Mohon tunggu...
Denise Lui
Denise Lui Mohon Tunggu... -

Grow to enhance the insight

Selanjutnya

Tutup

Money

Melihat Potensi Industri Perunggasan di Indonesia

25 Mei 2017   08:37 Diperbarui: 25 Mei 2017   09:35 1966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia telah berkembang dari ekonomi kelas menengah dan berpenduduk usia muda dan produktif bertransformasi menjadi negara industri penyuplai protein hewani. Saat ini menggerakan sekitar 21 Juta dollar dalam penjualan tahunan. Sebagai negara yang konsumsi daging dan susu yang masih rendah diantara negara di Asia tenggara, Industri peternakan diharapkan terus tumbuh dengan cepat. Sebagai negara yang berkembang saat ini pendapatan juga telah berubah dan diharapkan pola konsumsi masyarakat juga berubah mengarah ke konsumsi daging.

Sebagai negara yang mayoritas muslim, daging ayam dan sapi merupakan pilihan utama dan yang memungkinkan untuk dikembangkan. Telur, Daging ayam dan ikan merupakan sumber protein hewani yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat indonesia karena harganya yang lebih terjangkau dibandingkan daging sapi. Sektor industri perunggasan di Indonesia saat ini di dominasi oleh pelaku indstri besar saja. Perusahaan besar memainkan usaha secara vertikal dan terintegrasi baik dari struktur usaha maupun jaringan distribusi yang lebih efisien mencakup jaringan usahanya yang telah mencapai seluruh pelosok negri. 

Industri penyedia produk pangan protein hewani di Indonesia secara keseluruhan menggerakan sekitar 21 juta dollar US pertahun. Industri perunggasan mengambil porsi sebesar 86% industri dibandingkan daging sapi 8%, babi 5% dan sumber pangan protein hewani lainya dengan porsi sebesar 1%. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa industri perunggasan memiliki porsi yang tertinggi dan masih dapat berkembang lagi karena daging ayam khususnya broiler memiliki harga yang lebih terjangkau dibandingkan daging sapi. Oleh karena itu sektor indsutri perunggasan ini memiliki peluang yang menjanjikan karena pola konsumsi masyarakat yang masih rendah sementara pelaku usaha di sektor ini juga masih terbatas pada perusahaan besar saja.

Dewasa ini pola konsumsi daging masyarakat di Indonesia masih lebh rendah dibandingkan dengan pola konsumsi negara-negara di Asia Tenggara. Bagaimanapun pola konsumsi daging masyarakat yang masih rendah dapat terus ditingkatkan lagi. Tumbuhnya ekonomi di Indonesia tentunya dapat meningkatkan daya beli konsumen terhadap daging khususnya ayam, serta dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi produk pangan yang bergizi seperti daging ayam.  Adapun beberapa produk olahan dari daging ayam yang sudah diolah ke dalam bentuk dan rasa yang bervariasi seperti misalnya sosis dan nugget produk-produk hasil olahan ini juga dapat memberikan peluang bagi industri prosesing daging ayam. Sementara itu untuk daging ayam beku saat ini telah banyak dijual di toko-toko ritel maupun supermarket di berbagai kota-kota besar. Hal ini diharapkan dapat berkembang dan memberikan peluang bagi industri untuk menyediakan daging ayam dalam bentuk beku sebagai alternatif disaat pasokan daging ayam segar di pasar sedang mengalami penurunan, khususnya di pasar becek.

Memahami bisnis ayam broiler

Industri ayam broiler menggerakan seluruh aspek indsutri yang terintegrasi dari hulu hingga hilir seperti produksi dan penjualan pakan ternak, pembibitan DOC, budidaya atau pemeliharaan ayam, penjualan ternak hingga prosesing daging ayam. Keseluruhan dari struktur industri tersebut mampu memberikan kontribusi dan nilai yang sangat besar terhadap perekonomian karena mampu menggerakan ekonomi secara luas baik dari sisi perusahaan hingga ke level masyarakat bawah. Penjualan pakan ternak pasti diikuti dengan usaha penjualan bibit DOC ketika menjual ke peternak baik dalam bentuk peternak mandiri ataupun pola kemitraan, hingga kemudian penjualan ayam ketika sudah siap panen dan masuk ke proses pemotongan.

Saat ini keseluruhan usaha integrasi tersebut menjadi tulang punggung bagi perusahaan besar atau yang disebut integrator. Setiap usaha yang dijalankan memberikan keuntungan sendiri bagi perusahaan, akan tetapi masih terdapat banyak tantangan yang perlu dihadapi oleh pelaku industri seperti misalnya pada pakan ternak masih terdapat kesulitan dalam ketersediaan bahan baku seperti jagung yang masih belum stabil, contoh lain dalam usaha budidaya ternak masih sering dijumpai penyakit yang dapat merugikan peternak dan integrator, dan terakhir adalah harga ayam yang masih belum stabil atau naik turun seiring dengan harga pasar tentunya dapat mempengaruhi  gairah dalam industri perunggasan di Indonesia. Untuk mengatasi permasalahan dari tantangan tersebut perlu ada regulasi dari pemerintah untuk mengatur kebijakan ppada sistem usaha di sektor perunggasan ini agar nantinya semua berjalan dengan stabil dan menguntungkan tidak hanya bagi perusahaan saja melainkan bagi peternak rakyat.

Secara demografi indonesia berpenduduk kurang lebih 250 juta jiwa, atau terpadat ke-4 didunia. Pola konsumsi masyarakat akan daging ayam maupun sapi masih rendah terutama di Asia tenggara, akan tetapi tren daya beli masyarakat kedepan diprediksi akan semakin meningkat mengingat perubahan kenaikan pendapatan masyarakat, gaya hidup, pola konsumsi maupun tingkat pendidikan yang semakin sadar akan pentingnya mengkonsumsi makanan yang mengandung nilai gizi yang lebih baik. Berdasarkan asumsi tersebut dapat memberikan gambaran akan peluang dan celah industri perunggasan di Indonesia kedepan. Bukan tidak mungkin nantinya gairah industri ini dapat memberikan sumbangan yang besar bagi perekonomian indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun