Diskursus kita tentang Lailatul Qodar tidak lepas dariperistiwa turunnya Al Quran (nuzulul Quran) yang dideskripsikan pada surat AlQodar. Namun demikian, pernyataan Allah tentang turinnya Al Quran, terdapatjuga pada surat lain yakni surat Ad Dukhan, sebagaia berikut :
:
{حم (1) وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ (2) إِنَّا أَنزلْنَاهُ فِيلَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (3) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍحَكِيمٍ (4) أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ (5) رَحْمَةً مِنْرَبِّكَ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ )
Dari rangkaian ayat ayat pada awal surat ad Dukhanitu Allah Swt menegaskan tentang Al-Qur'an, bahwa Dia telah menurunkanAl-Qur'an di malam yang penuh dengan keberkatan. Sebagaimana yang disebutkan didalam firman-Nya:
إِنَّا أَنزلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Sedang pada surat Al Qodar Allah menyatakan "SesungguhnyaKami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. (Al-Qadr: 1)" yangdalam istilah lain disebut Lailatul Qadar yang jatuh pada bulan Ramadan,sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya:" bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan(permulaan) Al-Qur'an. (Al-Baqarah: 185)
Dengandemikian, Lailatul Mubarokah yang ada pada surat Ad Dukhan adalah jugamerupakan Lailatul Qodar pada surah al Qodar. Keduanya adalah malam turinnya alQuran, dan dari deskripsinya ada klausul "kullu amrin" tiap tiap urusan. Hanyasaja pada surat Al Qodar dijelaskan karakteristik malam itu dengan "salamun hiyamatla'il fajr", sedangkan pada surat Ad Duhan dinyatakan sebagai
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
Yang maknanya "pada malam itu dijelaskan segala urusan yangpenuh hikmah. (Ad-Dukhan: 4)
Dalam tafsir ibnu Katsir dinyatakan bahwa "Di malam LailatulQadar dijelaskan dari Lauh Mahfuz kepada para malaikat pencatat perihal urusansatu tahun dan ajal-ajal yang akan terjadi di tahun itu, dan rezeki-rezeki yangdi turunkan tahun itu, serta semua peristiwa yang akan terjadi padanya, danlain sebagainya. Hal yang sama telah diriwayatkan dari Ibnu Umar, Mujahid, AbuMalik, dan Ad-Dahhak serta lain-lainnya dari kalangan ulama.
Setiap urusan itu diputuskan dengan "penuh hikmah.(Ad-Dukhan: 4)" Yakni dengan keputusan yang tetap, tidak dapat diganti, tidak dapat pula diubah. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya: أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا (yaitu) urusan yang besadari sisi Kami. (Ad-Dukhan: 5.Semua urusan yang akan terjadi yang telah ditetapkan oleh takdir Allah Swt. danapa yang telah diwahyukan oleh-Nya adalah berdasarkan perintah, izin, dan sepengetahuan-Nya.
Namun demikian, sesungguhnya takdir Allah atau ketentuan dari Allah dapat diubah dengan beberapa faktor salah satu faktor yang dapat mengubah taqdir ialah doaseseorang doa hadits berikut :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّىاللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَرُدُّ الْقَضَاءَ
إِلَّا الدُّعَاءُ وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمْرِ إِلَّا الْبِرُّ
Bersabda Rasulullah shollallahu 'alaih wa sallam: "Tidak ada yang dapat menolak taqdir(ketentuan) Allah ta'aala selain do'a. Dan Tidak ada yang dapat menambah(memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik." (HR Tirmidzi 2065)
Dengan kedudukan doa sebagai fakor pengubah takdir dan pemahaman bahwa pada saatlailatul qodar ditentukan "nasib" seseorang satu tahun ke depan, maka berbagaiketentuan nasib yang akan ditetapkan pada Lailatul Qodar itu sangat terkaitdengan doa doa yang kita panjatkan malam itu. Disinilah petingnya kita memanjatkandoa-doa untuk kehidupan kita, keluarga kita, bangsa dan negara kita dan kaummuslimin seluruhnya, dimanapun berada.