Mohon tunggu...
Dasam Syamsudin
Dasam Syamsudin Mohon Tunggu... lainnya -

Berjuang untuk hidup, hidup untuk berjuang...\r\n\r\nTwitter @Dasam03

Selanjutnya

Tutup

Nature

Stephen Hawking: Tentang Tuhan dan Alien

9 Juli 2012   19:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:08 4876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stephen William Hawking: inquisitr.com

[caption id="" align="aligncenter" width="460" caption="Stephen William Hawking: inquisitr.com"][/caption]

Pernah di suatu blog saya membaca sebuah judul tulisan, " Stephen William Hawking masuk Islam", yang saya anggap blog itu terlalu mengada-ngada, apalagi isinya hanya dua video youtube tanpa keterangan tulisan yang jelas.

Untuk Hawking, tentu saya sangat tertarik mengikuti alasan dan kebenaran beritanya itu. Dan ketika berusaha mencari pernyataan Hawking tentang Tuhan dari berbagai sumber, saya menyimpulkan dia seorang agnostik. Hal itu saya ketahui dari berbagai informasi yang mengulas pidato dan tulisannya yang beberapa kali pernah menyebut nama “Tuhan”, tentu Tuhan bagi dia tidak akan sama dengan apa yang dipahami Islam atau mungkin juga Kristen.

Seperti pernyataanya bahwa dia religius, tapi bukan “religius” dalam arti normal, meski begitu dia percaya"Jagat raya diatur oleh hukum-hukum sains. Hukum-hukum ini bisa saja didekritkan oleh Tuhan, tapi Tuhan tidak ikut campur untuk melanggar hukum-hukum itu".

Saya anggap pernyataan itu, Hawking percaya Tuhan, tapi dia tidak percaya ada keajaiaban di luar akal manusia di alam semesta dalam bentuk apapun, termasuk mukjizat para Nabi. Sebab itu bentuk pelanggaran hukum alam, hukum fisika khususnya. Hawking hanya menganggap alam semesta dan hukum-hukumnya diciptakan Tuhan, dan setelah itu Tuhan lepas tangan, selanjutnya alam semesta bekerja sesuai hukumnya.

Kenapa Hawking menganggap Tuhan tidak ikut campur untuk melanggar hukum-hukum itu? sebab melalui teori “Kuantum”nya “alam semesta ini tanpa pangkal ujung”, karena adanya waktu nyata (waktu manusia) dan waktu maya (waktu Tuhan).

Di waktu nyata waktu hanya berjalan ke depan dengan tetap menuju nanti, besok, lusa, minggu depan, dan selanjutnya (tidak bisa kembali). Sedangkan di waktu maya (waktu Tuhan) kita bisa pergi kemana saja menembus ruang dan waktu yang ada di alam semesta, pergi ke masa lalu dan ke masa depan, atau berkunjung ke kehidupan yang ada di planet lain dalam waktu  "seketika".

Teori ini pernah dipakai untuk merasionalkan perjalanan “Isra Mi’raj” Rasulullah SAW. Menarik bagi saya dikaitkan dengan teori Kuantum, tapi tidak percaya sepenuhnya perjalanan Rasulullah SAW seperti itu, meski menenangkan pikiran karena lebih bisa diterima akal!

Dan yang menarik dari waktu maya menurut Hawking adalah, dimana masa depan dan masa lalu tidak ada bedanya. Maka Kiamat, sebetulnya sudah terjadi (selesai) saat alam semesta ini pertama kali tercipta dengan diawali dentuman besar (big bang). Simpelnya, kiamat sudah terjadi bersamaan dengan terjadinya dentuman besar (big bang).

Dan menurut saya, rasional jika Hawking mengatakan Tuhan tidak ikut campur melanggar hukum alam. Sebab hukum alam dianggap masih dan telah terjadi, karena kehidupan kita berada di waktu nyata, sedangkan bagi Tuhan, masa lalu sekarang dan nanti tidak ada bedanya. Jadi, Tuhan sudah selesai menciptakan dan mengkiamatkan alam ini. (menarik untuk renungan Muslim, umumnya untuk yang mengaku Tuhan ada).

Akan tetapi, pada bulan September tahun 2010, Hawking menunjukan pandangan baru terhadap alam semesta dan Tuhan. Dia mengatakan bahwa alam semesta tidak membutuhkan Tuhan untuk membangun (menciptakan) dirinya sendiri. Hawking menulis dalam bukunya, The Grand Design, bahwa "Karena adanya hukum seperti gravitasi, tata surya dapat dan akan membentuk dirinya sendiri. Penciptaan spontan adalah alasannya mengapa sekarang ada 'sesuatu' dan bukannya kehampaan, mengapa alam semesta ada dan kita ada. Tidak perlu memohon kepada Tuhan untuk memulai segalanya dan menggerakan alam semesta."

Pandangan terbarunya itu, yang ditulis di dalam buku The Grand Design, tidak membuat saya senang (fans berat, hihihi). Karena sikapnya yang melepaskan Tuhan dalam peran alam semesta. Namun, tidak pula merubah kekaguman saya pada dirinya yang begitu berani dan tetap semangat meski kelumpuhan terus membuatnya nampak payah. Saya selalu berusaha mengikuti jalan pikiran sains meski paham agama begitu melekat di hati dan pikiran saya.

Wallahu A’alm.

Bagian 2 di sini.

Dasam Syamsudin

______________

Stephen Hawking: Tentang Tuhan dan Alien # 1

Stephen Hawking: Tentang Tuhan dan Alien # 2

Stephen Hawking: Tentang Tuhan dan Alien # 3 (Final)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun