Mohon tunggu...
Dessy Wardhani
Dessy Wardhani Mohon Tunggu... -

Happy mother of 4 wonderful kids\r\n - Life-learner\r\n- Dreaming to travel around the world

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mencintai Tuhan

1 Juni 2012   22:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:30 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perasaan marah, kecewa, terzalimi membebani perasaan saya. Ujian hidup ini terasa sangat berat. Pikiran dan perasaan saya terfokus padanya. Hampir setiap saat, perasaan ngilu karena kecewa berkepanjangan mengganggu sebagian besar aktivitas hidup saya. Rasanya hanya ingin diam, tenggelam dalam perasaan luka ini.

Bagaimana dia tega melakukan ini pada saya? Apakah dia tidak pernah berpikir tentang perasaan saya? Apa sesungguhnya kesalahan saya kepadanya? Semua pertanyaan dan pernyataan yang muncul, entah dengan kata tanya apa, mengapa, bagaimana:  selalu tentang 'saya' dan 'dia'.

Merasa sebagai mahlukNya yang beriman, saya 'pulang' pada Tuhan untuk memohonkan pertolongan.  Saya minta Tuhan sebagai 'penolong' saya dan dia. Menguntai doa dan dzikir panjang, saya selalu meminta Tuhan menyadarkan dia, mengembalikan hatinya ke tempat seharusnya, meminta Tuhan membuat dia seperti yang saya mau..Meminta Tuhan untuk menjadikan saya sebaik yang dia mau. Bahkan dalam doa-pun, intinya hanya tentang 'saya' dan 'dia'...

Sepanjang untaian doa saya...sepanjang itu pulalah kesedihan masih mendera. Setiap kata 'dia' disebut..terbayanglah untaian peristiwa panjang yang menyakitkan, mengecewakan, mengharu biru perasaan. Doa dan dzikir saya selalu diwarnai tetesan air mata kesedihan karena 'dia'...Berharap Tuhan menolong mengubah dia, atau membuat saya lebih menerima dia apa adanya..

Di tengah perjuangan panjang itu, suatu siang, seorang sahabat baik mengirimkan pesan dengan isi kurang lebih seperti ini:

Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun mungkin saja dihancurkan orang lain hanya dalam semalam; tapi bagaimanapun, bangkitlah.

Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin saja besok sudah dilupakan orang; tapi bagaimanapun, berbuat baiklah.

Bagaimanapun, berikan yang "TERBAIK" dari dirimu..

Pada akhirnya, engkau akan tahu bahwa ini adalah urusan antara engkau dan "Tuhanmu".
Ini bukan urusan antara engkau dan mereka."

Subhanallah...
Sepotong kecil untaian kalimat hikmah yang mungkin dikirim tanpa sengaja itu, seperti hentakan yang membangunkan saya dari tidur panjang saya yang dipenuhi amarah dan kesedihan atas ujianNya...

Sudahkah saya menempatkan Tuhan sebagaimana mestinya? Saya datang kepadaNya seperti anak kecil yang merajuk minta dibelikan mainan. Setelah mainan saya dapat, saya sibuk bermain. Saat saya bosan, atau mainan itu rusak, saya datang lagi pada Tuhan untuk minta dibelikan mainan baru, atau agar mainan yang lama tetap menarik.. Astaghfirullah...

Tiba-tiba, saya sadar bahwa tidak ada satu peristiwapun di dunia ini yang terjadi tanpa izinNya. Semua dirancang oleh Tuhan, atas perkenanNya sebagai peringatan untuk mahlukNya. Termasuk ujian hidup yang saya alami..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun