Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Makna di Balik "Sindiran" Prabowo terhadap Kesejahteraan Wartawan

18 Agustus 2017   17:25 Diperbarui: 19 Agustus 2017   20:56 1647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada perayaan hari Kemerdekaan RI yang ke 72. Disela-sela kesempatannya menghadiri  Upacara HUT RI ke 72 di Universitas Bung Karno (UBK). Prabowo kembali melontarkan pandangan kritisnya. Yaitu tentang masalah kesejahteraan wartawan. yang selama ini menurut pandangan Prabowo tidak sesuai dengan profesi wartawan yang mengemban tugas yang begitu berat. Sebagai pencari berita.

Berdasarkan pemberitaan dari Kompas.com. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan. Seorang pemimpin harus membela kepentingan rakyat di atas segalanya. Terlebih lagi terhadap warga kurang mampu.

Ia menambahkan, jangan sampai ada ketimpangan kesejahteraan di masyarakat."Jangan hanya membela orang kaya saja. Kira-kira itu baik enggak?" ujar Prabowo di Universitas Bung Karno, Jakarta Pusat, Kamis (17/8/2017).

 Prabowo lantas menyinggung profesi wartawan yang menurutnya memiliki gaji kecil. Profesi tersebut, kata dia, semestinya lebih disejahterakan oleh pemerintah."Kita belain para wartawan. Gaji kalian juga kecil kan? Kelihatan dari muka kalian. Muka kalian kelihatan enggak belanja di mall. Betul ya? Jujur, jujur," kata Prabowo disambut tawa awak media yang mengelilinginya.

Tentu pernyataan Prabowo tersebut cukup aktual menurut saya. Karena selama ini kesejahteraan wartawan masih jauh dari cukup. Sebagai para pencari berita yang tentu saja mengemban tugas dan amanah yang berat. Wartawan masih harus berjuang untuk bertahan hidup dengan gaji yang masih dirasa cukup kecil.

Kenapa saya bisa berkata seperti itu? Berdasarkan cerita teman-teman sekampus saya yang pada saat ini banyak bekerja di perusahaan media massa. Gaji pekerja media massa dirasa cukup kecil.  Apalagi dengan beratnya hidup di kota Jakarta yang semuanya serba mahal. Mayoritas teman-teman saya bekerja di beberapa perusahaan media massa yang berada di Jakarta.

Bahkan saya ingat ketika dulu dosen saya pernah berkata. "Jika ingin hidup kaya, jangan jadi wartawan". Karena menjadi wartawan adalah bukan tujuan untuk mencari kekayaan. Akan tetapi melaksanakan tugas mulia untuk menyampaikan kebenaran kepada masyarakat luas". Itulah petikan kata-kata yang pernah dilontarkan dosen saya, ketika saya berstatus mahasiswa.

Fenomena tentang minimnya gaji seorang wartawan tentu bukanlah hal baru di Indonesia. Hal itu sudah menjadi masalah klasik yang dialami wartawan selama bertahun-tahun. Padahal beban kerja wartawan tentulah sangat berat. Karena harus berjibaku dengan kerasnya kondisi lapangan. Dalam perjuangan mencari berita.

Mungkin bagi kita yang hanya sebatas penikmat berita dari para wartawan yang telah berjuang mati-matian mencari berita. Berita hanyalah sebuah informasi untuk menambah wawasan kita. Bahkan ada yang menjadikan momen membaca berita hanya mengisi waktu luang di tengah kebosanan.

Akan tetapi dibalik terbitnya berita-berita tersebut. Banyak tangan-tangan pejuang  para wartawan yang berjuang untuk mengabarkan informasi yang berkualitas kepada masyarakat. Wartawan adalah profesi yang tentu saja sangat mulia, karena coba bayangkan kita tanpa mereka. Kita pasti sudah buta akan informasi dan berita.

Apalagi fungsi Pers semenjak era Reformasi adalah pengawas pemerintah. Dan tentu saja semenjak adanya UU. Kebebasan Pers. Yang dikeluarkan pada tahun 1999. Pers sudah menjadi pilar ke-4 Demokrasi. Setelah lembaga Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun