Mohon tunggu...
Dendinar
Dendinar Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis yang hobi nulis.

Aktivis , Penulis dan Perasa.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Surat Terbuka Untuk Massa Aksi

15 Agustus 2019   20:23 Diperbarui: 15 Agustus 2019   20:36 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : https://nasional.tempo.co

Aksi demo mahasiswa di Pendopo Cianjur pada Kamis (15/8/2019) berlangsung ricuh. Berita ini menjadi headline di banyak surat kabar elekronik hari ini, hal itu dipicu dengan adanya anggota kepolisian yang bertugas mengamankan massa terbakar oleh sulutan api dari ban yang di bakar oleh massa aksi.

Hal ini diduga karena ada oknum masa aksi yang menyiramkan bensin kepada anggota kepolisian. Tentunya hal ini sangat disayangkan karena dalam penyampaian aspirasi seharusnya gagasan lah yang lebih dikedepankan disbanding dengan dinamika aksi semata.

Dalam suatu gerakan massa soliditas sangat diperlukan agar opini dan gagasan yang dibawa menyebar luas dan dapat dirasakan oleh masyarakat banyak.

Salah satu upaya atau bentuk untuk menyampaikan gagasan dan opini yang efektif adalah melakukan aksi demonstrasi. Demonstrasi merupakan pernyataan protes yang dikemukakan secara massal atau aksi unjuk rasa. Demonstrasi telah ada sejak zaman peradaban kuno. Tepatnya, pada masa Yunani Kuno.

Unjuk rasa atau aksi demonstrasi dilakukan untuk melawan status quo agar mendengar keluhan dari masyrakat. Indonesia sendiri memiliki sejarah Panjang tentang aksi demonstrasi, tentunya aksi yang paling dikenan dalam sejarah Indonesia adalah aksi demonstrasi untuk menurunkan rezim soeharto yang dimulai pada periode 1990 sampai akhirnya memuncak serentak diseluruh kota di Indonesia pada tahun 1998.

Saat itu unjuk rasa terbangun karena kesadaran masyarakat yang disampaikan oleh mahasiswa sebagai pendorong suara aspirasi terhadap rezim yang berkuasa. Tak pelak beberapa mahasiswa tewas dan beberapa hilang tanpa ada kabar yang jelas.

Hari ini aksi massa masih sering dilakukan oleh mahasiswa untuk menyalurkan aspirasi masyarakat terhadap pemerintah. Namun melihat dari kejadian hari ini seharusnya Gerakan aksi massa harus merefleksikan kembali tujuan dan upaya yang dilakukan dalam aksi demonstrasi.

Aksi massa haruslah terbangun dari kesadaran kolektif akan suatu permasalahan yang ada dan telah dikaji secara komprehensif guna melihat letak masalah dan solusi penyelesaiannya.

Dalam konsolidasi-konsolidasi yang terjadi untuk menentukan permasalahan dan tuntutan harus di masifkan kepada massa aksi agar saat demosntrasi berlangsung massa aksi focus terhadap isi tuntutan dan tidak terprovokasi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang hanya menjadikan aksi demonstrasi untuk eksistensi.

Perlu disadari perluasan informasi dan berkembangnya social media yang ada membuat beberapa kasus aksi demonstrasi mengalami degradasi atau bahkan terdistorsi dalam tujuan untuk melakukan demonstrasi. Banyak mahasiswa yang hanya ingin mengikuti aksi demonstrasi untuk ajang menjadikan diri eksintensi di sosial media.

Dinamika aksi yang seharusnya menjadi trik untuk membuat aksi demonstrasi lebih hidup dan untuk membakar semangat massa aksi dalam menyuarakan tuntutan tak jarang malah menjadi titik fokus massa aksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun