Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perempuan Pemimpin 'Mengapa Tidak?'

21 Desember 2011   06:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:57 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menjadi perempuan pemimpin tentu membutuhkan kualifikasi, syarat-syarat dan kewajiban yang diembannya. Memimpin berarti menentukan hal-hal yang tepat untuk dikerjakan, menciptakan dinamika organisasi yang dikehendaki agar semua memberikan komitmen, bekerja dengan semangat dan antusias untuk mewujudkan hal-hal yang telah ditetapkan bersama. Memimpin juga berarti mengkomunikasikan visi dan prinsip organisasi kepada seluruh anggota organisasi. Kegiatan memimpin termasuk menciptakan budaya kultur positif dan iklim yang harmonis dalam lingkungan organisasi serta menciptakan tanggung jawab dan pemberian wewenang dalam pencapaian tujuan bersama. Kepemimpinan menuntut kualifikasi keahlian, keterampilan, dan prestasi dari pemimpin.Sehingga kepemimpinan perempuan sama halnya dengan kepemimpinan laki-laki telah memiliki landasan teologis yang afirmatif dan jelas. Perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama untuk terlibat dalam urusan politik. Dalam Model Kepemimpinan Kualitas dikenal pendekatan kepemimpinan transformasional (transformational leadership) dimana pemimpinnya disebut pemimpin transformasional (transformational leaders) yang merupakan kombinasi yang unik dan efektif berupa keterampilan kepemimpinan dan manajemen secara bersama dalam organisasi. Perempuan maupun laki-laki bisa menjadi pemimpin transformasional. Jenis kelamin tidak menghalangi seseoranguntuk mencapai kualifikasi tersebut. Sebagaimana ciri-ciri dari seorang pemimpin transformasional adalah orang yang harus melaksanakan tugas pimpinan yaitu orang yang melakukan hal-hal yang benar (people who do the right think) dan tugas manajer yaitu orang yang melakukan sesuatu secara benar (people who thinks right). Perempuan pemimpin mulailah dan teruslah bersemangat untuk menjadi pemimpin transformasional yang harus mampu menetapkan arah dan tujuan perbaikan kualitas secara terus menerus serta membuat keputusan yang efektif tentang perbaikan kualitas organisasi agar meningkatkan kepuasan anggota organisasi. Beberapa karakteristik penting yaitu memiliki kepercayaan diri yang tinggi serta selalu bersikap optimis dan tidak kehilangan akal dalam menghadapi masalah; memiliki keberanian mengambil resiko dalam merealisasikan visi yang telah diransformasikan menjadi visi bersama organisasi dan menginginkan perubahan-perubahan pendekatan berupa ide-ide baru atau cara-cara baru dalam memecahkan masalah; memiliki gaya pribadi inspirasional atau daya magnetis pribadi yang kuat sehingga membuat anggota merasa dekat dan dapat memotivasi peningkatan performasi yang lebih baik dari anggota; memiliki kemampuan merangsang usaha-usaha individu dengan mengidentifikasikan potensi yang ada pada anggota dan membantu secara intelektual agar dapat berkembang.

Salah satu kata kunci yang ada dalam pemimpin transformasional adalah kualitas. Allah SWT berfirman : “Apabila engkau telah berazam, maka bertaqwalah kepada Allah.” (QS. 3 : 159). Bekerja keras dan berpikir cerdas dilakukan tidak hanya pada saat memulai sesuatu tetapi harus terus dilakukan walaupun keberhasilan telah dicapai. Sebagaimana Hadits Nabi Muhammad SAW : “Barangsiapa hari ini lebih baik dari hari kemarin maka dia beruntung. Jika sama dengan hari kemarin, maka dia rugi. Jika lebih buruk dari hari kemarin, maka dia celaka.” (Riwayat Dailami). Pemimpin perempuan sudah seharusnya dapat menjadi pemimpin pro-transformasi, pro-reformasi, dan pro-kualitas. Saatnya kini dan terus kita desakkan, perjuangkan, berbagai peluang kebijakan publik yang berpihak kepada perempuan.

Aku, Dewi Laily Purnamasari bercermin pada sejarah 83 tahun lalu. Kongres Perkoempoelan Perempoean Indonesia pada tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta yang diikuti oleh 30 organisasi perempuan dari seluruh Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun