Mohon tunggu...
Devi Meilana Trisnawati
Devi Meilana Trisnawati Mohon Tunggu... Pengajar - Seorang Ibu Rumah Tangga, Pengajar Paruh Waktu dan Blogger

Pengagum Berat Westlife. Menaruh cinta pada dunia Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dari JNE Kopiwriting Yogyakarta, Pelaku Industri Kreatif Kini Tak Perlu Resah

5 Oktober 2019   00:03 Diperbarui: 7 Oktober 2019   08:30 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bertepatan dengan hari Batik Nasional, Rabu 2 Oktober 2019, JNE Kopwriting kembali menyapa Kota Gudeg untuk berbagi cerita melalui diskusi berbobot sarat makna. Bertempat di Silol Kopi dan Eatery, JNE Kopiwriting yang merupakan diskusi kolaboratif dengan Kompasiana, mengundang para blogger dan media pers untuk berbincang bersama dengan topik "Menagkap Peluang Industri Kreatif di Era Digital". 

Diskusi ini menghadirkan 3 narasumber yang datang dari berbagai latar belakang. Pertama, Ibu Lucy Irawati, mewakili pemerintah yang menjabat sebagai Kepala Dinas Koperasi & UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Yogyakarta. Kedua, ada Bapak Adi Subagya, mewakili swasta yang merupakan Branch Manager JNE Area Yogyakarta. Dan Ketiga, Ibu Tunjung Pratiwi yang merupakan representasi dari pelaku industri kreatif di Yogyakarta, sekaligus pemilik dari Abekani, industri lokal asli daerah. 

Perkembangan Industri Kreatif, Pengusaha Mikro Dominasi Kota Yogyakarta

Ibu Lucy Irawati mengungkapkan bahwa setidaknya ada 23.000 UMKM tersebar di Yogyakarta pada tahun 2017. Jumlah tersebut masih akan terus menigkat seiring dengan pergerakan usaha lokal yang dinamis. Dari sekian banyak UMKM, pengusaha Mikro menjadi pengusaha yang mendominasi UMKM di Yogyakarta. Untuk sektor usaha sendiri Ibu Lucy mengaku,  sektor yang paling banyak digeluti dalam UMKM adalah sektor industri kuliner, fashion dan kriya. 

Kehadiran JNE Ditengah-Tengah Hiruk Pikuk Perkembangan Industri Kreatif

Mendengar nama JNE, sebagian masyarakat tampaknya mulai mengenal dalam hal urusan kirim-mengirim surat atau paket JNE adalah pakarnya. Kini, secara tidak sadar, JNE menjelma menjadi icon jasa logistik di Indonesia yang telah mendapat kepercayaan di mata masyarakat. In JNE, We Trust. Mungkin kurang lebih begitulah pandangan masyarakat. Kurang lebih telah 28 tahun JNE berkiprah untuk negeri, mengabdi melalui jasa pengiriman bagi masyarakat dengan jarak yang menghalangi, namun dapat menghubungkan melalui pelayanan yang tersinergi. 

Bapak Adi Subagya, yang pada perbincangan kali ini mewakili JNE mengungkapkan bahwa kini, JNE tidak hanya hadir dalam melayani pengiriman surat dan barang, JNE telah melakukan transformasi pelayanan tidak hanya sekedar persuratan dan pengiriman barang kepada kerabat. Melainkan juga telah memberikan akses kemudahan usaha melalui pengiriman barang dari penjual untuk konsumen dengan cara yang berbeda. 

Perbedaan sekaligus kemudahan usaha yang ditawarkan oleh JNE itu diwujudkan dengan konsep Friendly Logistic. Friendly Logistic dikelola secara profesional, terinegrasi dan up to date.

Pelaku Industri dapat memantau perkembangan barang yang dipercayakan kepada JNE, baik stok (jumlah) barang, frekuensi pengiriman hingga status pengiriman ke alamat tujuan pelanggan. 

Potret Pelaku Industri Kreatif di Yogyakarta, Tidak Hanya Profit Namun Mengangkat Kearifan Lokal 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun