Sedikit tulisan yang singkat tapi berharap berguna. Sebuah tulisan yang muncul dikarenakan perjumpaan dengan Ketua Umum DPR, Bapak Marzuki Alie sabtu (26/2/11) lalu di Lounge XXI Plaza Senayan. Sebuah tulisan yang sebenarnya ingin disampaikan kepada beliau tapi berhubung saya tidak ditunjuk oleh moderator untuk bertanya dan karena kakak saya sudah menunggu di Metro Dept Store, jadi ya…saya keluar dari diskusi itu.
Bapak Marzuki Alie sempat menjadi bulan-bulanan media beberapa bulan lalu yang disebabkan karena (mungkin) kesalahan media atau kesalahan teknik lainnya. Sehingga rasa simpatinya kepada para korban gempa Mentawai jadi terkesan tidak simpatik. Kemarin, Bapak Marzuki Alie mengatakan (kurang lebih) “Ya, wartawan gitu. Saya ngomong belum selesai, udah ditambah satu pertanyaan lagi.”
Ketika mendengar hal itu, saya hanya bisa tersenyum dalam hati. Langsung teringat tentang teori media training yang pernah saya dan tim kantor lakukan ke beberapa klien. Yaitu cara berhadapan dengan media.
Kalo ada yang bilang “wartawan itu gak sabar”, “wartawan itu sukanya nyerobot aja…” , “wartawan itu gak ngerti apa yang dikutipnya. Padahal kalo asal kutip bisa menimbulkan salah kaprah.”
Ya…namanya juga media. Mereka dibayar ya untuk mencari hal yang menarik dijadikan berita. Berhentilah menyalahkan media. Yuk, benahi agar kita tidak gagap berhadapan dengan media.
Bagaimana caranya? Wah, bisa lama dan mahal penjelasannya, hehehe *otak bisnis*
Hal sederhananya adalah bersikaplah yang sopan ke media. Jawab pertanyaan mereka dengan sopan dan ramah. Jika tidak tahu jawabannya ya bilang saja “Tidak tahu, tapi saya akan mencari tahu jawabannya. Dan jika sudah tahu saya akan kabari anda.” Takut terkesan bodoh? Tidak perlu. Media akan menghargai kok. Sekali lagi, asal anda sopan dan ramah :)
Sebenarnya masih banyak tips lainnya. Lain waktu dibahas. Kerjaan sudah menunggu. Mari bekerja :)
Deva
