Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kisah Menarik Menjadi Seorang Guru

9 Oktober 2015   18:59 Diperbarui: 9 Oktober 2015   18:59 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

SMA MARS yang Tercinta

Hari ini adalah Hari Jumat, saatnya saya dan Fr. Gracianta Amor Ginting OFM. Conv., sebagai rekan kerja saya, pergi ke SMA MARS Jl. Ahmad Yani Pematangsiantar untuk mengajar Pendidikan Agama Katolik bagi siswa-siswi yang beragama Katolik yang terdapat di sekolah tersebut. Pukul 11.30 WIB pagi adalah waktu yang tepat bagi kami untuk berangkat. Sebenarnya kami mulai mengajar pada pukul 12.30 WIB, tapi dengan berangkat pukul 11.30 WIB kami coba menyediakan waktu untuk terlambat tiba di sekolah. Jarak tempuh dari rumah (Seminari Tinggi St. Petrus) ke sekolah kira-kira 20 Km yang pada umumnya dapat ditempuh dengan waktu ± 15-20 menit. Dengan demikian kami mempunyai atau menyisihkan waktu untuk terlambat selama 40 menit.

Dengan menumpangi angkot Sepakat Karya Bersama (SKB), sebagai angkot umum dari Desa Sinaksak menuju kota yang nantinya akan melewati sekolah tempat kami mengajar, kami berangkat ke sekolah. Sesampainya di sekolah, pertama-tama kami akan menyapa pak satpam sebelum kami masuk ke ruang Tata Usaha untuk menadatangani daftar hadir. Pada umumnya setiap kali awal bulan dari tempat inilah kami akan menerima honor. Setelah itu melalui tangga, kami menuju lantai 2 di mana Kantor SMA berada. Gedung sekolah ini terdiri atas 3 lantai. Pada lantai pertama adalah tempat SMP, lantai 2 tempat SMA dan lantai terakhir ialah tempat SMK yang juga digunakan untuk Kampus Fakultas Ekonomi dan Akutansi yang akan digunakan pada pukul 16.00 WIB. Setelah menandatangani daftar hadir kami akan menunggu hingga pukul 12.30 WIB di depan kantor.

Tepat pukul 12.30 WIB kami akan mengajak siswa-siswi untuk belajar di salah satu ruangan. Pada umumnya ruangan yang kami tempati untuk belajar tidak tetap, tergantung ruangan kelas mana yang lebih dahulu selesai dibersihkan. Pada saat itu semua siswa-siswi yang tidak Beragama Katolik kembali ke rumahnya masing-masing sehingga tinggal kamilah yang berada di gedung sekolah tersebut. Adakalanya pihak sekretaris dan wakil kepala sekolah masih berada di gedung tersebut dan melihat proses belajar kami.

Sebagai sekolah yayasan, sekolah ini sukup toleran dalam hal pengajaran agama. Sekalipun pemiliknya beragama Advent, tidak serta merta pelajaran agama lain diabaikan. Hal itu terbukti dengan didatangkannya pengajar-pengajar untuk agama-agama lain seperti Agama Katolik dan Islam. Sekolah ini juga memberi kebebasan bagi para pengajar agama dalam menyalurkan ajaran imannya kepada murid-murid seimannya sehingga para murid semakin mengenal dan dekat dengan Tuhan yang mereka imani.

Selain itu, para guru yang mengajar di sekolah ini ramah dan familiar. Keraguan kami saat hendak mengawali pengalaman mengajar di tempat ini lenyap seketika ketika setiap guru menyapa dan menyambut kami dengan hangat. Dan hal yang paling membanggakan bagi saya terkait dengan sekolah ini ialah kesediaan mereka dalam menerima siswa-siswi pindahan, baik itu yang pindah dengan rekomendasi yang baik maupun yang tidak baik. Menurut saya, sekolah ini benar-benar menjalankan visi yang sesuai dengan esensinya sebagai lembaga pendidikan yaitu mendidik para generasi bangsa untuk dapat menggapai masa depan yang cerah.

Kini tugas saya sebagai tenaga pengajar di SMA MARS telah berakhir. Namun makna yang saya peroleh dari sekolah tersebut tidaklah berakhir. Pengalaman mengajar di sana menjadi latihan yang cukup bermakna bagi saya untuk menjadi seorang gembala karena saya adalah seorang yang sedang menjalani pembinaan untuk menjadi seorang gembala.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun