Saya selalu berpikir. Seberapa besar diri ini mengandalkan Allah dalam hidup?
Aku rasa, amat sangat kecil mengandalkan-NYA. Sebab, masih sangat naksir kepada harta samar-samar.
Harta yang didapat tak jelas dari mana asalnya, membuat hidup jauh dari kata berkah. Menjalankan perintah kewajiban dipotong-potong,kadang solat,kadang tidak, kadang sholat tepat waktu,kadang molor. Puasa iya,sholat tidak. Puasa iya,sholat iya tapi jarang ngajo. Dari mana semua itu bermula? Betapa ia berawal dari kesalahan karena tak bisa mengendalikan diri.
Berbahagilah yang menjaga shumnya dari lingkaran harta yang samar-samar. Sebab harta yang jelas dari mana didapat, Â sangat ngaruh. Seberapa besar diri mengandalkan ni'mat Allah.
Maka,bersama ramadhan, kita dilatih bagaimana cara mendapat rizki halal lagi toyyib. Sebab dengan cara ini, hidup akan terasa mengandalkan Allah seutuhnya. Utuh mendatangi Allah dengan kehidupan yang barsih dari kosa kata harta haram.Â
"Dosa itu, apa yang membuat hatimu gundah gulana. Kebaikan itu,apa yang membuat hatimu tentram" (Al hadis)
 r