Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Guguran Bunga Tabebuya

21 Juli 2019   15:59 Diperbarui: 23 Juli 2019   05:21 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: ayookekorea.wordpress.com

*Teriring doa untuk Paulus Arswendo Atmowiloto

Tanamkan saja sepohon tabebuya di atas kuburku nanti
Supaya ragaku dipeluk akar-akar tabebuya
Dan guguran bunga tabebuya menebar-sebar di atas pusara
Saat waktu semakin sendiri dan sepi

Bila musim tabebuya berbunga, pekarangan kuburan mungkin akan sedikit lebih semarak
Dengan guguran bunga di atas pusara-pusara
Dan matahari pagi yang menerobos celah pohon-pohon bambu di sisi timur

Oh, tanamkan saja yang berwarna bunga putih
Sepertinya warna putih dapat menanda banyak hal:
Harapan dan doa
Surga dan kerahiman
Keberdosaan dan pengampunan

Bukankah hanya sedikit hal itu yang terbawa mati?
Ah ya, juga penantian mungkin

Tabebuya akan terus tumbuh dan meninggi
Sesekali tanpa bunga dan daun
Lalu semarak warnanya akan membuat kuburan lebih meriah

Mungkin raga tuaku akan dapat sedikit turut merabuk batang tabebuya
Supaya ia terus tumbuh dan meninggi
Bertumbuh tunas dan bunga-bunga yang bergerombol
Saling berpegangan supaya tidak segera digugurkan angin

Malam adalah sepi di kuburan
Selain burung-burung hantu yang menyambangi
Bulan akan tidak pernah lelah menyapa dengan tatapannya yang redup
Sedikit menepikan gelap

Aku tidak tahu, apakah kerinduan boleh kubawa serta
Dan harapan boleh kupeluk bersamanya

Tentang negeri tanpa kebencian
Tentang rumah-rumah tanpa keserakahan
Diisi dengan hati yang seluas samudera
Dengan cinta yang tidak pernah habis dibagikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun