Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menghadapi Momen Silaturahmi, Si "Introvert" Sebaiknya Lakukan Hal Ini

25 Juni 2017   02:10 Diperbarui: 2 September 2017   04:59 2186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: thelearningvoyage.com

Yeay! Lebaran telah tiba! Pasti di rumahku akan kedatangan banyak tamu. Duuh, saya harus bersiap-siap diri deh....

Pada hari raya Idul Fitri seperti sekarang ini, maupun pada hari raya keagamaan lainnya, ada acara wajib yang dilakukan setiap orang, ya apalagi kalau bukan berkunjung ke rumah-rumah sanak saudara, teman, maupun ke rumah tetangga yang disebut juga dengan silaturahmi. Tentu saja dengan kunjungan ini, akan memperoleh banyak manfaat, misalnya bersua dengan sahabat yang tak berjumpa, mengakrabkan diri dengan para kerabat, dan masih banyak lagi!

Namun, tahukah kalian, di balik kebahagiaan sesama manusia ketika berhari raya, muncul hal-hal yang bisa “melemahkan” diri si introvert, dan menambah gairah bagi si ekstrovert?

Bagi kaum ekstrovert, momen silarurahmi yang mereka temui bagaikan “oase” yang hanya bisa dijumpai setahun sekali. Tiada hari tanpa kebersamaan dengan orang lain. Makanya, untuk mendapatkan tenaganya, tentunya harus keluar dari rumah demi bergaul dengan mereka.

Tapi, kalau si introvert bagaimana? “Melemahkan” diri sendiri bukan bermaksud melumpuhkan diri sendiri, bukan itu! Ketika orang-orang berkumpul di suatu tempat dalam jumlah banyak, tensi stimulus luar akan meningkat drastis. Akibatnya, sudah pasti tenaga si introvert akan terkuras habis. Ya, memang hal ini yang hanya berlaku pada diri kami, si innies.

Secara ilmiah, hal ini bisa dijelaskan bagaimana dua kepribadian manusia bisa merespons lingkungan menggunakan sistem sarafnya, merujuk pada buku The Introvert Advantage, inilah penjelasannya:

“Neurotransmiter utama kaum ekstrovert adalah dopamin dan sistem saraf yang digunakan adalah mode tancap gas yang membantunya untuk bergairah di dunia luar. Sedangkan, karena kaum introvert menggunakan asetilkolin sebagai neurotransmiter utama, tentu si innies sensitif terhadap dopamin, dan sistem saraf yang digunakan oleh mereka adalah mode sistem pengereman”

Pantas saja ya, siinniestak bisa terlalu lama menghabiskan waktu untuk silaturahmi, berkumpul dengan banyak orang...

***

Karena itulah pada lebaran tahun ini, saya tetap ingin bertemu dengan kerabat, teman, dan sahabat yang telah setia menemaniku selama ini. Tak sekadar ngobrol, namun saya ingin berbicara dan berbagi lebih dalam tetang topik yang saya sukai dan kuasai.

Akan tetapi, saya lebih mendambakan suasana yang lebih intim. Tak perlu butuh banyak-banyak orang; cukup 1-2 orang saja dengan saudara dekat maupun sahabat. Kalian tahu, mengapa saya ingin melakukan hal itu?

Ada sebuah fakta yang tentu tak diragukan lagi, bahwa dalam mengobrol kaum introvert biasanya mengobrol dengan orang lain yang dia anggap akrab dalam sebuah grup kecil dan tidak suka jika harus berkumpul dengan orang banyak –dalam suatu pertemuan besar.  Alasannya, masih saja sama: hal ini bisa menguras energi mentalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun