Mohon tunggu...
Diki Candra
Diki Candra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Berjamaah (Sinergi) dalam Perspektif Ekonomi Islam

27 Februari 2017   22:35 Diperbarui: 27 Februari 2017   22:47 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pendahuluan

Bekerja merupakan salah satu pilar utama dalam memenuhi kebutuhan, karena dengan bekerja orang akan mendapatkan rizki. Setiap muslim wajib berusaha untuk bekerja apapun jenis pekerjaannya itu, yang penting pekerjaan tersebut dapat memberi manfaat bagi dirinya maupun orang lain. Dalam ajaran agama islam yang tertulis di dalam al-qur’an maupun hadits dikenal makna bekerja yang menurut kepercayaan pemeluknya memperoleh nilai kedudukan yang tinggi di sisi allah, bahkan bekerja dipercaya sebagai bagian dari ibadah.

Dalam al-qur’an di sebutkan yang artinya.

“katakanlah: "hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahuinya.” Ayat di atas merupakan perintah (amar), oleh karena itu nilai hukumnya adalah wajib untuk dilaksanakan. Dengan demikian, bekerja merupakan perintah allah yang ditempatkannya sebagai bentuk dari ibadah. Bahkan nabi yang merupakan utusan allah dan sebagai manusia yang mulia juga diwajibkan menafkahi keluarganya dengan cara bekerja. Selain itu nabi juga amat senang kepada orang yang selalu giat bekerja serta tidak bermalas-malasan, karena bekerja dengan mencari rizki diajarkan sebagai perintah allah kepada umat manusia dalam rangka memakmurkan bumi dan membawanya ke arah yang lebih baik. 

Orang yang bekerja, meskipun dengan usaha yang sederhana dan cenderung hasilnya sedikit di mata islam jauh lebih mulia daripada peminta-minta (pengemis). Nabi juga sering memotivasi sahabatnya untuk bekerja keras, karena menurut rasulullah saw bekerja merupakan bagian tindakan yang dicintai oleh allah. Bahkan khalifah umar ibn khattab pernah mengusir orang yang beribadah di dalam masjid yang membebankan nafkah untuk diri dan keluarganya kepada adiknya. Kata sayyidina umar r.a., adik orang itu adalah lebih baik dari orang itu yang tidak bekerja. 

Orang itu diusir dari masjid agar bekerja dan menanggung nafkahnya dan keluarganya sendiri. Namun, realitas yang mencuat dipermukaan malah nampak sebaliknya. Agama islam dicap sebagai agama yang menjadikan masyarakat pemeluknya memiliki etos kerja dan spirit persaingan yang lemah. Diskredit atas agama ini semakin hari bukan semakin berkurang, bahkan bertambah dengan istilah-istilah yang baru, seperti agama primitif, teroris dan lain sebagainya. Menurut louis umat islam mempunyai etika kerja yang cacat, sehingga membuat mereka ketinggalan dari penganut agama besar lainnya.

1. ekonomi sebagai bagian integral dari agama

untuk memahami hubungan antar agama dan perilaku ekonomi maka harus di pelajari bidang dan lingkip masing-masing. Secara umum agama (religion) di artikan sebagai persepsi dan keyakinan manusia terkait dengan eksistensinya,alam semesta, dan peran tuhan terhadap alam semesta dan kehidupan manusia sehingga membawa kepada pola hubunngan dan perilku manusia dengan Tuhan, sesama manusia dan alam semesta.agama merupakan serangkaian “rencana atas perilaku yang di dasasrkan atas nilai atau norma.” Kesemua definisi tersebut berimplikasi bahwa agama meliputi perilaku manusia, termasuk semua tahap dan aspeknnya. Ter masuk dalam hal ini adalah keyakinan, sebagai tahap pertama dari agama yang menentukan tujuan hidup manusia

ekonomi, secara umum, umum didefinisikan sebagai hal yang mempelajari perilaku manusia dalm menggunakan sumber daya yang langka untuk memproduksi barang dan jasa yang di butuhkan manusia. Dengan demikian ekonomi merupakan suat bagian dari agama, islm memandang aktivitas ekonomi secara posotif. Semakin banyak manusia terlibat dalam aktivitas ekonomi maka semakin baik, sepanjang tujuan dari prosesnya sesuai dengan ajaran islam, islam sebagai suatu gama yang di dasarkan pada ajaran kitab al quran dan sunnah, memberikan banyak contoh ajaran ekonomi, baik pada masa-masa awal islam di turunkan masa ibrahim a.s dan shu’aib a.s hingga menjelang wafatnya nabi terahir, muhammad saw.

Dalam kitabfadlah al-tijarah

abstrak:jamaah tabligh merupakan aliran yang memfokuskan diri dalam masalah peningkatan iman dan amal shalih, dengan cara bergerak mengajak dan berdakwah melalui khuruj fisabilillah, yakni keluar selama 3 hari, 40 hari atau 4 bulan. Karena adanya kewajiban meninggalkan keluarga dalam waktu tertentu itulah, maka ada anggapan yang berkembang di masyarakat bahwa mereka selama khuruj sering menelantarkan keluarga, tidak memberi nafkah dan tidak bekerja. Namun mereka juga memiliki pedoman tentang kegiatan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari, yang tertuang dalam kitab fadilah tijarah karya maulana zakariyya al kandahlawi. Kitab ini tidak hanya membahas tentang keutamaan perdagangan, tetapi lebih luas membahas tentang bagaimana seharusnya seorang muslim mencari keperluan hidupnya dengan memperhatikan rambu-rambu syariat islam. Dengan adanya kitab ini membuktikan bahwa jamaah tabligh sebenarnya juga memiliki perhatian terhadap kegiatan ekonomi dan urusan dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun