Mohon tunggu...
Dian Kelana
Dian Kelana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana kehilangan arah

www.diankelana.web.id | www.diankelanaphotography.com | www.diankelana.id

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Menunggu Dapatnya Undangan Pemilu dengan Dada Berdebar

14 April 2019   16:24 Diperbarui: 15 April 2019   08:18 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua minggu lalu, saya mendatangi rumah RT tempat saya pernah tinggal di Tomang.  Tujuan saya yaitu untuk menanyakan apakah undangan untuk mengikuti pemilu sudah ada. Sebab seingat saya, waktu pilkada lalu, dua minggu sebelum mencoblos, saya sudah menerima Surat Pemberitahuan Pemungutan Suara Kepada Pemilih, model C6-KPU. 

Sementara saat ini, dimana hari pencoblosan sudah semakin dekat, surat yang harus dibawa dan diserahkan kepada Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara atau KPPS, sebagai tanda bahwa kita terdaftar sebagai pemilih di TPS yang tertera pada SPPSKP tersebut, belum saya terima.

Saat bertemu RT dan menanyakan hal tersebut, saya mendapat keterangan bahwa Surat Pemberitahuan tersebut belum ada, dan saya dijanjikan akan dihubungi kalau surat tersebut nanti sudah datang.

Kemarin sore saat bekerja di studio,  seorang pelanggan wanita datang untuk dibuatkan tulisan nomor TPS dan beberapa perlengkapan lainnya yang nantinya akan dipajang di meja KPPS. Rupanya si ibu adalah salah seorang anggota KPPS di Kota Bambu Utara, dimana studio tempat saya bekerja berada. Sambil menunggu teman membuatkan pesanan si ibu, saya lalu menanyakan tentang surat undangan untuk para pemilih.

"Surat undangan untuk pemilih, sudah dibagikan, bu?"

"Lagi jalan, pak... Mungkin nanti malam sudah terbagikan semua"

Mendapatkan jawaban dari si ibu, sayapun lalu merencanakan untuk pergi ke Tomang, untuk menanyakan hal yang sama kepada ketua RT tempat saya tinggal.

Pagi tadi sekitar pukul 9, dari tempat kost di Kota Bambu, dengan menumpang angkot JakLingko 07 saya pergi ke Tomang. Tanpa singgah ke Pasar Timbul Barat, saya langsung menuju rumah ketua RT. Benar saja, saat saya bertamu, ketua RT dibantu dua asisten sedang menyortir surat panggilan pencoblosan. 

Tak sampai 5 menit, surat panggilan buat saya dan istri ditemukan dan diserahkan kepada saya untuk ditanda tangani. Selesai ditanda tangani bagian bawah surat panggilan pemilu yang ada tanda tangan saya itu dipotong, sebagai bukti dan tanda terima bahwa surat panggilan tersebut sudah saya terima.

"Plong..!" Apa yang saya khawatirkan sebelumnya hilang sudah. Tinggal menunggu datangnya hari pencoblosan. Bagaimana dengan Anda? semoga semuanya juga sudah menerima surat panggilan tersebut, dan siap menunaikan hak Anda hari Rabu tanggal 17 April lusa...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun