Mohon tunggu...
dede wijaya
dede wijaya Mohon Tunggu... -

Penulis buku PESONA ALKITAB

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kepemimpinan Alkitabiah dalam Gereja dan Keluarga

20 April 2010   05:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:41 5636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Alkitab dengan sangat jelas menyatakan bahwa pria adalah pemimpin di dalam rumah tangga dan gereja lokal sedangkan peran wanita adalah tunduk pada kepemimpinan pria. Tetapi sekarang penentangan terhadap prinsip Allah ini sudah begitu meluas dengan banyaknya wanita yang ditahbiskan dalam posisi kepemimpinan di gereja.

Fakta pemutarbalikan prinsip Allah adalah bukti penyesatan di zaman ini. Pria dan wanita menolak kebenaran Alkitab dan menjadi bingung dengan prinsip-prinsip dasar Alkitab. Banyak pria yang mencoba menjadi seperti wanita dalam hal berpakaian dan bertingkah laku dan banyak wanita yang cenderung ingin menjadi pria; berpakaian seperti pria, melakukan pekerjaan pria, melakukan olahraga pria, menjadi tentara, wanita ingin mendapat gaji lebih untuk pekerjaan yang sama dan menjadi pemimpin di gereja , rumah tangga atau negara. Sedihnya gereja selalu dipengaruhi oleh dunia. Kesalahan yang terjadi di dunia diulangi di gereja dan kita mendapati wanita menjadi pemimpin di banyak gereja atau kelompok Kristen.

Alkitab sangat jelas mengenai hal ini dan tidak ada polemik untuk hal ini. Masalahnya adalah gereja terlalu banyak mencari sumber lain di luar Alkitab. Allah mengasihi baik pria maupun wanita. Wanita sangat penting bagi rumah tangga, gereja dan masyarakat. Di dalam Kristus Yesus, wanita mempunyai posisi sama dan menerima berkat yang sama seperti yang dialami pria. Tetapi tidak berarti tidak ada perbedaan peran dan otoritas antara pria dan wanita. Kebenarannya adalah wanita dan pria itu sangat berbeda.

PB menulis bahwa pria adalah pemimpin di rumah tangga dan gereja. Wanita tidak dirancang Allah untuk memerintah lembaga-lembaga ini. Nabi Yesaya memperingatkan Israel ketika ia berkata bahwa wanita memerintah atas mereka (Yesaya 3:12). Menurut Alkitab, di gereja, tidak ada wanita yang boleh menjadi gembala atau diaken atau posisi kepemimpinan lain di atas pria. Siapa yang mengatakan ini? Allah.

"Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh. Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri. Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa. Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa." (I Tim 2:11-14)

"Sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus, perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. Mereka harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat. Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan Jemaat. Atau adakah firman Allah mulai dari kamu? Atau hanya kepada kamu sajakah firman itu telah datang? Jika seorang menganggap dirinya nabi atau orang yang mendapat karunia rohani, ia harus sadar, bahwa apa yang kukatakan kepadamu adalah perintah Tuhan" (I Kor 14:34-37)

Bagaimana mungkin wanita boleh menjadi gembala jika ia dilarang untuk mengajar atau memiliki otoritas atas pria? Wanita boleh menjadi gembala hanya jika mereka secara terang-terangan menentang pengajaran Alkitab. Tuhan Yesus sendiri tidak pernah mentahbiskan rasul wanita. Semua rasul Yesus adalah pria. Standar untuk gembala diterapkan dengan ketat pada pria. Hanya pria yang dapat menjadi "suami dari satu istri" dan "memerintah rumah tangganya dengan baik" (I Tim 3:2,4. Titus 1:6)

Apakah Pengajaran Paulus Berlaku Untuk Semua Gereja Di Segala Abad?

Sebagian orang berkata bahwa pengajaran Paulus hanya ditujukan kepada orang Kristen di abad pertama atau hanya kepada situasi khusus di gereja Korintus. Alasan ini tidak benar:

1. Paulus berkata bahwa pengajaran dalam I Korintus 14 adalah perintah Tuhan (ayat 37). Semua orang Kristen dan semua gereja harus taat pada perintah ini.

2. Paulus berkata bahwa pengajaran dalam I Korintus 14 adalah tes kerohanian. Paulus berkata seharusnya mereka yang sungguh-sungguh rohani harus mengakui bahwa pengajaran ini adalah penritah Tuhan. "If any man think himself to be a prophet, or spiritual, let him acknowledge that the things that I write unto you are the commandments of the Lord" (1 Cor. 14:37). Mereka yang menolak pengajaran I Korintus 14 mengenai peran wanita dalam gereja membuktikan diri mereka belum rohani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun