Mohon tunggu...
Dheandra Kusumah
Dheandra Kusumah Mohon Tunggu... -

Expresif and Friendly

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok vs Rizieq, Tambah Melebar?

18 Januari 2017   12:08 Diperbarui: 18 Januari 2017   12:30 2522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pentolan aksi demo, dalam kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), 411 dan 212, yang dimotori oleh Front Pembela Islam (FPI) , Habieb Rizieq, terus saja dirundung masalah. FPI -yang merupakan motor unjuk rasa berlabel Gerakan nasional pengawal fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) dalam kasus dugaan penistaan agama dengan tersangka Gubernur DKI Jakarta nonaktif, yang sekarang kasusnya terus bergulir belum ada kejelasan. Semakin hari semakin ricuh saja serta sudah melenceng dari tujuan awal dari tuntutan awal  penjarakan Ahok. Sumber

Drama aksi demo yang dilakukan tahun lalu itu sekarang sudah mulai terkuak, sedikit demi sedikit siapa dalang diatas kericuhan yang  penuh dengan muatan politik tersebut. Seperti kita ketahui bahwa mereka  melakukan demo tersebut menyatakan, tidak ada kaitannya sama sekali dengan pesta politik yang akan diselenggarakan di Ibu Kota- Jakarta, dan ternyata salah satu petinggi FPI  adalah pendukung salah satu pasangan calon DKI-1. Sumber

Baik Ahok maupun Rizieq mereka sam-sama harus mempertanggung jawabkan, apa yang sudah mereka ucapkan seperti pepatah “Mulutmu Harimaumu”, memang cocok untuk mereka berdua, yang sedang digunjang ganjing oleh masalah yang ditimbulkan dengan mulutnya sendiri.

Kekhawatiran akan melebarnya masalah sengketa antara Ahok vs Rizieq ini terbukti, sementara Ahok sedang mempertanggung jawabkan kasusnya di persidangan, dikabarkan Rizieq pun dilaporkan ke Polisi tentang dugaan penghinaan terhadap Dasar Negara yaitu Pancasila, menyusul dugaan penistaan agama terhadap agama Keristen, juga perang statement antara Kapolda Jabar dan Kapolda Metrojaya. Perseteruan mereka ini pasti ujung-ujungnya akan mengerucut kepada symbol Negara yaitu Presiden.

Apalagi kedua pihak cenderung melakukan provokasi dengan melakukan yel-yel atau aktifitas mendukung dan menolak Ahok. Jika ditambah dengan saling provokasi melalui media sosial (medsos), lengkaplah sudah. Malah ada saja pihak-pihak yang masih coba membebani Jokowi dengan kasus mereka berdua. Padahal sudah sejak awal Jokowi tegas dalam kasus Ahok adalah urusannya proses hukum dan Jokowi sudah membantah tuduhan bahwa ia melindungi Ahok. Jokowi sudah bertindak senetral mungkin, proses hukumnya pun ditangani dengan baik. Seharusnya semua pihak menahan diri untuk tidak memperkeruh keadaan.

 Sekali lagi “Mulutmu Harimaumu”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun