Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Penculikan Anak dari Masa ke Masa

23 Maret 2017   13:25 Diperbarui: 23 Maret 2017   13:37 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat ini sedang hangat hangatnya isue tentang penculikan anak. Sepanjang hidup penulis ada beberapa kali isue sejenis ada.  Pada awal tahub 70-an, kemudian ahir tahun sembilan puluhan menjelang reformasi dan saat ini, menjelang ahir pemerintan Presiden Jokowi. Isue kali ini menjadi sangat dahsyat mengingat target penculikan sebagaimana diberitakan berbagai  mass media adalah anak anak, dimana pada saat yang sama  juga berkembang isue pedoilia dan isue perdagangan organ untuk transplantasi juga dermaga pribadi yang digunakan untuk aktivitas kejahatan.

Di tahun 70-an, saat peulis masih anak anak, orang tua selalu wanti wanti agar tidak bermain jauh jauh, agar tidak diculik oleh bedogan, demikian istilah lokal di kampung penulis untuk menyebut oknum penculik. Orang-orang tua berpesan, bedogan akan menculik anak anak, dan mengambil kepala korban untuk tumbal, sesaji pembuatan jembatan jembatan yang memang marak terjadi pada awal orde baru, dimana Pelita (pembangunan lima tahun) yang pertama dimulai, dan jembatan sebagai salah satu infrastruktur yang strategis banyak dibangun untuk kelancaran roda pembangunan, benar tidaknya kepaala-kepala koorban untuk tumbal pembangunan jembatan belum pernah ada konfirmasinya.

Menjelang runtuhnya orde baru, di akhir tahun sembilan puluhan (90-an) kembali terjadi penculikan. Isue yang berkembang pada saat itu adakah "korban diambil kanomannya (keperjakaannya, sperma mudanya) jika korban adalah laki laki, dan jika perempuan diambil darah " keperawanannya" dua hal itu terkait dengan trend yang berkembang untuk melestarikan kekuatan atau kekuasaan yang dilkukan oknun oknum yang haus kekuasaan dengan menempuh ilmu tertentu. Kanoman dan darah keperawanan dijadikan syarat untuk nemperoleh kelanggengan kekutan dan kejayaan, benar tidaknya juga wallahu a'lam.

Apabila dilihat dari setting dua kejadian di atas nampaknya ada keterkaitan dengan situasi sisial politik,kjejafdan pertama terkait dengan meggeliatnya orde baru dan yang terjadi pada kurun ke dua adalah terkait dengan mulainya goyah dari kekuatan orde baru menjelang reformasi, apakah hal itu hany a kebetulan saja atau memang ada kaitannya sangat menarik untuk  dikaji, mengingat orde baru sendiri sangat menekankan stabilitas dalam makna lebih husus mengedepankan masalah keamanan untuk memastiksn jalannya pembangunan. Berbagai tindakan represif orba termasuk petrus (pebembakan misterius) memang mampu membangun hegemoni keamaanan kepada aparat dari warga negara, meski pun sesungguhnya banyak kritik terhadap langkah langkah orde baru itu utananya dari para aktivis HAM dan demikrasi.

Lantas apakah isue penculikan saat ini juga ada kaitannya dengan geliat orde baru ? Jika kita set back beberapa tahun lalu, masalah keamanan nampaknya terus diuji, belum lupa dalam ingatan kita adalah isue begal yang seakan begitu terang terangan bevbraoa waktu lalu. Entah kebetulan atau tidak, isue itu terkait dengan munculnya romantisme terhadap kekuatan orde baru, para loyalis orde baru mendengungkan . "Kehebatan orde baru, dengan jargon " enak zamanku toh" seakan berbagai kekacauan, ketidak amanan, tidak pernah terjadi pada era orde baru, rakyat seolah hidup aman, ayem tentrem.

Jargon itu tentu dianggap sebuah kebenaran oleh generasi muda yang tidak memahami kondisi saat orde baru yang sebenarnya, yang mereka tahu adalah kenyataan hingar bingar dan berbagai teror yang terjadi saat ini. Dari berbagai moment nampaknya para loyalis orde baru memanfaatkan dan menjadi penumpang gelap dari gejolak sosial politik yang ada, dan nampak sekali angin romantisme zaman orde baru serasa bergembus laksana angin surga. Bahkan nampak mereka yang sebebarnya tidak bersahabat dengan umat, saat ini nampaknya  menunjukan  keramah temehan dengan umat, yang kebetulan mungkin lupa atau memang tidak tahu sebenarnya loyalis orde baru serperti apa, dahulunya. 

Kembali pada masalah penculikan, apakah penculikan kali ini ada kaitannya dengan semangat kebangkitan orde baru ? Untuk menguatkan kesan "betapa ketidak amanan itu" riil adanya, karena rezim yang lemah dan tidak sekuat orde baru ? Kita memang tidak tahu persis terkaitb tubuh korban untuk apa, namun jika dikaitkan dengan isue transplantasi organ, menurt hemat penuli  nampaknya dunia kedokteran Indonesia belum terlalu canggih untuk melakukan operasi transplantasi organ, apalagi dari organ yang diculik secara sembarangan. sedang jika organ-organ itu "dieksport" maka lalu lintas spedimen organik itu bukan sesuatu mudah. 

Walau demikian bukan berarti "eksport spesimen" itu tidak dapat dilakukan, faktanya, cabai-cabai yang mengandung bakteri berbahaya bisa lolos masuk, artinya, spesimen-spesimen itu bisa lolos keluar juga sama besar kemungkinannya. Apalagi, terkait dengan isue adanya dermaga pribadi yang digunakan untuk aktifitas kriminal terkait narkoba, maka sangat tidak menutup kemungkinan tempat yang sama juga digunakan untuk "mengeksport organ-organ" korban penculikan tersebut. Apalagi China saat ini adalah negara yang sangat maju dsalam penguasaan bioteknologi kedokteran, termasuk biotherapi, sel punca dan transplantasi. Organ-organ yang berasal dari anak usia sangat muda yang belum banyak mengalami "turun mesin" tentu adalah bahan yang sangat bagus untuk keperluan tersebut. 

Mungkin berbicara untuk apa bagian-bagian dari tubuh korban itu merupakan keterjebakan yang terlalu jauh, padahal mungkin hanya efek "mengerikan" dan "instabilitas" belaka yang manjadi orientasi pembuat "program penculikan" tersebut. Berbagai efek mengerikan yang secara demonstratif ditunjukan, barangkali itu lah sesungguhnya tujuan utama diselenggarakannya "program penculikan" sebagaimana program begal terbuka yang terjadi beberapa waktu lalu, yang lambat laun berhenti sendiri. Ini bukan berarti penulis menyarankan untuk melupakan begitu saja, waspada tetap harus, tetapi kita tidak perlu terjebak terseret kedalam pusaran teka teki yang menguras berbagai sumber daya kita

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun