Mohon tunggu...
Octavitriadi
Octavitriadi Mohon Tunggu... Tukang Ketik -

Tetap tukang ketik surat di sebuah kantor, bergabung di Kompasiana untuk menunjukkan eksistensi "Aku ngomPasiana maka Aku masih ada."\r\nSuami yang hingga saat ini memiliki seorang istri dan dua orang putri yang sama-sama manis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ada Bom di Rumahku!

30 Juni 2010   07:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:11 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kejadian nyaris menggemparkan hampir saja terjadi di rumahku. Suara desis dan bau yang menyengat memenuhi udara di sekitar rumah, dan entah seakan ada bisikan gaib, istriku bergegas lari menuju dapur dan segera mematikan kompor gas, yang sedang digunakan memasak air. Dengan wajah pucat pasi dan tangan gemetar, istriku menatap tak percaya ke arah tabung gas 12 Kg di rumah kami. Saya yang datang karena mendengar suara keributan di belakang turut terdiam. Mata kami saling bertatapan, rasa syukur menghinggapi benak kami berdua. Pagi-pagi seperti biasa istri tersayang melakukan kegiatan penggebukan, dengan menyiapkan sabun colek di tangan kiri dan handuk di tangan kanan, mulailah ritual penggebukan di tempat cuci, dengan cara membanting handuk ke lantai cuci hingga kotoran luruh semua, setelah itu berganti dengan baju, celana, kaos, seprei bekas ompol dan sebagainya. Sebelumnya istri memasak air di dapur dengan api yang kecil sehingga diharap bila kegiatan penggebukan selesai maka air pun masak. Tapi Allah SWT memang Maha Besar, tiba-tiba istri mendengar suara orang mematikan kompor, padahal kompor belum lama dinyalakan. Pikir istri, sayalah yang mematikan kompor dan istri bergegas ke dapur untuk bilang bahwa kompor baru saja dinyalakan. Tetapi yang ditemui di dapur bukanlah saya. Suara desisan dan bau gas yang menyengatlah yang ditemuinya hingga terjadilah peristiwa seperti yang saya ceritakan di atas. Perasaan kami mungkin juga dirasakan korban-korban ledakan gas LPG. Bukan hanya tabung LPG 3 kg saja bahkan beberapa kejadian ternyata juga disebabkan tabung gas dengan volume yang lebih besar. Pemerintah beritikad baik dengan menarik ribuan selang dan seal yang tidak mencantumkan SNI, tetapi hendaknya bukan hanya pencantuman SNI saja yang diutamakan. Inspeksi dan pengujian rutin serta acak terhadap selang dan seal yang beredar di pasaran hendaknya dilakukan pula. Jangan sampai bila ada kejadian lagi, semua lebih sibuk mencari kambing hitam dan ujung-ujungnya pemakailah yang menjadi korban lagi. Jangan biarkan bom waktu berada di rumah kita. Illustrasi : kartun karya mas Didoth Purnomo yang dimuat di facebooknya (minta ijin ya Mas, kartunnya bagus dan lucu banget) situs mas Didoth ada di http://comicroom.multiply.com/ http://twitter.com/Didothcomics

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun