Mohon tunggu...
Dee Ani
Dee Ani Mohon Tunggu... -

Berbicaralah pada angin atau ilalang, lalu kan kau temui keteduhan. Bicaralah pada hatimu, dan temuilah kedamaian di sana.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Preman

29 Februari 2012   12:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:44 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pekerja seni dan seniman itu berbeda!! Serumu.

Pekerja seni adalah orang yang mengerjakan seni, beberapa melakukannya dengan cinta tapi lebih sering membual karena tak lebih urusan perut meronta.

Seniman itu pilihan kehidupan, tapi bukan manusia yang memilih seni. Seni yang memilihnya !!

Aku tak peduli dengan cerocosnya yang membanjiri dinding ruangan kami sama-sama berdiri. Kubiarkan dia memperkosa dua makna yang bagiku sama.

Matanya yang pernah memikatku kini mendelik hampir loncat. Raut mukanya yang pernah meneguhkanku kini hijau geram bak buto ijo yang marah di kisah-kisah pewayangan.

Kesalahnku hanya standar. Memakinya pengangguran dan mencibirnya tak punya uang. Karna kami menikah, dua puluh tahun lamanya. Mengenalkan dirinya padaku dulu, dia seniman. Yang buatku kini, adalah makna yang sama dengan preman.

--Banaran, 24 Februari 2012 8:30--

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun