Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pelajaran di Balik Keragaman Potensi Diri Kita

24 Maret 2017   03:05 Diperbarui: 24 Maret 2017   18:00 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: www.eventbrite.com

Duuh, aku ingin kayak dia, teman sebangku, yang pintar MTK (baca: matematika) itu, tapi, walaupun sudah berusaha dengan latihan soal, tetap saja aku tidak bisa!

Ya, seperti itulah keluhanku dulu waktu saya duduk di bangku sekolah. Ingin pandai berhitung. Namun apa daya, saya selalu kesulitan untuk berhitung dengan baik. Tak heran, saat ulangan tiba, saya selalu dapat nilai jelek. Paling-paling sering dapat skor 40-an. Hehe :D

Berbeda dengan saya yang tidak betah kalau berurusan dengan kalkulasi, teman sebangku saya justru sangat nyaman dalam bermatematika. Lihat saja, nggak dikasih PR pun dia mandiri dalam memecahkan soal dari buku-buku cetak lain. Pantas, pas ada lomba, dia kepilih untuk mengikuti olimpiade Fisika. Kalau saya sendiri? Mungkin waktu itu tidak ada yang istimewa dariku.

Ya, mungkin itu dulu. Sewaktu saya berada di dalam kelas, teman sebangku saya pernah mengatakan padaku, bahwa aku memiliki sebuah kelebihan yang ternyata, tetap membekas di ingatan saya sampai hari ini: “Kayaknya, kamu pintar di bahasa, deh!”

Dan, setelah saya terjun di dunia blogging dua tahun terakhir, akhirnya saya menyadari, apa yang dikatakan teman saya itu benar. Bahkan, bahwa saya merasa telah jatuh cinta pada dunia menulis sejak lama, berawal dari coret-coretan puisi di buku tulis sewaktu SMP, lalu berlanjut di platform blog. Cieeeeh, hatiku berbunga-bunga loh, kalau soal cinta!

Kita itu Berbeda, Terlebih Lagi Soal Potensi Diri

Nah, apa yang dialami oleh saya dan teman sebangku, membuktikan bahwa kita, selaku manusia, memang diciptakan berbeda. Tidak hanya wajah, perilaku, postur tubuh juga nggak ada yang serupa. Apalagi kalau soal sidik jari, tak ada kopian sidik jari seseorang yang menempel pada orang lain, deh!

Intinya, kita adalah, ciptaan terunik dariNya yang paling agung. Keunikan pada diri kita, ditambah lagi dengan keadaan geografis yang tidak sama, akan memunculkan beragam bangsa, suku, hingga bahasa yang berbeda-beda. Keragaman yang terjadi di muka bumi, akan semakin berwarna dengan hadirnya hasil karya yang diciptakan oleh manusia. Bentuknya, macam-macam. Ada yang berupa novel yang bikin pembacanya baper alias bawa perasaan, kepiawaian melukis yang membuat penikmatnya terkagum-kagum, sampai smash pada bulutangkis yang membuat lawan tak berdaya!

Hmmm, apa ya, rahasia berkarya mereka, sehingga bisa menciptakan sesuatu yang hebat?

Di dalam diri kita, sesungguhnya telah tersemat potensi dirinya masing-masing. Teori yang termudah dan terpopuler, tentu saja teori tentang Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences), yang dikemukakan oleh Howard Gardner, profesor psikologi pendidikan dari Universitas Harvard. Menurut Gardner, kita sebenarnya punya 8 kecerdasan yang berbeda-beda, yaitu mengolah kata (linguistik), mengolah angka (logis-matematis), kecerdasan gambar dan ruang (visual-spasial), kecerdasan tubuh (kinestetik-jasmani), musikal, kecerdasan diri (intrapersonal), antar pribadi (interpersonal), dan tentu saja kecerdasan alam (naturalis)!

Hanya saja, di antara kedelapan kecerdasan tersebut, mana yang lebih dominan, sehingga kita bisa menguasai keahlian tertentu dengan lebih cepat. Ohh, pantas saja ya, saya dan teman sebangku punya kecerdasan tersendiri. Kalau kita mengerjakan sebuah karya mengikuti potensi dominannya, pasti lebih menyenangkan, dan hasilnya, bisa maksimal!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun