Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pagi akan Datang Lagi

24 Juni 2019   19:40 Diperbarui: 24 Juni 2019   20:09 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan masih belum akan lagi menggoyang daun-daun mangkokan

Juga menumbuhsuburkan pohon-pohon tebu di seberang jalan

Embun-embun upas masih menggigilkan helai-helai daun kubis

"Tidak perlu merisaukan harga, terpenting ada yang hendak dijual ke pasar," kata seorang penanam cabai di lereng huma

"Jangan biarkan waktu membawa dengan kejam ke senja hari," gelak pelukis yang mengagumi warna-warna

Aku menunggumu melintas dengan langkah-langkah jenjang

Mengabaikan sore yang segera berlalu sambil menyibakkan rambut yang menutupi dahi kecilmu

"Besok, pagi akan datang lagi," katamu dengan sorot mata yang cemerlang hari ini

Begitulah asa meringkukpenuhi kantong-kantong hati yang penuh syukur

Tak hendak meratapsesali aral

Tetapi menjemputhampiri kepingan-kepingan asa

| Saren | 24 Juni 2019 | 19.14 |

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun