا کُوۡنُوۡا قَوّٰمِیۡنَ لِلّٰہِ شُہَدَآءَ بِالۡقِسۡطِ ۫ وَ لَا یَجۡرِمَنَّکُمۡ شَنَاٰنُ قَوۡمٍ عَلٰۤی اَلَّا تَعۡدِلُوۡا ؕ اِعۡدِلُوۡا ۟ ہُوَ اَقۡرَبُ لِلتَّقۡوٰی ۫ وَ اتَّقُوا اللّٰہَ ؕ اِنَّ اللّٰہَ خَبِیۡرٌۢ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾

”Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu berdiri teguh karena Allah, menjadi saksi dengan adil, dan janganlah kebencian terhadap sesuatu kaum mendorong kamu bertindak tidak adil. Berlakulah adil, itu lebih dekat kepada taqwa. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Ini adalah prinsip mendasar untuk menjalankan pemerintahan dimana tidak dicampurkan permasalahan agama sedikitpun didalamnya. Perbedaan agama tidak harus dijadikan hambatan untuk menerapkan keadilan. Sekarang setelah mendengarkan semua ini, apakah masih ada yang mengatakan bahwa ajaran agama Islam itu tidak adil ? Saya benar-benar tidak percaya bahwa orang-orang yang menyatakan dirinya adil dan berpendidikan bisa tetap mengatakan ajaran Islam itu salah setelah mereka memahaminya.

Tentu saja hal itu merupakan hak seseorang untuk mengatakan orang-orang Muslim itu tidak mengikuti ajaran Islam yang sebenarnya. Orang-orang yang tetap menjalankan sesuatu yang salah, benar-benar akan dikutuk, tidak peduli dengan apa agama yang mereka anut. Kebenaran ini adalah keadilan sejati yang penting untuk kedamaian dunia, sehingga nilai-nilai cinta dan kasih sayang bisa terus berkembang dan senantiasa sejahtera.

Dalam waktu yang singkat ini tidak mungkin bagi saya untuk menjelaskan semua keindahan agama Islam, tetapi saya ingin mengatakan karena seluruh yang hadir disini hari ini adalah orang-orang yang berpendidikan, saya minta anda untuk tidak mengambil pertimbangan berdasarkan cerita dari satu sisi saja.Jadi justru lihatlah gambaran Islam yang dipaparkan oleh Jemaat Muslim Ahmadiyah. Gambaran Islam yang ditampilkan oleh Muslim Ahmadiyah bukanlah tampilan Islam yang baru, Islam kami adalah persis sesuai dengan ajaran Al-Qur’an karim dan ajaran pendiri Islam - Muhammad saw. Inilah yang harus mendasari pertimbangan anda.

Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as, Pembawa Kedamaian

Kami yakin bahwa Pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as (1835-1908) adalah pembaharu diabad ini dan al-Masih (Imam Mahdi) yang dijanjikan dimana seluruh umat beragama menunggu kedatangannya sesuai dengan ajaran dan kitab suci mereka. Beliau datang untuk meningkatkan hubungan manusia dengan Allah Ta’ala dan mengingatkan manusia untuk tidak menghilangkan hak-hak sesama. Beliau datang untuk membawa dunia ini pada surga kedamaian. Beliau as mengatakan: ”Tugas saya yang ditunjuk Allah adalah saya harus menghilangkan rasa tidak nyaman yang mendera hubungan Allah dan makhluk-Nya, tetap menjaga rasa sayang dan cinta diantara mereka. Melalui kebenaran dan menghabiskan konflik-konflik agama saya harus membawa kedamaian dan manifestasi Ilahi yang selama ini tersembunyi dari mata dunia.

Kebencian terhadap agama telah melanda dunia. Saya harus mengatakan bahwa di era dunia modern seperti sekarang, orang-orang yang menentang Islam seperti pengikut agama-agama lain, orang-orang yang tidak beragama, secara tidak adil menjadikan ajaran Islam sebagai target mereka. Namun, pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah membuat orang-orang yang mau menyerang Islam menjadi terdiam. Beliau as telah melakukannya melalui prilaku dan tulisan-tulisan beliau di mana beliau as telah memaparkan pada dunia keindahan ajaran Islam. Selama hidupnya beliau meyakinkan para pengikutnya untuk senantiasa berprilaku sesuai ajaran Islam.

Kita baru bisa melihat sedikit saja dari ajaran-ajaran beliau yang bisa dikutip dari apa yang sudah saya paparkan. Apa yang senantiasa beliau katakan bukanlah hal yang baru, tetapi semuanya merupakan akar dari ajaran-ajaran Al-Qur’an suci. Saya akan berbicara lebih jauh tentang ajaran-ajaran Islam ini.

Islam bukan untuk satu bangsa melainkan untuk semua umat

Ketika pimpinan Nasional (Amir) Muslim Ahmadiyah Jerman meminta saya untuk berpidato di depan anda, beliau mengatakan ada debat-debat seru akhir akhir ini, ”Apakah Islam kepunyaan orang Jerman ? Atau “Apakah orang Jerman butuh Islam? atau “Apakah Islam buat orang Jerman?” Ungkapan-ungkapan yang berbeda selalu saja digunakan.

Debat ini mengundang reaksi negatif untuk melawan Islam di Jerman dan di beberapa negara tertentu lainnya. Dikarenakan banyaknya reaksi-reaksi negatif untuk melawan Islam yang harus diperhatikan maka saya coba untuk menyatakan bahwa seseorang jangan terburu-buru masuk ke kesimpulan dan dengan segera menyetujui kalau hanya mendengar dari satu pihak saja. Analisa dan penyelidikan sangat dibutuhkan sehingga masalah-masalah yang didebatkan harus dipandang secara adil.

Saya sudah katakan, akhir-akhir ini meningkat sekali debat-debat tentang agama Islam di Jerman. Pada satu sisi ada juga Muslim yang percaya bahwa Islam benar-benar milik Jerman, sementara yang lainnya ada yang abu-abu. Ada juga grup-grup lawan yang tidak percaya. Sebenarnya debat-debat itu salah dan anehnya dibuat hanya demi kepentingan pembuatan suatu argumen, dan membawa orang-orang pada konsekwensi yang sangat negatif. Hal ini mendorong orang-orang maju ke depan dengan marah yang menyebabkan stress dan kebencian.

Tidak Islam, tidak juga pendirinya yang pernah mengklaim bahwa Islam hanya untuk orang-orang Jerman atau hanya untuk negara-negara tertentu. Andaikan Islam hanya untuk kaum tertentu, maka usaha penyebaran yang dilakukan pun hanya untuk kaum itu saja. Namun Islam ini adalah agama yang komplit dan sempurna yang membuat orang-orang dari mana saja dan dari era kapan saja bisa mengenal secara keseluruhan sang penciptanya. Ajaran-Nya-lah yang membuat orang bisa menggunakan hak-hak yang diberikan Allah untuk mencapai keimanan yang tertinggi. Contoh-contoh yang paling indah sudah diberikan oleh pendiri Islam, Nabi Suci saw pada masa hidup beliau. Dengan berat hati saya harus katakan bahwa musuh-musuh Islam telah menggambarkan kehidupan Nabi Muhammad saw dengan cara dan prasangka negatif. Semua ini disebabkan karena Islam sudah dicap jahat dan berpenampilan yang paling barbar.

Sangat disayangkan ada beberapa dari organisasi Islam yang hanya demi kepentingan pribadi memaparkan Islam dengan cara yang salah. Mereka melakukan hal ini dengan mengenyampingkan ajaran Islam yang menyeru berbuat baik pada masyarakat dan pemerintahan sedemikian rupa. Contoh yang sempurna ini ditunjukkan secara khusus oleh Rasulullah saw. Pada masyarakat Madinah setiap orang yang masih single bisa menikmati kebebasan beragama, dan setiap orang juga punya kebebasan untuk diberi sanksi berdasarkan peraturan agama mereka.

Makanya sangat jelas bahwa debat-debat dan pertanyaan seperti itu tidak lebih sebagai kata-kata murahan dan demi kepentingan politik saja. Jadi debat-debat seperti itu tidak ada artinya sehingga menurut saya mereka tidak bernilai apa pun. Beberapa dari orang Jerman yang menyatakan mereka penduduk asli, sebenarnya khawatir kalau-kalau Islam akan dipaksakan pada mereka. Seperti yang sudah saya katakan, Islam ada bukan hanya untuk negara-negara tertentu.

Islam mengajarkan cinta dan kasih sayang

Islam hanya mengatakan satu hal, yang sudah tertera jelas didalam Al-Qur’an. Ayat ini ditujukan pada Rasulullah saw: قُلۡ یٰۤاَیُّہَا النَّاسُ اِنِّیۡ رَسُوۡلُ اللّٰہِ اِلَیۡکُمۡ جَمِیۡعَۨا “Katakanlah; ‘Hai manusia sesungguhnya aku adalah rasul yang diutus Allah Ta’ala kepada kamu sekalian.” (al-A’raf, 7 : 159). Kita bisa dengan jelas memahami ayat ini bahwa Rasulullah saw diutus sebagai rasul untuk seluruh dunia. Dikarenakan Jerman adalah bahagian dari dunia, makanya kami berkewajiban juga menyampaikan ajaran Islam pada warga negara ini dengan cinta dan kasih sayang. Tidak ada celah untuk bentuk paksaan apapun dan tidak juga Islam pernah dikembangkan dengan cara paksaan. Dari masa Rasulullah saw sampai sekarang, Islam senantiasa dipaparkan degan melalui khotbah.

Hal ini merupakan perdebatan bersejarah cukup lama. Namun, waktu sepertinya tidak memungkinkan saya untuk membahasnya. Dahulu di negara-negara Eropa pemerintahan Islam yang hanya ada di Spanyol. Pada era itu ada juga menteri-menteri dan karyawan yang non Muslim, contohnya Kristen.

Arti sebenarnya dari Islam adalah cinta dan kasih sayang dan inilah keindahan dari agama kami. Ajaran inilah yang sekarang dikembangkan oleh Jemaat Muslim Ahmadiyah di seluruh dunia. Satu hal dari ajaran ini adalah, seperti yang sudah saya katakan sebelumnya bahwa kita harus senantiasa adil walaupun pada musuh besar sekalipun. Prinsip seperti ini membuat tidak ada satupun orang bijaksana yang mengatakannya salah.

Secara alami hati nurani seseorang tidak akan bisa dipaksa dalam masalah agama atau dianggap tidak adil. Kedua point ini sangat jelas bahwa pertanyaan tentang apakah perilaku dan adat-istiadat orang-orang Jerman bertentangan dengan ajaran Islam adalah hal yang sia-sia. Disamping yang sudah saya katakan juga masih begitu banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang senantiasa mengajak kita untuk tetap menjaga keamanan dunia.

Saya akan paparkan beberapa contoh dari Al-Qur’an sehingga kita akan lebih memahami lagi ajaran Islam yang tetap bersinar sehingga warga yang cinta damai akan berdiri melawan kebencian bersama-sama orang Muslim yang cinta damai. Dari awal hingga akhir, Al-Qur’an penuh dengan pesan-pesan cinta damai. Dikarenakan waktu yang terbatas, saya akan bacakan beberapa prihal yang tertera pada surah ke 17 dalam Al-Qur’an.

Perintah Al-Qur’an untuk menghormati orangtua

Al-Qur’an mengajarkan kita keutamaan menunjukkan rasa sayang dan hormat pada orangtua. Hubungan yang pertama sekali ada ketika seorang bayi lahir adalah dengan ayah dan ibunya. Bahkan hubungan ini sudah ada sejak bayi dalam kandungan ibunya selama 9 bulan. Selama itu pula seorang ibu senantiasa dalam rasa sakit ditambah lagi rasa sakit ketika melahirkan dan akhirnya merasa bahagia ketika sudah lahir.

Sebenarnya sejak sebelum lahirpun seorang ibu sudah mencurahkan pada anaknya cinta yang tulus dari hatinya. Maka hubungan dengan orangtua itu benar-benar Cinta sejati yang begitu tulus dan selamanya. Makanya Allah sang maha pencipta memerintahkan kita untuk mengabdi kepada orangtua sesudah Allah Ta’ala. Dalam hal apapun kita harus memperlakukan orangtua dengan Cinta dan Kasih-sayang. Seperti yang tertera dalam Al-Qur’an Karim: وَ قَضٰی رَبُّکَ اَلَّا تَعۡبُدُوۡۤا اِلَّاۤ اِیَّاہُ وَ بِالۡوَالِدَیۡنِ اِحۡسَانًا ؕ اِمَّا یَبۡلُغَنَّ عِنۡدَکَ الۡکِبَرَ اَحَدُہُمَاۤ اَوۡ کِلٰہُمَا فَلَا تَقُلۡ لَّہُمَاۤ اُفٍّ وَّ لَا تَنۡہَرۡہُمَا وَ قُلۡ لَّہُمَا قَوۡلًا کَرِیۡمًا “Dan hendaknya engkau tunjukan kasih-sayang terhadap ibu-bapak. Jika salah seorang dari mereka atau kedua-duanya mencapai Usia Lanjut dalam kehidupan engkau hendaknya jangan engkau mengatakan Uh (Cih) terhadap orangtuamu dan janganlah engkau hardik (kata-kata keras/kasar/membentak) terhadap orangtuamu. Dan berkatalah selalu dengan tutur kata yang sopan dan mulia. “ ( Bani Israil [17] : 24 ).

Lebih jauh Al-Qur’an juga mengatakan: “Berlaku rendah hatilah kepada mereka berdua dengan kasih sayang dan katakanlah; وَ اخۡفِضۡ لَہُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحۡمَۃِ وَ قُلۡ رَّبِّ ارۡحَمۡہُمَا کَمَا رَبَّیٰنِیۡ صَغِیۡرًا “Ya Tuhan kasihanilah mereka berdua sebagaimana mereka berdua telah memelihara aku semasa aku masih kecil.” (Bani Israil [17] : 25 ).

Apakah masih ada juga hukum atau tata-cara yang menyatakan seorang anak tidak perlu berprilaku baik pada orangtuanya? Tentu ada tidak. Apapun investigasi yang anda lakukan tentunya tidak akan ada hukum atau prinsip yang menghormati orang tua sedemikian rupa, seperti yang diajarkan Allah dalam Al-Qur’an. Allah lah yang mengajarkan kita kenyataan bahwa pelajaran cinta dan kasih sayang dan Damai sudah ada sejak dalam gendongan (buaian seorang ibu). Andaikan masyarakat dari negara-negara berkembang mampu memahami kebenaran ini, kekhawatiran tentang kehidupan masa tua pasti tidak akan pernah ada. Allah mengatakannya dalam Al-Qur’an: وَ اٰتِ ذَاالۡقُرۡبٰی حَقَّہٗ وَ الۡمِسۡکِیۡنَ وَ ابۡنَ السَّبِیۡلِ وَ لَا تُبَذِّرۡ تَبۡذِیۡرًا ”Dan berikanlah kepada kaum kerabat haknya dan kepada fakir miskin dan orang musafir dan janganlah engkau menghambur hamburkan secara boros “. (Bani Israil [17] : 27 ).

Hak-hak anak perlu diperhatikan dan melakukan hal-hal yang baik untuk mereka

Hal ini adalah prinsip kedua dalam penerapan cinta damai di masyarakat. Ketika anak sudah mandiri dan tidak lagi tinggal dengan orangtua maka dia akan mulai berhubungan dengan teman-temannya. Maka kita juga harus memberikan hak-haknya. Satu hal yang harus diperjelas disini adalah ketika anak-anak hanya memikirkan haknya secara pribadi maka mereka akan cenderung jauh dari keadilan, sebaliknya kalau mereka senantiasa diingatkan untuk memperhatikan hak-hak orang lain maka jiwa berkorban mereka akan tumbuh dengan baik.

Semangat berkorban yang tinggi adalah jaminan untuk senantiasa menyebarkan cinta dan kedamaian. Kesimpulannya bahwa ayat-ayat Al-Qur’an mengajarkan kita untuk berbuat baik pada teman dan senantiasa menghargai hak-haknya.

Saya juga paparkan ajaran-ajaran seperti yang saya jelaskan supaya masyarakat tahu hak-hak yang harus mereka penuhi terhadap orang-orang miskin yang membutuhkan seperti di Kibera, suatu perkampungan kumuh di kota Nairobi. Negara Kenya yang merupakan perkampungan kumuh ke 2 di Benua Afrika.

Paparan ini berhubungan dengan orang-orang lemah, tidak berdaya yang tidak bisa memperjuangkan hak-hak mereka, namun hak-hak itu harus tetap diberikan. Ketika kita bisa memenuhi hak-hak orang seperti ini, maka spirit dari cinta itu akan bersemi dimana-mana, dan masyarakat seperti itulah yang akan tetap dalam cinta dan kedamaian.

Cara lain adalah pada situasi dimana orang-orang yang tidak berdosa dirampas hak-haknya dan menderita pada situasi yang memilukan bahkan sampai-sampai mereka tidak mampu membiayai kebutuhan pokok mereka sehingga mereka seakan-akan sudah diambang kematian. Dampak bagi anak-anak mereka yang menyaksikan kekerasan hidup dan dirampasnya hak-hak mereka, kelak ketika mereka sudah dewasa mereka akan menjadi kasar dan kriminalis. Jadilah nantinya mereka yang akan menghancurkan kedamaian di masyarakat.

Itulah sebabnya, dengan bersimpati pada orang-orang susah dan tidak punya hak seperti ini, Islam menganjurkan kita untuk memperhatikan mereka tanpa melihat perbedaan agama dan kebangsaan. Memberikan bantuan dan melakukan hal-hal yang baik buat mereka merupakan hal yang sangat penting. Yang ditekankan ketika kita menolong orang-orang lemah disekitar kita, jangan harap balasannya atau jangan tunjukkan bahwa kita telah membantu mereka.

Ketika kita berkorban uang kita harus berfikir tangan kanan memberi sedapatnya tangan kiri jangan tahu. Ayat yang saya paparkan itu mencakup perintah terhadap orang-orang yang dalam perjalanan juga. Disini juga menunjukkan kwalitas moral yang tinggi dan pelayanan yang baik terhadap manusia, karena keramahan seperti ini butuh pengorbanan.

Contohnya, kita bisa menolong orang lain kalau kita mau mengorbankan harta dan waktu. Maka dikatakan bahwa kita jangan berfoya-foya atau menghabiskan terlalu berlebihan buat kesenangan pribadi, karena kalau itu dilakukan maka kita akan lupa kenyamanan buat orang lain. Kalau kita berhura-hura maka kita akan menghancurkan kedamaian dimasyarakat dan di mata Allah Ta’ala, itulah pembuat dosa yang sebenarnya.

Kekacauan pada dunia Muslim sekarang dikarenakan sebagian besar orang-orang Muslim gagal menerapkan perintah ini. Perbedaan antara miskin dan kaya semakin lebar. Jika ajaran Islam yang begitu indah diperhatikan maka kekacauan seperti ini dengan mudah bisa dicegah.

Kemudian saya juga ingin sampaikan tentang hak anak-anak. Hak mereka ini juga tertera dengan indah dalam Al-Qur’an. Tanggung jawab akan pendidikan dan perkembangan moral anak terpampang dimasyarakat luas dan juga secara individu. Al-Qur’an menjelaskan: وَ لَا تَقۡتُلُوۡۤا اَوۡلَادَکُمۡ خَشۡیَۃَ اِمۡلَاقٍ ؕ نَحۡنُ نَرۡزُقُہُمۡ وَ اِیَّاکُمۡ ؕ اِنَّ قَتۡلَہُمۡ کَانَ خِطۡاً کَبِیۡرًا ”Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepada kamu. Sesungguhnya membunuh mereka itu adalah Dosa Besar.” (Bani Israil [17] :32).

Pertama sekali tentunya orangtua yang bertanggung jawab mempersiapkan pendidikan dan moral bagi anak-anaknya. Ini adalah tanggung jawab yang utama. Kalau mereka gagal mendidik mereka (memberikan pendidikan) berarti sama artinya mereka membunuh anak-anak mereka sendiri. Anak-anak bukan hanya kebahagian orang tua tapi mereka juga merupakan asset negara. Pendidikan yang baik buat anak-anak merupakan jaminan kesejahteraan dari suatu negara di masa depan.

Al-Qur’an menjelaskan begitu gamblang, bahwa kegagalan orangtua mendidik anak sama halnya dengan “Membunuh” mereka. Sebenarnya, bukan hanya tanggung jawab orang tua semata, namun masyarakat juga harus andil dalam perkara ini. Jadi masyarakat tidak memenuhi hak-hak anak berarti masyrakat juga “Membunuh” anak. Makanya orangtua yang merupakan penanggung-jawab utama bersama-sama masyarakat bahu-membahu memikul beban ini.

Aset utama dari kemajuan suatu negara adalah anak-anak, sehingga mereka harus diperhatikan sekali. Kalau gagal, jangankan mereka akan menyukseskan negara tetapi justru mereka akan berperan dalam kehancuran negara. Kehidupan mereka akan hancur dan inilah yang dimaksud dengan”Membunuh”.

Tanggung jawab atas “Kematian” mereka bukan hanya terletak pada orang tua, tapi juga pemerintah dan masyarakat luas. Mereka semua akan menanggung dosanya dimata Allah. Disini kita bisa lihat bahwa Islam bukan hanya memperhatikan kehidupan mereka sekarang tetapi juga memperhatikan penuh terhadap masa depan mereka nantinya. Dunia sekarang yang dikatakan maju dan berkembang, semoga memahami hal ini. Tetapi 1400 thn yang lalu Islam sudah mengajarkan prinsip seperti ini dengan cara yang baik.

Sekarang saya ingin katakan dengan cahaya ajaran Islam Jemaat Muslim Ahmadiyah ini mencoba menyediakan atau memfasilitasi pendidikan baik bagi anak-anak Muslim Ahmadi maupun non Muslim Ahmadi, yang berpotensi sukses dalam pendidikan. Anak-anak yang berpendidikan seperti ini akan mendatangkan keuntungan besar bagi negara-negara mereka. Secara umum anak-anak Muslim Ahmadi yang di Jerman maju dalam pendidikan mereka. Kami juga membekali mereka dengan pendidikan moral yang baik sehingga nantinya mereka akan berperan penting bagi kesuksesan Jerman di masa mendatang. Di setiap negara orang-orang Muslim Ahmadi senantiasa berpartisipasi buat kesuksesan negaranya.

Perintah menjaga harta benda anak Yatim

Al-Qur’an karim memerintahkan:وَ لَا تَقۡرَبُوۡا مَالَ الۡیَتِیۡمِ اِلَّا بِالَّتِیۡ ہِیَ اَحۡسَنُ حَتّٰی یَبۡلُغَ اَشُدَّہٗ ۪ وَ اَوۡفُوۡا بِالۡعَہۡدِ ۚ اِنَّ الۡعَہۡدَ کَانَ مَسۡـُٔوۡلًا ﴿﴾ ”Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang terbaik hingga dia mencapai kedewasaannya dan tepatilah janji, sesungguhnya janji itu akan ditanyakan.” (Bani Israil [17] :35).

Ayat ini mengacu pada anak-anak yatim. Mereka juga bahagian dari masyarakat sehingga tanggung jawab perlindungan terhadap mereka ada di masyarakat luas.

Kalau orang tua mereka meninggalkan harta bagi mereka maka masyarakat bertanggung jawab mengelolanya sampai anak-anak tersebut tumbuh dewasa. Kalau orangtua mereka tidak meninggalkan apapun, mereka sendiri harus berusaha mencari atau kalau tidak tentunya tanggung- jawab pemerintah atau masyarakat untuk mengatasinya. Namun kalau tidak ada juga alternatif lain dan anak yatim itu berharta dan sejahtera maka bisa juga dibiayai dari warisan mereka tersebut. Walau terkadang warisan mereka itu bisa habis untuk membiayai kehidupan mereka hingga dewasa.

Mengenai harta warisan ini Al-Qur’an sudah mengajarkan. Ketika anak yatim itu sudah mengerti atau dewasa maka semua harta mereka itu harus dikembalikan kepada mereka. Inilah indahnya Islam sampai hak-hak anak yatim pun diperhatikan. Allah memerintahkan hak-hak seperti ini harus dilindungi kalau tidak ada hitungan khusus dari Allah berupa hukuman. Lebih jauh ajaran juga mengatur dunia perdagangan dimana kita harus benar-benar jujur dan tidak nyeleweng. Kalau kita mendapat uang dengan cara tidak halal maka tidak akan beberkat dan akan jadi bencana bagi masyarakat.

Tidak berperilaku yang sombong

Al-Qur’an juga mengajarkan:وَ لَا تَمۡشِ فِی الۡاَرۡضِ مَرَحًا ۚ اِنَّکَ لَنۡ تَخۡرِقَ الۡاَرۡضَ وَ لَنۡ تَبۡلُغَ الۡجِبَالَ طُوۡلًا ﴿۳۷”Dan janganlah engkau berjalan dimuka bumi dengan sombong karena sesungguhnya dengan demikian engkau sekali-kali tidak dapat membelah bumi dan tidak pula engkau mencapai ketinggian gunung-gunung.” (Bani Israil; 17 : 38 ).

Ayat ini mengajarkan kita bahwa kualitas moral yang sempurna adalah sederhana dan rendah hati. Kita harus menjauhi kesombongan baik itu kesombongan ilmu, kesombongan harta atau kesombongan selaku warga negara yang berkuasa. Apapun bentuk kesombongan itu maka ia akan menghambat kemajuan keimanan seseorang. Pasti akan pernah datang dimana seseorang akan menghadapi kekerasan dan kesulitan.

Pada tingkat individu kita bisa melihat kehidupan seseorang itu akan naik dan turun. Dalam hal kekayaan juga kita lihat kadang beruntung kadang menyedihkan dan begitu juga di pemerintahan. Kita ambil contoh situasi ekonomi dunia baru-baru ini. Dulu beberapa pemerintahan mengatakan tidak kan ada yang bisa menandingi ekonomi mereka, seakan-akan yang mereka capai itu sudah untuk selamanya. Tetapi ketika krisis ekonomi melanda yang hanya beberapa tahun sesudahnya dunia seakan-akan terkubur bersama terpuruknya ekonomi mereka.

Kita juga menyaksikan banyak bencana-bencana alam yang terjadi hampir setiap hari yang menghancurkan negara. Segala infrastruktur hancur. Orang-orang mengatakan bencana alam ini diakibatkan oleh perubahan cuaca, atau disebabkan gejala alam, tetapi kita yakin ini semua atas kekuatan Allah Ta’ala. Kalau Allah mau menghancurkan kesombongan orang-orang yang mengatakan diri mereka super, maka Allah bisa menunjukkan kekuasaan-Nya.

Diperjelas lagi, bagi negara-negara yang percaya keselamatan mereka karena hebatnya diri mereka, maka mereka tidak akan selamat. Jangankan untuk menentukan siapa yang salah dan benar, malah dunia harus menyaksikan Pertolongan, Ajaran dan Perlindungan Allah Ta’ala, dan hanya perlindungan seperti ini yang membawa manusia ke jalan manusia yang sempurna.

Dalam waktu yang singkat ini, saya sudah jelaskan beberapa point dan malah sudah terlalu panjang, Jadi mohon maaf. Sekali lagi saya katakan Al-Qur’an suci ini penuh ajaran dan kebijaksanaan.

Kesimpulannya, dunia ini merupakan perkampungan secara global. Negara-negara terus berintegrasi satu sama lain. Maka kita harus senantiasa meningkatkan perhatian pada nilai-nilai kemanusiaan dan kita harus senantiasa mengingat sang Pencipta.

Saya berdoa semoga kita senantiasa berada diantara orang-orang yang berfikir demikian. Akhirnya sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas kedatangan dan partisipasi bapak-bapak dan ibu-ibu dalam menyemarakkan acara ini. Jazakumullah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun