Hatiku masih penasaran pada lukisan di dinding ruang tamu rumah kakek. Bukan karena  warnanya yang begitu indah. Bukan juga karena nuansa yang terlihat dalam lukisan itu terasa begitu damai. Namun karena lukisan itu selau menyulut  api pertengkaran di antara kakek, dan ayah.
"Sudah kubilang, seharusnya lukisan itu dibakar saja."  Sungut  ayah suatu hari
Seperti biasa, kakek hanya diam memandangi lukisan itu, tanpa menghiraukan protes ayah.
Sebenarnya, sudah berkali-kali kutanyakan tentang lukisan itu. Sebuah lukisan teduh tenang pedesaan, dengan seorang gembala kerbau terlihat di sana. Namun baik ayah maupun kakek, selalu bungkam tentangnya.
"Jangan pandang lama-lama lukisan itu," tegur ayah suatu hari.
Saat itu aku sedang hanyut mengamati  gubuk di pinggir danau dalam lukisan itu.
"Nanti kau sama gilanya dengan Kakekmu." Lanjut ayah.
"Ayah, apa sebenarnya yang selalu membuat Ayah dan Kakek bertegkar tentang lukisan ini?" Tanyaku lagi dan lagi
"Kau tanyalah pada Kakekmu." Ketus ayah
Namun, kakek pun bungkam
-------------------