Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Membangun Sirkuit Mandalika dengan "Kekuatan Bandung Bondowoso"

28 Februari 2019   12:07 Diperbarui: 28 Februari 2019   12:14 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Data Sirkuit Mandalika NTB. (Tirto.id)

Lagi-lagi, publik Indonesia mendengarkan kabar bagus. Yaitu menjadi tuan rumah olahraga bergengsi---selain sepakbola, Moto GP. Sebenarnya Indonesia sudah dikaitkan dengan Moto GP sejak 2017. Kemudian, sempat ada kabar bahwa adanya pembangunan sirkuit di Palembang. Namun, hingga awal tahun 2019 ini, kita tidak lagi mendengar bagaimana progres dari sirkuit tersebut.

Lalu bagaimana dengan mimpi menggelar ajang balap motor paling bergengsi ini?
Sebenarnya, Indonesia tidak hanya mengandalkan proyek di Jakabaring, melainkan mencoba membuka kesempatan daerah lain untuk dapat membangun sirkuit bertaraf internasional. Tempat itu adalah Nusa Tenggara Barat (NTB). Memang di luar dugaan, namun di pulau inilah proyek pembangunan sirkuit Moto GP digaungkan. Bahkan, sebenarnya sudah terdengar nyaring di medio 2018.

Namun, berhubung publik sudah merasakan kekecewaan terhadap tidak jelasnya kabar tentang sirkuit di Palembang, maka, kabar soal pembangunan sirkuit di NTB juga tidak diperbesar lagi. Melalui penuturan ringan orang-orang dari NTB, kabar pembangunan sirkuit di sana sepertinya memang benar terjadi. Hanya, pondasi awalnya tidak dibarengi oleh kabar progresif yang lagi-lagi hal ini membuat publik merasa tidak yakin bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah Moto GP cepat/lambat.

Meski begitu, menjelang bergulirnya musim balap Moto GP 2019, kabar tentang rencana penggelaran Moto GP di Indonesia rupanya kembali tersiar. Kali ini, tidak di Palembang, melainkan di NTB dengan nama  Sirkuit Mandalika sebagai venue yang terpilih.

Uniknya, Sirkuit Mandalika dikabarkan sudah diikat kontrak antara pihak Indonesia dengan Dorna untuk menggelar Moto GP di musim balap 2021. Artinya, dua tahun lagi, Indonesia berada dalam peluang besar menyaksikan secara dekat bagaimana pertarungan Marc Marquez, Maverick Vinales, Alex Rins, Johan Zarco, dan pebalap lainnya di sirkuit Indonesia. Sungguh menyenangkan, bukan? Apalagi bagi penikmat olahraga balap ini.

Namun, ketika ditelisik lebih dalam lagi, rupanya sirkuit Mandalika ini masih dalam tahap pembangunan dan itu akan resmi dilakukan di seperempat akhir tahun 2019. Artinya, sirkuit Mandalika ketika dikabarkan sudah teken kontrak dengan Dorna masih belum berwujud sirkuit seutuhnya.

Aneh, namun inilah yang sepertinya sering dilakukan Indonesia. Bermain ngebut. Bagaikan proyek pembangunan Candi Prambanan yang konon legendanya dibangun dalam waktu satu malam. Hal ini membuat Indonesia seperti sudah fasih untuk melakukan pembangunan dengan kecepatan jangka kerja yang sedemikian rupa. Sama seperti proses persiapan Asian Games 2018 yang digarap ngebut dalam waktu 2 atau 2,5 tahun. Sesuatu yang sebenarnya dinilai mustahil bagi negara lain pada waktu itu. Namun, Indonesia terbukti dapat melakukannya dan kemarin saat Asian Games 2018 itu resmi tergelar, publik Asia dan dunia pun mengakui kualitas penyelenggaraan Asian Games di Indonesia. Bahkan, Indonesia difavoritkan untuk dapat menggelar Olimpiade. Wow!!!

Memang fantastis ketika kita dapat mengerjakan suatu hal yang besar dalam waktu yang singkat. Namun, tidak selamanya proyek besar dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat dari estimasi standarnya. Hal ini sama seperti yang dilakukan saat membangun infrastruktur publik, baik regional, nasional, hingga internasional. Indonesia harus mulai terbiasa membuat program besar dalam waktu yang terestimasi matang sejak jauh dari masa jatuh temponya.

Indonesia harus belajar membuat program dengan waktu yang manusiawi, bukan dengan waktu yang ajaib. Apalagi saat ini kita sudah tidak lagi memiliki Bandung Bondowoso yang mampu membangun 1000 candi dalam waktu semalam. Walau memang perkembangan teknologi saat ini, memungkinkan untuk itu. Namun, untuk menghindari sistem kerja yang over (melampaui batas maksimal), maka, perlu kemampuan mengelola ide dan target. Salah satunya adalah ketika mencanangkan untuk membangun venue olahraga.

Sudah bukan rahasia lagi, bahwa Indonesia saat ini sedang banyak melakukan pembangunan infrastruktur olahraga yang tersebar di beberapa daerah. Salah satunya seperti stadion sepakbola. Bahkan hampir di setiap kota---apalagi kota besar---yang biasanya juga memiliki klub sepakbola, akan memiliki perencanaan membangun infrastruktur paling vital tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun