Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hikayat Blantik yang Menuntun Limousine

8 Januari 2015   15:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:33 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_389349" align="alignnone" width="640" caption="Pasar Hewan Ambarawa, salah satu pasar hewan terbesar di Kab. Semarang-Jateng (dok.pri)."][/caption]

Nampak seorang blantik sedang menarik limousinnya ke ruang penimbangan, setelah sebelumnya susah payah menurunkannya dari bak truk. "7,5 kuintal bobotnya" kata sang blantik sembari tersenyum lalu menarik sang limousin menuju ruang pamernya. Langkah kakinya yang pelan, namun mantap dan tubuh yang kekar harus berjalan mengikuti tali kekang yang mengikat leher dan menembus hidungnya. Harga pembuka sebesar 29,5 juta ditawarkan untuk menebus limousin dan berdatanganlah para blantik yang ingin mencari peruntungan pagi ini di Pasar Hewan Ambarawa menjelang pasaran pon pada penganggalan Jawa.

Pasar Pon begitu lebih familiar untuk menyebut nama pasar hewan terbesar di kabupaten Semarang ini yang terletak di kecamatan Ambarawa. Pasar ini memiliki puncak pada pasaran Pon menurut penanggalan jawa, atau setiap 5 hari sekali setelah wage, kliwon, legi, pahing. Pada hari-hari biasa pasar hewan ini tetap buka, namun hanya pedagang burung dan unggas saja yang berjualan, sedangkan sapi dan kambing hanya pada pasaran pon saja.

[caption id="attachment_389350" align="alignnone" width="640" caption="Dengan susah payah, pemilik sapi menggiring sapi-sapinya untuk masuk di pasar hewan Ambarawa (dok.pri)."]

14206810801155849023
14206810801155849023
[/caption]

Merdu suara beraneka jenis burung memenuhi sisi selatan pasar, bahkan jajaran terungku membludak hingga ke tepi jalan utama yang mengubungkan Bawen dengan Magelang. Burung-burung disini bebas diperjual belikan, tanpa harus melihat apakah kadang masuk daftar yang dilindungi, lanka atau hampir punah. Sebagian besar burung yang diperjual belikan adalah burung haris penangkaran, walau ada beberapa jenis burung hasil tangkapan dari alam liar.

Burung-burung hasil penangkaran seperti parkit, kenari, perkutut, merpati, love bird dapat mudah ditemukan karena jumlahnya yang cukup banyak. Berbeda dengan burung hasil dari tangkapan dari alam liar seperti, pentet, trocok, atau kutilang jumlanya tidak menentu karena tergantung dari hasil tangkapan pemburu dengan cara menjaring atau dengan lem.  Beraneka jenis kurungan juga diperjual belikan disini begitu juga dengan jenis makanan burung.

[caption id="attachment_389351" align="alignnone" width="640" caption="Limousin yang berjajar (kanan) nampak kontras dengan sapi lokal (kiri) jika dilihat dari bentuk tubuhnya. (dok.pri)."]

1420681143460569634
1420681143460569634
[/caption]

Suara lenguhan sapi bersahut-sahutan di sisi timur laut pasar pon. Ratusan sapi-sapi berbagai ukuran dan ras di jajakan di sana. Di area parkir nampak berjajar truk-truk bak terbuka nampak sibuk mengatur kendaraannya agar bisa menurunkan sapi-sapi yang dimuatnya. Nampak seekor sapi limousin yang bertubuh besar akan diturunkan. Dibutuhkan 3 orang untuk menurukan sapi berbobot ratusan kilo ini turun dari truk. Seorang bertugas menarik tali kekang, seorang lagi mengatur arah sapi dan seorang sisanya mendorong dari belakang dan bila perlu mencambuknya dengan cemeti.

[caption id="attachment_389352" align="alignnone" width="640" caption="Bakalan limousin yang sudah memiliki harga selangit walau masih kecil (dok.pri)."]

1420681206476094046
1420681206476094046
[/caption]

Setelah bersusah payah payah akhirnya bisa membawa sapi (Bos turus) ke penimbangan dan pagi ini rekor sapi terberat adalah 7,5 kuintal. Sapi pedaging dari perancis ini lantas dibanderl harga sebesar 29,5 juta. Tak berapa lama beberapa blantik atau pedagang sapi, kambing atau kerbau mengerumuni untuk menawar sekaligus memeriksa kondisi fisik sapi. Sepertinya para blantik sudah hafal betul dengan sapi-sapi berkualitas baik. Beberapa kali blantik mencubit-cubit kulit sapi, ingin memastikan seberapa tebal lapisan otot/daging.

Tak berselang lama puluhan limousin pun berdatangan di ruang pamer untuk dijual. Rata-rata berat diatas setengah ton dan dihargai diatas sepuluh juta rupiah. Di sisi barat nampak limousin-limousin yang masih kecil dan siap menjadi bibit sapi pedaging yang unggul dan tentu saja memiliki harga jual yang tinggi dibanding sapi ras lain. Di blok yang lain sapi pedaging bramhan, lokal/jawa, dan kebau  yang juga dijajakan. Ada pula sapi perah yang para pedagang menyebutknya dengan sapi setrolo, yang konon sapi jenis ini berasal dari Australia  (Australian Milking Zebu).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun