Mohon tunggu...
kasmandatuk P
kasmandatuk P Mohon Tunggu... Dosen - Senior Lecturer _ Universitas Sahid Jakarta

Edukasi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pilpres Langsung Membawa Perpecahan di antara Anak Bangsa

31 Januari 2019   18:36 Diperbarui: 31 Januari 2019   18:38 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Masyarakat Indonesia selama ini sudah dikenal oleh masyarakat dunia sebagai masyarakat yang ramah dan sangat pandai dalam pergaulan, serta bisa menempatkan diri dengan baik pergaulan lokal maupun pergaulan Internasional. Tutur kata yang diatur sesuai dengan siapa yang dihadapi, ada perkataan dengan teman sama besar, ada perkataan untuk yang lebih kecil, dan ada pula perkataan yang pantas untuk orang yang lebih tua.

Kira -kira pada masa 30 Tahun yang lalu atau masa sebelumnya budaya baik itu sangat terasa dalam pergaulan sehari-hari orang Indonesia . Anak sekolah mulai dari SD sudah mengenal dan memahami tentang praktek pengamalan Pancasila karena memang ada panduannya berupa butir-butir pengamalan Pancasila.

Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P 4) haruhs diikuti oleh siswa saat mereka akan memasuki Sekolah Menengah dan saat calon mahasiswa akan memasuki Perguruan Tinggi, serta Penataran P 4 untuk calon PNS dan lain-lain. Hal ini tentu dapat lebih memasyarakatkan Pancasila itu yang merupakan intisari dari ajaran agama-agama yang mulia serta budaya luhur bangsa Indonesia .

Masih tersisakah Ajaran Agama-Agama yang mulia dan budaya luhur dalam pergaulan Rakyat Indonesia saat ini ? 

Tentunya kita akan bisa jawab dengan pengalaman sehari-hari saat berinteraksi dengan orang lain. Tentunya masih ada orang Indonesia yang masih menggunakan ajaran agama-agama yang mulia sesuai yang mereka anut serta budaya luhur Bangsa Indonesia dalam praktik pergaulan sehari-hari dalam masyarakat yang semakin heterogen, tapi persentase mereka sudah semakin berkurang. Sebagian besar sudah melupakannya , bahkan mereka dengan bangganya menggunakan budaya asing yang mereka anggap lebih modern dalam pergaulan .

Mengapa semua itu bisa terjadi dengan Bangsa yang punya peradaban tinggi ini?

1. Era millenial yang memang tidak bisa kita bendung yang ditandai dengan kemajuan teknolog informasi yang mana informasi dari belahan dunia manapun akan dengan cepat diakses oleh masyarakat Indonesia.

2. Pilpres secara langsung yang menyebabkan masyarakat dari pendukung Paslon Presiden/Wapres yang berbeda akan saling berhadap-hadapan dengan saling membanggakan calon mereka masing-masing (terutama jika paslonnya hanya dua) , mereka juga akan saling menjelek-jelekkan calon lain. Hal ini diperparah lagi dengan adanya Komunitas/Forum di dunia maya seperti WA, FB, Twetter, IG dan lain-lain yang bisa jadi ajang diskusi on line bagi kedua kelompok pendukung setiap saat tanpa mengenal waktu.

Diskusi bisa berlangsung dengan orang-orang yang tidak saling kenal dan orang-orang yang sudah dikenal. Dan dapat kita perhatikan dan amati sendiri, dalam diskusi itu sering terjadi ujaran-ujaran kebencianatau kata-kata yang tidak sopan kepada lawan diskusi walaupun mereka tahu berdiskusi dengan siapa, bisa dengan orang yang lebih tua, guru dan lain-lain yang seharusnya menggunakan kata-kata yang sopan, semua itu membawa Bangsa ini ke jurang perpecahan.

Apa yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi perpecahan anak Bangsa ini ?

Cara-cara yang dapat dilakukan adalah :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun