Mohon tunggu...
Diana Lieur
Diana Lieur Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma orang biasa

No matter what we breed; "We still are made of greed"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Akun Media Sosial Diblokir oleh Ponakan Sendiri

14 Februari 2018   05:56 Diperbarui: 14 Februari 2018   11:40 1139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.teentor.com

Tak ada batasan usia untuk seseorang memiliki akun di media sosial, selama orang tersebut mampu memahami bagaimana bermedia sosial, setidaknya bisa berinteraksi melalui tulisan (bacaan) maka orang tersebut sudah dikatakan layak untuk memiliki akun di media sosial. 

Meski begitu, kadang masih banyak orang yang menganggap batas wajar seseorang dalam bermedia sosial hanya pada usia remaja dan dewasa saja. Jadi tak heran kalau seandainya ada orang tua memiliki akun media sosial, akan ada tanggapan yang luar biasa dari orang sekitar atau malah seolah-olah menyepelekan bahwa yang mampu bermedia sosial hanyalah anak muda saja.

Tanggapan seperti itu pun ternyata berlaku juga untuk anak bocah atau biasa disebut sebagai ABG nanggung. Mau dibilang anak remaja tapi masih sering ingusan, dibilang anak kecil juga tapi sudah mengerti yang gituan, hehee apa sih.

Terkadang Kita Perlu Mengawasi Ponakan Sendiri dalam Bermedia Sosial

Singkat cerita, saat itu saya sedang ada acara kumpul bersama keluarga besar di rumah saudara. Yang berkumpul pun usianya bervariasi, mulai dari anak-anak sampai engkong-engkong. Namanya bertemu ponakan yang usianya masih di bawah 17 tahun, saya seakan-akan menjadi pemimpin untuk bercanda-canda dengan mereka. 

Sampai pada saatnya saya menyinggung masalah pacaran kepada salah satu ponakan saya yang masih kelas 6 SD, tiba-tiba ponakan saya satu lagi nyeletuk bilang kalau akun Facebook saya telah diblokir oleh ponakan saya yang kelas 6 SD ini. 

Lantas saya merasa kebingungan karena saya juga tak tahu bahwa ponakan saya yang kelas 6 SD ini memiliki akun Facebook, lebih jelasnya lagi saya tak pernah mencoba untuk penasaran melirik akunnya sekalipun dia memiliki akun Facebook.

Berhubung sudah ketahuan kalau akun saya diblokir, maka saya penasaran menanyakan alasannya kenapa, tapi ponakan saya ini malah enggan menjawab dan pergi ke ruangan lain. 

Setelah saya penasaran memeriksanya melalui akun Facebook ponakan saya yang satu lagi, untung lah tak ditemukan konten-konten yang menyimpang di akun Facebook ponakan saya yang masih kelas 6 SD ini selain dia mencantumkan hubungan berpacaran dengan pacarnya. Sepertinya memang hanya status lebay dan hubungan berpacarannya saja yang tak ingin diketahui menjadi alasan dia memblokir akun saudara-saudaranya yang sudah dewasa.

****

Dari kejadian itu, saya akhirnya sadar bahwa yang anak-anak lakukan di media sosial memang perlu dipantau sekalipun mereka bukan lah adik atau anak sendiri. Dan ponakan saya lebih dulu menyadari hal itu, maka sebelum dipantau atau dikepoin akun Facebook miliknya oleh saudara-saudaranya yang telah dewasa, dia lebih dulu mencari aman untuk menghindar dengan cara memblokir. Lebih lucunya lagi, dia juga turut  memblokir akun milik orang tuanya di media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun