Mohon tunggu...
Delu Pingge
Delu Pingge Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Lahir di Kambuyawila, Sumba_NTT. pencintai Budaya Lokal\r\n\r\nWeb : delupingge.blogspot.com\r\nFacebook : https://www.facebook.com/rony.pingge.marapu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

MASA ANAK : PERKEMBANGAN KOGNITIF

17 Agustus 2014   19:59 Diperbarui: 4 April 2017   17:39 20498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1408254847250736835

MASA ANAK :

PERKEMBANGAN KOGNITIF

[caption id="attachment_338479" align="alignnone" width="150" caption="foto ilustrasi"][/caption]

A.TEORI PIAGET

1.MASA TAHAP OPERASIONAL KOGKRET

Masa anak merupakan salah satu periode pertumbuhan dan perkembangan individu. Setiap periode akan memiliki ciri atau karekteristik sendiri baik dari aspek pertumbuhan maupun aspek perkembangan. Salah satu perkembangan individu yang harus dilalui dan dialami adalah perkembangan kognitif.

Banyak para ahli mengungkapkan teori-teori atau pendekatan tentang perkembangan kognitif individu. Pendekatan-pendekatan perkembangan kognitif menekankan bagaimana individu secara aktif membangun cara berpikir. Pendekatan-pendekatan itu juga sangat berfokus pada bagaimana cara individu berpikir atau berubah dari satu titik ketitik perkembangan berikutnya. Pada penulisan ini mengakaji pendekatan perkembangan kognitif anak menurutteori Jean Piaget.

Piaget mengindentifikasiempat periodeatau tahapan utamaperkembangan kognitif yaitu: tahap sensorimotor,tahap praoperasional, tahap operasional konkret, dan tahap operasi formal (Shaffer dan Kipp, 2010: 253).Setiap tahap perkembangan mempunyai ciri khas tersendiri dan setiap tahap perkembangan saling berkaitan. Lanjut Piaget dalam teorinya tentang perkembangan kognitif, fase sensormotorik terjadi ketika umur 0-2 tahun, fase pra operasional kongret sekitar umur 2-7 tahun, fase operasional kogret pada usia 7-11 tahun, dan fase operasional formal pada usia 11 tahun keatas (Santrock, 2007: 246).

Usia anak berkisar dari 7 tahun sampai dengan 12 tahun. Jadi menurut pendekatan Piaget tentang perkembangan kognitif maka perkembangan kognitif anak berada pada fase ketiga yaitu operasional kongret. Pada tahapan ini, pemikiran logis menggantikan pemikiran intuitif (Santrock, 2007: 254). Pada tahap operasional kokret ini anak-anak bisa menggunakan berbagai operasi mental, seperti penalaran, memecahakan masalah-masalah konkret (nyata). Anak-anak pada usia ini dapat berpikir dengan logis karena mereka tidak terlalu egosentris dari sebelumnya dan dapat mempertimbangan banyak aspek dari situasi (Papalia dkk,2009:443).

MenurutPiaget, kognisiberkembang melaluistrukturmentalatau skema(Piaget &Inhelder, 1969 dalam Shaffer & Kipp,2009:250). Skemaadalah sistemmental yangtidak dapat diamatiyang mendasarikecerdasan. Skema adalah pola pemikiran atau tindakan beberapapengetahuandasardimanaanak-anak menafsirkan dunia mereka.

Piaget percaya bahwa semua skema, semua bentuk pemahaman, diciptakan melalui kerja dua proses intelektual bawaan : organisasi dan adaptasi(Shaffer & Kipp, 2009:250-251).Organisasi adalah proses dimana anak-anak menggabungkan skema yang ada dalam skemaintelektual yang baru dan lebih kompleks.Tujuan organisasi ini adalah untuk mempromosikan adaptasi,proses menyesuaikan diri dengantuntutan lingkungan. Menurut Piaget, adaptasi terjadi melalui dua kegiatan yang saling melengkapi: asimilasi dan akomodasi.Asimilasi adalah proses dimana anak-anak mencoba untuk menafsirkan pengalaman baru dalamhal model yang ada mereka tentang dunia, skema yang sudah mereka miliki.Akomodasi, komplemen asimilasi, adalah proses memodifikasi struktur yang ada dalam rangka untuk menjelaskan pengalaman baru. Ada asumsi yang sangat penting yang mendasari kecerdasan pandangan Piaget. Jika anak-anak mengetahui sesuatu, mereka harus membangun pengetahuan itu sendiri .

Pada tahap operasional kongret anak-anak sudah memiliki pemahaman yang lebih daripada anak-anak pra operasinal mengenai konsep spasial, sebab-akibat, pengelompokan, penalaran induktif dan deduktif, konservasi, serta angka(Papalia dkk,2009:443).

Hal yang senada menurut Shaffer dan Kipp, “Selama periode operasional kongret, anak-anakcepatmemperolehoperasi kognitifdanmenerapkan keterampilanbaru yang pentingketika berpikir tentangobjek danperistiwa yangmereka alami” (Shaffer dan Kipp, 2010:271). Sebuah operasikognitifadalah kegiatanmental internalyang memungkinkananak-anakuntuk memodifikasidan mereorganisasigambar dansimbol-simbolmereka untuk mencapaikesimpulan logis. Dengan operasi baru ini, anak-anak sekolah dasar mengalami kemajuan jauh melampaui pemikiran statis danberpusat dari tahap praoperasional. Shaffer dan Kipp(2010:272) memberikan beberapa contohpemikiranoperasional, yaitu konservasi danlogikarelasional.

a)Konservasi
perkembangan operasional kogkret dapat dengan mudah memecahkan beberapa masalah konservasi. Dihadapkandenganconservation-of-liquids- puzzle,misalnya, operasional kongret 7tahundapatdecenterdengan berfokussecara bersamaanpada keduatinggi dan lebardaridua kontainer/wadah air. Dia juga menampilkan reversibilitas-kemampuan untuk mental membatalkan proses penuangan dan bayangkan cairan dalam wadah aslinya. Berbekal operasi-operasi kognitif, ia sekarang tahu bahwa dua wadah yang berbeda masing-masing memiliki jumlah cairan yang sama, dia menggunakan logika, tidak menyesatkan penampilan, untuk mencapai kesimpulannya.

b)Logika relasional

Sebuah ciri penting dari pemikiran operasional konkret adalah pemahaman yang lebih baik tentang hubungan kuantitatif dan logika relasional. Apakah Anda ingatkesempatan ketika guru olahraga Anda berkata, Berbaris dari tertinggi ke terpendek? Melaksanakan perintah seperti itu sebenarnya sangat mudah bagi operasional kongkret, kemampuan untuk mengatur item mental seperti tinggi atauberat badan. Sebaliknya, anak-anak praoperasional berkinerja buruk pada banyak tugas dan akan berjuang untuk memenuhi permintaan guru olahraga itu.

2.Evaluasi Tahap Operasional Kogkret

Teori piaget tidak luput dari kritik. Dalam buku Santrock (2010: 58-59) memaparkanbeberapa kritik yang berkaitan dengan teori Piaget yang berkaitan dengan munculnya pertanyaan tentang beberapa area; tentang estimasi terhadap kompetensi anak di level perkembangan yang berbeda-beda; tentang tahap-tahap perkembangan; tentang pelatihan anak untuk melakukan penalaran pada level yang lebih tinggi; dan tentang kultur dan pendidikan

a.Estimasi kompetensi anak.

Beberapa kemampuan kognitif muncul lebih awal ketimbang yang diyakini Piaget. Misalnya, seperti telah disebutkan di atas, beberapa aspek dari objek permanen muncul lebih awal ketimbang yang diyakini Piaget. Bahkan anak usia 2 tahun dalam beberapa konteks tertentu bersifat non egosentris. Ketika mereka menyadari bahwa orang lain tidak melihat suatu objek. Mereka akan meneliti apakah orang itu buta atau sedang mengarahan perhatian ke tempat lain. Konservasi angka telah muncul sejak usia 3 tahun. Sementara Piaget berpendapat kemampuan ini baru muncul pada usia 7 tahun. Anak-anak biasanya tidak secara tegas masuk ke tahap “pra” ini atau “pra” itu (prakausal, pra-operasional) sebagaimana diyakini piaget.

b.Tahap-tahap Perkembangan.

Piaget memandang tahapan sebagai struktur pemikiran yang seragam. Jadi, teorinya mengansumsikan perkembangan yang sinkron, yakni berbagai aspek dari satu tahapan muncul pada saat yang sama. Akan tetapi beberapa konsep operasional konkret tidak muncul secara sinkron atau serempak. Misalnya anak-anak tidak belajar untuk melakukan conversation (to converse) pada saat yang sama ketika mereka belajar melakukan klasifikasi silang. Jadi, kebanyakan teoritisi developmental kontemporer sepakat bahwa perkembangan kognitif anak-anak tidak bertahap seperti diyakini oleh Piaget (Bjorklund, 2000; Case, 2000; Goswami, 2001).

c.Melatih anak untuk menalar yang lebih tinggi.

Beberapa anak yang pada masa kognitif (seperti pra-operasional) dapat dilatih untuk bernalar seperti pada tahap kognitif yang lebih tinggi (misalnyas operasional konkret). Ini menimbulkan problem bagi Piaget. Dia mengatakan bahwa training seperti itu tidak efektif dan dangkal, kecuali si anak berada dalam titik transisi kedewasaan di antara tahapan tersebut (Gelman&Williams, 1998).

d.Kultur dan Pendidikan.

Kultur dan pendidikan lebih banyak mempengaruhi perkembangan anak ketimbang yang dipikirkan Piaget (Gelman & Brennerman, 1994; Greenfiled, 2000). Usia anak mendapat kemampuan konservasi terkait dengan sejauh mana kultur mereka memberikan praktik yang relevan (Cole, 1999). Guru dan pengajar yang hebat dalan logika matematika dan sains dapat meningkatkan kemampuan operasional formal dan konkret anak (Santrock, 2010: 58-59).

3.Penerapan Terhadap Pendidikan

Dibawah ini akan uraikan tentang gagasan yang ada dalam teori Piaget dapat diaplikasikan dalam dunia pendidikan untuk mengajar anak-anak (Elkind, 1976, heuwinkel,1996 dalam Santrock, 2011: 189-191);

a.Mengambil pendekatan konstruktivis.

Piaget menekankan bahwa anak akan belajar dengan lebih baik jika mereka aktif dan mencari solusi sendiri. Piaget menentang metode yang meperlakukan anak sebagai penerima pasif. Implikasi pendidikan dari pandangan Piaget adalah untuk semua mata pelajaran, murid lebih baik diajari untuk membuat penemuan, memikirkannya, dan mendiskusikannya, bukan dengan diajari menyalin apa yang dikatakan atau dilakukan guru.

b.Menfasilitasi, tidak hanya belajar secara langsung

Guru yang efektif harus merancang situasi yang membuat murid belajar dengan bertindak (learning by doing). Situasi seperti ini akan meningkatkan pemikiran dan penemuan murid. Guru mendengar, mengamati, dan mengajukan pertanyaan kepada murid agar mereka mendapatkan pemahaman yang lebih baik. Ajukan pertanyaan yang relevan untuk merangsang agar mereka berfikir dan mintalah mereka untuk menjelaskan jawaban mereka.

c.Mempertimbangkan pengetahuan dan tingkat daya pikir anak-anak

Murid datang ke sekolah dengan gagasan tentang dunia fisik dan alam. Mereka punya konsep tentang ruang, waktu, kuantitas, dan kausalitas. Guru menginterpretasikan apa yang dikatakan murid dan merespon dengan meberikan wacana yang sesuai dengan tingkat pemikiran murid.

d.Mengggunakan penilaian yang berkesinambungan

Penilaian tidak diukur dengan tes standar, murid berdiskusi, dan penjelasan lisan dan tertulis oleh murid tentang penalaran mereka dapat dipakai sebagai alat untuk mengevaluasi kemajuan mereka.

e.Meningkatkan kemampuan intelektual siswa

Menurut Piaget, pembelajaran anak harus berjalan secara alamiah, anak tidak boleh dipaksa ditekan untuk berprestasi terlalu banyak di awal perkembangan anak sebelum mereka siap.

f.Mengubah ruang kelas menjadi ruang lingkup eksplorasi dan penemuan

Misalnya guru menekankan murid agar melakukan eksplorasi dan menemukan kesimpulan sendiri. Ruang kelasnya tidak terlalu rapi jika dibandingkan kelas pada umumnya. Buku pelajaran dan tugas dari guru tidak dipakai. Guru lebih banyak mengamati murid dan partisipasi alamiah dalam aktivitas mereka untuk menentukan pelajaran apa yang diberikan.

B.PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN BAHASA

1.Perkembangan Intelektual

Perkembangan kognitif individu akan selalu berkaitan dengan intelegensi atau kecerdasan. “Intelegensi adalah kealihan dalam memecahkan masalah serta kemampuan untuk beradaptasi dan belajar dari pengalaman sehari-hari” (Santrock, 2011: 201). Sedangkan menurut Feldman (2012: 344) dalam bukunya yang berjudul Pengantar Psikologi mengatakan bahwa “intelegensi adalah sebuah kapasitas untuk memahami dunia, berpikir rasional, dan menggunakan akal dalam menghadapi tantangan”.

Ada asumsi yang sangat penting yang mendasari pandangan kecerdasan Piaget: Jika anak-anak mengetahui sesuatu, mereka harus membangun pengetahuan itu sendiri. Latar belakang Piaget dalam zoologi cukup jelas dari definisinya tentang kecerdasan sebagai fungsi hidup dasar yang membantu organisme beradaptasi dengan lingkungannya. Piaget mengemukakan bahwa kecerdasan adalah suatu bentuk keseimbangan yang cenderung ke arah mana semua struktur kognitif,maksudnya adalah hanya bahwa semua aktivitas intelektual dilakukan dengan satu tujuan dalam pikiran: untuk menghasilkan keseimbangan, atau harmonis, hubungan antara proses berpikir seseorang dan lingkungan. Seperti keadaan seimbang urusan disebut keseimbangan kognitif , dan proses pencapaian itu disebut equilibrium . Piaget menekankan bahwa anak-anak adalah penjelajah aktif dan penasaran yang terus-menerus ditantang oleh banyak rangsangan baru dan peristiwa yang tidak segera dipahami. Dia percaya bahwa ketidakseimbangan ini (atau disequilibria kognitif ) antara modus anak-anak berpikir dan lingkungan peristiwa mendorong mereka untuk melakukan penyesuaian mental yang memungkinkan mereka untuk mengatasi pengalaman baru membingungkan dan dengan demikian mengembalikan keseimbangan kognitif(Shaffer dan Kipp, 2010: 250).

Kecerdasan cendrung berfokus pada perbedaan individu. Untuk membedakan kecerdasan individu dengan yang yang maka ada yang namanya assessemen/pengukuran pada intelegensi. Tes intelegensi bertujuan untuk menginformasikan kepada kita mengenai apakah sesorang dapat lebih baik berpikir secara logis dibandingkan dengan individu lain yang mengikuti tes tersebut. Tes intelegensi pertama dikembangankan oleh Alfed Binet pada tahun 1904 yang dikenal dengan Tes Binet (Santrock, 2011: 201-202)

Para pemerhati dan peneliti kecerdasan membagi intelegensi dalam beberapa jenis. Stenberg terkenal dengan “teori triaki” dan Gardner dengan delapan kecerdasan majemuk (Santrock, 2011: 203-205). Robert Stenberg menyatakan bahwa intelegensi terdiri atas tiga bentuk :

a)Intelegensi analitis; berhubungan dengan kemampuan menganalilis, menilai, mengevaluasi, membandingkan, dan membedakan.

b)Intelegensi kreatif; terdiri atas keahlihan untuk menciptakan, merancang, menemukan, memulai, dan membayangkan.

c)Intelegensi praktis; mencakup kemampuan untuk menggunakan, menerapkan, mengimplementasikan, dan mempraktekkan gagasan.

Sedangkan delapan intelegensi Howard Gardner adalah sebagai berikut :

a)Bahasa

b)Matematika

c)Spasial

d)Jasmani-kinestik

e)Musical

f)Interpersonal

g)Intrapersonal

h)Naturalis

2.PERKEMBANGAN BAHASA

a.Tata bahasa dan membaca

Manusia sebagai makluk sosial tidak akan dipisahkan dari kegiatan saling berkomunikasi. Untuk berkomunikasi diperlukan suatu media, terutama yaitu bahasa. Bahasa membedakan manusia dengan makluk hidup lainnya dengan bahasa manusia dapat memahami sesama dan dirinya, alam dan ciptaan lainnya sebagai makluk berbudaya.

Dapat didefenisikan bahwabahasa merupakan kode atau simbol dari urutan kata-kata yang diterima secara konvensional untuk menyampaikan konsep-konsep atau ide-ide dan berkomunikasi melalui penggunaan simbol-simbol yang disepakati dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan yang ada (Murisman & Agustin, 2013: 31-32)

Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Seperti yang diungkapkan oleh Santrock bahwa “pengetahuan mengenai kosakata pada hakekatnya merupakan bagian dari tes intelegensi, dan sama pentingnya dengan aspek perkembangan bahasa lainnya yang merupakan aspek penting dari intelegensi anak” (Santrock 2011: 216).

Kemajuan dalam kosakata dan tata bahasa selama tahun-tahun sekolah dasar dibarengi dengan perkembangan kesadaran metalinguistik (Santrock, 2011: 217). Kesadaran metalinguistik merupakan pengetahuan mengenai bahasa seperti tahu apa arti preposisi atau kemampuan untuk mendiskusikan bunyi sebuah bahasa. Kesadaranmetalinguistic memberikan kesempatan pada anakuntuk berpikir mengenai bahasa mereka, mengerti apa kata-kata itu, dan bahkan mendefenisikannya. Menurut Pan dan Uccelli (2009) dalam Santrock mengatakan bahwa perkembangan kesadaran metalinguistic berkembang pesat selama tahun-tahun sekolah dasar (Santrock 2011: 217).

Perkembangan bahasa anak sangat erat dengan kegiatan membaca. Karena membaca adalah salah satu bentuk bahasa tulisan dengan kosakata banyak dan membutuhkan pemahaman akan apa yang dibaca. Pada tabel dibawah ini digambarkan ringkasan beberapa tonggak dalam perkembangan bahasa.

Tabel Tonggak Perkembangan Bahasa


PERIODE UMUR

PERKEMBANGAN/PERILAKU ANAK

0 – 6 bulan

Sekedar bersuara, membedahkan huruf hidup, berceloteh pada akhir periode

6- 12 bulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun