Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Melihat Kenegarawanan Seorang Prabowo Subianto

23 Juni 2017   05:29 Diperbarui: 29 Juni 2017   12:39 6344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto. Sumber :RMOLSUMSEL.COM

Prabowo Subianto, siapa yang tak kenal dengan sosok ini? Semua pasti mengetahuinya. Sosok Prabowo Subianto dalam perpolitikan Nasional mulai Populer semenjak kemunculannya pada Pilpres 2009 lalu, ketika itu beliau berdampingan bersama dengan Megawati Soekarno Putri sebagai Cawapres dengan diusung Oleh PDIP dan Gerindra. Ketika mendengar nama Prabowo maju menjadi Cawapres pada tahun 2009 silam, saya sempat berpikir apa sih istimewanya seorang Prabowo?? selain beliau adalah seorang Purnawirawan Militer. Lalu saya bertanya kepada Almarhum Bapak saya yang kebetulan juga seorang Purnawirawan atau pensiunan Militer yang juga sangat mengelu-elukan sosok Prabowo. Pak apa sih istimewanya seorang Prabowo sehingga Bapak sangat mengelu-elukan beliau dan pada pilpres 2009 maju menjadi Cawapres?. Dengan santai dan tenang bapak saya menjelaskan sambil tersenyum. Dahulu waktu bapak bertugas di timor-timor bapak pernah kenal dan bertemu dengan Prabowo yang dikala itu bertugas sebagai Komandan disalah satu satuan Tugas di Timor-timur, beliau orangnya disiplin dan tegas tetapi sangat loyal terhadap Prajurit yang dipimpinnya. Sambil menghisap rokok dengan gaya khasnya bapak kembali menjelaskan, Prabowo itu memang tegas dan disiplin, tetapi untuk urusan kesejahteraan prajurit dia itu nomor satu, setiap kesatuan dan divisi yang pimpinnya pasti dia akan selalu memikirkan kesejahteraan dan nasib para Prajuritnya. Disaat memimpin disalah satu satuan tugas ditimor timur prabowo sangat begitu peduli dengan prajurit yang dipimpinnya, bahkan disuatu ketika bapak pernah mendengar dari kisah-kisah prajurit yang dipimpin prabowo ketika bertugas ditimor-timur dulu, Prabowo bahkan tak segan membagi-bagikan uang dari kantong pribadinya jika ada Para Prajuritnya yang kesusahan ekonominya. 

Bagi Prabowo kesejahteraan ekonomi Prajurit yang dipimpinnya sangat penting, karena prajurit dia anggap sudah seperti anak kandungnya. Kamu tau ketika Komando Pasukan Khusus yang merupakan pasukan elit TNI  yang tentunya menjadi salah satu ujung tombak pertahanan NKRI itu dipimpin Prabowo?. Banyak kemajuan yang terjadi di Kopassus, mulai dari harumnya nama kopassus dimata Internasional, sehingga menjadi salah satu pasukan Elit terbaik didunia. Jika kamu pergi Markas Komando Pasukan Khusus dicijantung, kamu akan melihat betapa asri, megah dan indahnya kawasan yang menjadi wilayah komplek Komando Pasukan Khusus tersebut, itu semua adalah prestasi dari seorang Prabowo membangun Kopassus. Dari Koperasi Milik Kopassus yang maju yang hingga saat ini yang tentunya berpengaruh terhadap kesejahteraan para Prajurit Kopassus, taman-taman indahnya yang terbangun dengan asrinya, serta rumah-rumah yang ditempati para Prajurit kopassus terlihat baik dan rapi yang tentunya sangat nyaman dan indah seperti komplek perumahan yang dibangun oleh developer. Serta fasilitas pusat kesehatan yang ditujukan untuk prajurit Kopassus pun terlihat sangat baik. Semua itu terbangun ketika Pak Prabowo menjabat Komandan Jenderal Kopassus yang merupakan pucuk Pimpinan tertinggi Komando Pasukan Khusus yang berpangkat Mayor Jenderal (Bintang Dua). Dari cerita-ceritanya tersebut, lalu bapak langsung menyimpulkan kalau Prabowo memimpin pasukannya saja sangat memikirkan kesejahteraan dan ekonomi para prajuritnya, bagaimana lagi jika beliau memimpin Indonesia? pasti beliau akan selalu memikirkan kesejahteraan dan ekonomi Rakyatnya karena bagi beliau seluruh Rakyat Indonesia akan dia anggap seperti anak kandungnya yang harus dia sejahterakan taraf ekonominya. Lalu dipenghujung ceritanya Bapak berkata lagi, Bapak mengelu-elukan Prabowo bukan hanya karena Bapak sama-sama Purnawirawan Militer dengan Prabowo ya den, tetapi karena Bapak tau betul kalau Prabowo itu sosok yang sangat memikirkan kesejahteraan setiap divisi atau organisasi yang dipimpinnya beliau itu orang yang sangat tulus dalam berbuat, karena kecintaannya pada NKRI dan Bangsa Indonesia sangat begitu besar. Beliau juga orang yang sangat Cerdas karena setiap divisi atau organisasi militer yang dipimpinnya pasti maju dan sejahtera, makannya bapak Begitu yakin jika Prabowo Jadi Pemimpin Negara ini, pasti negara ini jadi maju, sejahtera, dan bisa berdiri diatas kaki sendiri, karena nasionalisme dan kecintaan Prabowo pada Bangsa dan Ralyat Indonesia Begitu besar.

semenjak mendengar cerita-cerita dari Almarhum Bapak saya tersebut saya mulai menyukai sosok Prabowo, karena saya tahu Bapak saya kalau berkata selalu jujur dan tulus dari dalam hatinya yang terdalam, dan saya jadi memahami kenapa Bapak begitu sangat memuja-muja sosok Prabowo Subianto. pada Pilpres 2009 silam adalah kali pertama saya nyoblos, karena ketika itu saya sudah berusia 18 tahun dan tentunya saya sudah memiliki hak pilih. Meskipun banyak dari keluarga besar saya seperti tante, paman, sepupu yang pendukung fanatik SBY-Boediono ketika itu, tetapi saya tetap yakin bersama Bapak saya yang sudah pensiun dari dunia militer sehingga sudah memiliki hak pilih, untuk memilih Megawati-Prabowo pada pilpres 2009 silam. Tetapi saya sedikit kecewa karena Megawati-Prabowo kalah telak dari SBY-Boediono ketika itu, dan Bapak berkata "tenang den, masih ada lain waktu pak Prabowo maju kembali dipilpres mendatang, dan kamu berdoa saja semoga beliau sehat selalu". Dan benar saja, nama pak Prabowo kembali berkibar, ketika sukses menghantarkan Jokowi-Ahok pada Pilkada DKI 2012 lalu, dan ketika itu Bapak sudah tiada, sehingga tak ada orang yang bisa saya ajak untuk ngobrol politik :"( Bapak meninggal tahun 2011 silam. Pada Pilkada 2012, sosok Prabowo banyak dibicarakan oleh masyarakat maupun media massa sebagai tokoh yang berperan besar dalam pencalonan dan pemenangan Jokowi-Ahok ketika Pilkada DKI 2012 lalu. Nama Prabowo digadang-gadang sebagai calon presiden Terkuat, jika maju sebagai capres pada pilpres 2014,menginggat SBY sudah menjabat Presiden 2 periode jadi sudah tidak bisa mencalonkan lagi. Sehingga Prabowo yang ketika itu masih berkoalisi dengan PDIP dan Megawati menandatangani "Perjanjian Batu Tulis" yang berisi Megawati dan PDIP siap mendukung Prabowo menjadi Calon Presiden pada Pilpres 2014 mendatang. Megawati dikala itu menyadari, bahwa elektabilitasnya masih kalah dengan elektabilitas prabowo sebagai calon presiden, sehingga harus mengalah mendukung Prabowo sebagai Capres dan tidak ikut kembali dalam pilpres, meskipun Partainya lebih besar dari Gerindra. Namun nasib berkata lain, Popularitas Jokowi semakin melejit melampaui Prabowo semenjak menjadi Gubernur DKI Periode 2012-2017. Wacana-wacana "Jokowi Presiden" menggema diseantero jalan-jalan ibukota, yang terdiri dari berbagai spanduk dan baliho yang bertuliskan "Jokowi Presiden 2014" yang diduga dibuat oleh para relawan Pro Jokowi. Mayoritas Kader-kader PDIP ketika itu, menginginkan PDIP untuk mengusung Jokowi Pada Pilpres 2014 mendatang, ketimbang mencalonkan Prabowo sebagai capres pada Pilpres 2014 mendatang. Benar saja, Jokowi maju pada Pilpres 2014 bersama Jusuf Kalla dengan diusung Oleh PDIP, PKB, Nasdem, dan Hanura, sehingga pada saat itu Megawati dan PDIP telah resmi melanggar perjanjian batu tulis yang disepakati bersama Gerindra dan Prabowo.

Melihat penghianatan itu Prabowo hanya bisa mengelus dada, dan tak gentar untuk maju pada Pilpres 2014, meskipun lawan yang dihadapinya adalah seorang Jokowi yang dia besarkan lewat Pikada DKI 2012, dan kini berbalik menjadi lawan politiknya pada Pilpres 2014. Dengan dukungan dari Partai Gerindra, Golkar, PAN, PKS, PPP, dan PBB, Prabowo dengan mantap Maju sebagai Calon Presiden 2014, dengan Hatta Radjasa sebagai wakilnya. Ketika itu, saya kembali simpatik pada sosok Prabowo yang tetap dengan sikap kenegarawannya untuk berpikir jernih, meskipun dia harus berhadapan dengan seorang Jokowi yang telah ia besarkan namanya pada Pilkada 2012 lalu, dan prabowo tak pernah sedikitpun menyinggung dan menjatuhkan jokowi didepan Publik dengan mengungkit jasanya dalam membesarkan nama Jokowi pada pilkada DKI 2012 lalu. Tak ada sedikitpun raut wajah dendam pada wajah Pak Prabowo, padahal jika saya menjadi beliau, mungkin saya akan sangat marah dan murka ketika orang yang sudah saya bantu malah berbalik melawan saya. Disaat Kampanye Pilpres 2014 mulai bergelora pak Prabowo habis-habisan diserang kampanye hitam, bahwa Prabowo menjadi dalang dari penculikan 13 aktivis 1998 ketika menjabat Danjen Kopassus. Sehingga perlahan tapi pasti kampanye hitam tersebut menggerus Elektabilitas Prabowo yang sempat menyalib Jokowi pada beberapa bulan masa kampanye, dan terbukti cara itu berhasil menggerus elektabilitas Prabowo dan menyebabkan kekalahan Prabowo atas Jokowi Pada Pilpres 2014. Dan saya pun kembali kecewa, karena cara-cara busuk itu berhasil membuat Pak Prabowo tersingkir. Beberapa minggu saya merasa kesal dan belum bisa menerima kekalahan Pak Prabowo yang sangat saya idolakan, tetapi Saya akhirnya bisa Move on dan berharap suatu saat nanti ada masanya Pak Prabowo pimpin Indonesia. Kekecewaan saya bertambah, ketika Ahok yang merupakan Kader Gerindra juga ikut menghianati Prabowo dengan keluar dari Gerindra, saya makin kesal melihat kedua orang itu yang tidak tau berterimakasih seperti kacang yang lupa pada kulitnya, dan saya melihat Prabowo menghadapinya dengan tabah dan sabar. Selang beberapa tahun Jokowi berkuasa saya kembali melihat sikap seorang negarawan sejati pada diri pak Prabowo, dengan jiwa besar pak Prabowo datang ke istana negara memenuhi undangan Presiden Jokowi, tak ada saya lihat sedikitpun raut dendam terhadap Jokowi dari wajah Prabowo ketika pertemuan itu. Bahkan, setelah pertemuan itu Prabowo menyatakan akan mendukung sepenuhnya Pemerintahan Presiden Jokowi, karena Presiden Jokowi adalah panglima tertinggi dan ia siap membantu memberikan masukan soal keamanan, Ekonomi dan Politik Kepada Jokowi. Penulis semakin yakin Prabowo seorang negarawan sejati, ketika melihat Prabowo Hormat ala militer kepada Presiden Jokowi, tanpa ada raut wajah dendam sedikitpun. 

Nama Prabowo kembali berkibar pada Pilkada DKI 2017, dan saya sedikit kaget ketika mendengar Nama Anies Baswedan disandingkan dengan Sandiaga Uno yang merupakan kader Gerindra yang pada akhirnya diusung Oleh Partai Gerindra bersama PKS, untuk maju menjadi penantang Ahok pada Pilkada DKI 2017. Bagaimana saya tidak kaget, Anies Baswedan yang pada Pilpres 2014 lalu menjadi Juru Bicara pemenangan Jokowi, kerap melontarkan kritik-kritik tajam kepada Prabowo, pada Akhirnya diusung Oleh Pak Prabowo bersama Gerindra dan PKS. Dalam hati saya berpikir, apakah pak Prabowo tidak kapok oleh penghianatan yang dilakukan oleh ahok dan Jokowi terhadap dirinya?. Nama Anies Baswedan memang telah lama santer dalam bursa calon Gubernur yang akan diusung Oleh Gerindra dan PKS untuk menjadi penantang Ahok, sehingga pada akhirnya secara resmi isu tersebut benar dan Anies Baswedan maju dengan diusung Oleh Gerindra dan PKS dengan Sandiaga Uno menjadi Wakilnya. Padahal Awalnya banyak yang menyangka, bahwa Prabowo akan mengusung Sandiaga Uno dan Mardani Ali Sera. Dengan melihat Prabowo dengan Besar hati mengusung Anies Baswedan semakin saya menjadi sangat yakin, sikap kenegarawan pak Prabowo tak ada yang menandingi, serta tak lupa juga saya salut dengan sosok Sandiaga Uno yang merupakan kader Gerindra dan penyumbang dana terbesar kampanye Pilkada DKI 2017, dengan besar hati mau menjadi Wakil Gubernur mendampingi Anies Baswedan. Sandiaga Uno menyadari Popularitas dan kemampuan Birokrasinya masih jauh dibawah anies, sehingga ia dengan legowo mempersilahkan Anies Baswedan menjadi Calon Gubernurnya. Prabowo yang selama ini selalu sukses menghantarkan para profesional, maupun tokoh-tokoh daerah potensial memenangkan pemilihan kepala daerah strategis, tentu sudah tak diragukan lagi strateginya dalam pemenangan setiap calon yang diusungnya. Prabowo lebih mengutamakan kualitas calon pemimpin yang diusungnya, ketimbang mengikuti rasa dendam masa lalu, yang justru malah akan membuat keadaan perpolitikan di Indonesia menjadi semakin keruh. Saya berpendapat, disaat Prabowo mengusung Anies Baswedan pada Pilkada DKI 2017 yang telah usai beberapa bulan lalu, adalah bukti Kebesaran hati dan sikap kenegarawanan Prabowo tak ada yang bisa menandingi, dan belum ada tokoh yang mempunyai hati sebesar Prabowo. Seperti kita ketahui, pada Pilpres 2014 lalu, Anies kerap melontarkan Kritik-kritik tajam terhadap Prabowo, bahkan Anies sempat meragukan visi-misi Prabowo pada Pilpres 2014 lalu. Tetapi Prabowo membuang jauh-jauh rasa dendam masa lalunya itu, dengan mengusung Anies Baswedan yang dulu merupakan lawan Politiknya, karena Prabowo berpikir, Anies adalah sosok yang muda, visioner, cerdas, dan memiliki kapasitas yang cukup mumpuni untuk memimpin DKI Jakarta. Bagi Prabowo kepentingan bangsa dan rakyat adalah diatas segala-galanya, ketimbang harus kalah dengan rasa dendam masa lalu, yang sudah tak pernah prabowo ingat lagi. Kepentingan Rakyat akan pemimpin yang berkeadilan, berkualitas, cerdas dan visioner adalah hal yang jauh lebih penting bagi Prabowo. Kebesaran hati Prabowo pun berbuah Manis, pasangan yang diusung Prabowo, yaitu Anies Baswedan-Sandiaga Uno, menang mutlak dari Ahok yang dulu telah menghianati dirinya yang telah membesarkan nama sang Gubernur Pertahana tersebut. Kebahagiaan bersemi dalam hati saya, karena kebesaran hati pak Pak Prabowo berbuah manis oleh kemenangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI 2107. Kemenangan Anies-Sandi tersebut secara langsung membuat popularitas pak Prabowo kembali melambung tinggi, dan gelar "King Maker" pun disematkan oleh Masyarakat maupun media massa untuk Prabowo, karena telah dua kali menghantarkan jagoannya menuju kemenangan pada Pilkada DKI secara berturut-turut, yaitu Pilkada DKI 2012,yaitu Jokowi-Ahok, serta kali ini Pilkada DKI 2017 Anies-Sandi. Kemenangan Anies-Sandi tersebut juga sekaligus menjadi "Karma" Untuk Ahok yang telah menghianati dan tidak tahu berbalas budi terhadap Prabowo yang telah membesarkan namanya pada Pilkada DKI 2012 lalu, ibaratnya Ahok seperti "Kacang yang lupa pada kulitnya", ketika merasa diatas angin melupakan orang yang telah berjuang bersamanya. Karma itu tercermin dari kalah mutlaknya Ahok dari Anies-Sandi yang banyak mengejutkan banyak orang maupun para pengamat politik. Di akhir kata saya hanya bisa menyebutkan "Prabowo, terbuat dari apa hatimu".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun