Mohon tunggu...
Dewi Septi
Dewi Septi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Masyarakat Apresiasi Gagasan Mularis Djahri tentang Kota Ramah Anak dan Difabel

10 Juni 2017   09:04 Diperbarui: 10 Juni 2017   10:23 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.mediaonline-news.com

Gagasan salah satu tokoh masyarakat Sumatera Selatan yang juga bakal peserta Pilkada Kota Palembang 2018,  H. Mulas Djahri, kembali mendapat sambutan hangat warga karena gagasannya untuk membuat Palembang sebagai kota ramah anak dan difabel.

Setelah gagasan yang diungkapkan Mularis pada 9 Juni kemarin, masyarakat seprti dibuka pandangannya tentang pentingnya mengingatkan Kota Ramah Anak (KRA). 

Mularis Djahri banyak melihat kondisi Palembang dari penelitian "Children's Perception of the Environment" oleh Kevin Lynch seorang arsitek dari Massachusetts Institute of Technology. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa lingkungan kota yang terbaik untuk anak adalah yang mempunyai komuniti yang kuat secara fisik dan sosial; komuniti yang mempunyai aturan yang jelas dan tegas; yang memberi kesempatan pada anak; dan fasilitas pendidikan yang memberi kesempatan anak untuk mempelajari dan menyelidiki lingkungan dan dunia mereka.

Dengan data di atas, Mularis mengajak masyarakat agar bisa membangun kota yg ideal, hal itu harus diawali dengan kemauan dan komitmen yang kuat, itu bisa dijalankan. Bahkan Mularis juga memberikan semangat ke masyrakat bahwa ada di setiap kelurahan dibangun sarana Ruang Publik Terbuka Ramah Anak  (RPTRA).

Tidak hanya anak anak, Mularis juga menegaskan komitmennya untuk menjalankan konsep Kota Ramah Difabel. Menurut Mularis Kota Palembang harus menjadi kota dimana masyarakat difabel hidupnya terjamin, hak-hak mereka terpenuhi, tidak merasa terdiskriminasi, sehingga mereka merasa sejajar dengan masyarakat pada umumnya.

Mularis melihat selama ini akses bagi para difabel masih dirasa kurang. Pelayanan fisik atau non fisik masih banyak yang belum belum memadai untuk mereka. Ke depan, seluruh proses pembangunan wajib memerhatikan persoalan ini. Sarana dan infrastruktur yang dibangun seperti sekolah, tempat ibadah, pusat belanja, gedung pemerintahan, trotoar dan taman harus dibangun dengan konsep ramah difabel, agar semuanya adil.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun