Mohon tunggu...
Chinintya Widia Astari
Chinintya Widia Astari Mohon Tunggu... Penulis - Pecandu Insight

Seorang pembaca dan penulis ulung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Beberapa Penyebab Semrawutnya Stasiun Bekasi

1 Februari 2018   01:17 Diperbarui: 1 Februari 2018   19:47 1561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Padatnya jalan sekitar Stasiun Bekasi sudah tidak asing lagi bagi warga Bekasi. Terlebih saat jam pulang kantor, padatnya jalanan di sekitar stasiun membuat banyak pihak merasa dirugikan dan kesal dengan kemacetan yang tidak pernah terselesaikan sejak dulu. Angkot yang selalu berhenti di depan stasiun disebut sebut sebagai penyebab mengapa jalanan stasiun selalu macet, mereka bahkan tidak mau beranjak saat mobil/motor di belakang membunyikan klakson berulang kali. 

Hanya polisi yang dapat membuat angkot tersebut jalan, keberadaan polisi mengatasi kemacetan, tetapi sayangnya hanya bersifat sementara karena saat polisi tidak berada di tempat, kemacetan kembali datang. Keberadaan polisi tidak juga berlaku apabila jam sudah menunjukkan pukul lima sore, kemacetan tidak dapat dihindari. 

Sebagai gambaran, jalan di depan stasiun tergolong jalanan yang cukup besar. Di sebelah stasiun terdapat beberapa tempat penitipan motor, begitupun di seberang stasiun. Tidak jauh dari tempat penitipan motor terdapat dua mini market, kemudian tempat penitipan motor lainnya dan beberapa toko. 

Setelah terjebak di situasi macetnya Stasiun Bekasi pada jam krusial, saya menduga-duga ada banyak sekali faktor yang menyebabkan kemacetan ini tidak pernah usai, bahkan semakin parah. 

Pertama, angkot yang selalu ngetem di depan stasiun. Jumlahnya tidak hanya satu atau dua, mereka berhenti untuk menunggu calon penumpang yang sayangnya lebih memilih transportasi lain. Hal tersebut membuat angkot-angkot semakin lama berdiam di tempatnya. 

Sederet angkot yang berhenti di pinggir stasiun tentunya menimbulkan sedikit kemacetan di siang hari dan memperparah kemacetan di malam hari. Setelah diperhatikan, yang membuat jalanan sangat macet adalah ketika angkot tersebut mulai jalan (tidak lagi berada di bahu jalan), tetapi berjalan dengan kecepatan yang sangat pelan sehingga membuat kendaraan lainnya harus menunggu dan membunyikan klakson berkali-kali.  

Kedua, ojek online. Setelah adanya ojek online, rasanya hampir seluruh penumpang kereta memesan ojek online. Tidak adanya tempat bagi ojek dan penumpang menunggu, membuat ojek online dan calon penumpang berkumpul di tempat-tempat yang tidak seharusnya. 

Dua mini market yang tidak jauh dari stasiun menjadi tempat paling favorit bagi mereka untuk bertemu dan akhirnya meninggalkan daerah stasiun, sayangnya keberadaan ojek online yang juga memperlambat lajunya sambil mencari penumpang menambah kemacetan jalanan Stasiun Bekasi. Belum lagi saat ojek berhenti dan selama beberapa detik menunggu penumpang naik, di kali beberapa ojeg lainnya yang juga mencari si penumpang, sudah bermenit-menit mereka menimbulkan kemcetan. 

Ketiga, penumpang ojek online. Bayangkan padatnya penumpang kereta Bekasi yang hampir tidak pernah kosong, mereka keluar secara bersamaan dan memenuhi hampir setengah jalan, berjalan menuju mini market untuk menunggu ojek online. 

Keempat, mengapa penumpang harus berjalan di jalanan yang seharusnya digunakan oleh pengendara? Karena sepanjang jalan dari stasiun hingga melewati mini market yang semestinya diperuntukkan bagi pengguna jalan digunakan oleh pedagang kaki lima.

Kelima, sulitnya motor dari tempat penitipan motor untuk keluar karena jalanan dipenuhi oleh pejalan kaki. Sehingga terjadilah klakson antara motor kepada pejalan kaki yang juga tidak mau mengalah. Saat saya memberikan jalan agar motor dapat keluar, akhirnya pejalan kaki tidak bisa jalan karna motor-motor tersebut tidak dapat melaju karena kemacetan. Hal tersebut membuat keadaan semakin semrawut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun