Mohon tunggu...
diyah
diyah Mohon Tunggu... Freelancer - Dee

lulusan antropologi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jalan-jalan Seru ke Jambi

30 Juli 2017   22:05 Diperbarui: 30 Juli 2017   22:27 1504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya suka sekali melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang tidak banyak dikunjungi oleh para wisatawan dalam negeri. Kali ini saya memilih untuk berliburan ke pulau Sumatera, tepatnya ke propinsi Jambi. Di sana saya sengaja mengunjungi tempat-tempat yang tidak biasa dan terjangkau sekaligus asyik untuk dikunjungi. Ini dia tempat-tempatnya.

  • Museum Siginjei

Museum Siginjei ini berlokasi di Jalan Urip Sumoharjo, kota Jambi. Bangunan museum yang mengadaptasi dari arsitektur lokal rumah adat Jambi yaitu rumah Kajang Lako dan Larik. Didalam museum ini kita dapat menemukan benda-benda peninggalan masyarakat Jambi, seni dan budaya Jambi. Museum buka setiap hari kecuali libur hari besar, pada pukul 08.00 -- 15.30 WIB sedangkan pada sabtu dan minggu buka pada pukul 08.00 -- 13.00 WIB saja. Untuk masuk ke museum kita hanya dikenakan biaya sebesar 2000 rupiah saja.

  • Pasar Keramik

Di Jambi kita bisa menemukan pasar yang menjual keramik-keramik asli dari Cina. Berbagai macam barang keramik seperti mangkok, teko, piring dll dijual dengan harga yang tidak mahal. Apabila kita berminat untuk memborong banyak keramik, mereka juga menyediakan membungkus dengan rapi dan aman atau dikirimkan. Para penjual juga sering memberikan diskon harga atau tambahan barang keramik apabila kita membeli dalam jumlah yang banyak. Disini tawar menawar harga merupakan hal yang harus dilakukan. Pasar Keramik berlokasi di sekitar Pasar Besar.

  • Pasar Besar

Pasar Besar, sesuai namanya merupakan pasar terbesar di kota Jambi. Di pasar ini kita bisa membeli berbagai macam jajanan pasar khas Jambi atau sarapan di kedai-kedai makan yang ada di pasar ini. Selain itu, di pasar ini kita juga bisa menjumpai tempat pangkas rambut yang masih bergaya lama, kedai kopi yang sudah puluhan tahun beroperasi lengkap dengan cangkir kopi dalam keramik lama dan pelukis kaligrafi Cina. 

  • Tempat Makan Mpek Mpek

Selain Palembang, Jambi juga terkenal dengan mpek-mpeknya. Bahkan bagi sebagian orang, mpek-mpek Jambi lebih enak daripada mpek-mpek Palembang. Di sini, ada banyak warung makan menjual mpek-mpek dan berdasarkan rekomendasi teman saya dari Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia (IPTI), mpek-mpek Mega termasuk yang direkomendasikan. Mpek-mpek disini harganya bervariasi sesuai dengan ukuran dan jenisnya seperti lenjer, kapal selam dll. Mpek-mpek di kedua tempat ini bisa di bungkus untuk dibawa perjalanan jauh. 

  • Batik Jambi

Batik jambi memiliki motif khas yang berbeda dengan motif batik Jawa, dengan warna yang dominan merah dan hitam. Untuk menemukan batik Jambi, kita bisa mengunjungi Rumah Batik Azmiah yang letaknya berada di perkampungan lama Jambi, tepatnya di Ola Kemang. Di rumah batik ini kita tidak hanya bisa membeli kain-kain batik dengan pewarna alami dan non alami tapi juga bisa melihat pembuatan batik nya serta mengobrol-ngobrol dengan pemiliknya mengenai batik Jambi. Harga batik disini mulai dari harga 150 ribu-an sampai jutaan.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
  • Klenteng Hok Tek

Klenteng (bangunan rumah ibadat Tionghoa) Hok Tek yang berlokasi di kota Jambi ini menurut informasi didirikan pada tahun 1800. Berlokasi di Jembatan Maram, saat ini, klenteng sudah tidak dipakai dan dijadikan bangunan cagar budaya dan tertutup untuk umum, hanya bisa dibuka dengan ijin dari balai cagar budaya Jambi. Saya pun berhasil memasuki bangunan tua dan bersejarah bagi masyarakat Tionghoa di Jambi ini. Menurut informasi Balai Pelestarian Cagar Budaya, klenteng ini pernah menjadi tempat mengungsi untuk masyarakat Jambi pada saat masa perang. Saya pun mengunjungi tempat ini bersama teman-teman dari Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia (IPTI) Wilayah Jambi, yang belum lama terbentuk.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
  • Rumah Batu

Tempat ini dikenal dengan rumah batu karena rumah pertama yang dibangun dengan batu di daerah ini. Rumah lama bergaya kolonial, Tionghoa dan Melayu ini merupakan peninggalan seorang penyebar agama Islam di Kota Seberang pada abad ke-18 bernama Sayyid Idrus Hasan Al-Jufri yang dijuluki Pangeran Wiro Kusumo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun