Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Debat Pilkada DKI Berakhir

11 Februari 2017   04:44 Diperbarui: 11 Februari 2017   05:24 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Debat pungkasan paslon pilkada DKI 2017 berakhir semalam, debat itu tentu meninggallkan kesan tersendiri bagi pemirsanya, dan sudah barang tentu bagi pendukungnya. Karena ini adalah debat dalam rangka pemilihan kepala daerah, maka penulis lebih mengapati perilaku kepemimpinan calon selama debat, lebih husus lagi pada indikator pengendalian diri (self control). Dalam pandangan penulis,  dalam debat, kedalaman penguasaa. isinya sangat bisa dipersiapkan. Namun ada aspek lain yakni aspek kepemimpinan calon, yakni self control yang dapat diamati selama proses debat itu sendiri terutama ketika calon diberi kesempatan berbicara dalam batasab waktu yang ada.

Ada berapa kemungkinan terjadi terkaut dengan konsep self control ibi. Pertama, ada yang lepas kontrol, keinginan mengekpresikan diri terlalu menggebu sehingga peski telah diwarning dengsn bel peringatan, calon tetap tidak sadat, oengendaluan dirinya sangat rendah, sehingga sering harus menyudahi pembicaraan yang belum sampai titik karena telah kehabisan waktu. Ini sangat nampak terjadi pada Agus Harimurtu Yudhoyono dan terjadi sepanjang debat paslon pilkada berlangsung.

Kemungkinan ke dua adalah upaya prngendalian diri yang artificial, pengontrolan diri yang dibuat buat karena sesungguhnta calon ingin terlihat memiliki pengendalian diri. Kontradiksio internis, tampil penuh tuntutan dari luar yang tidak sesuai karaktetlrnta, membuat tampilannya tidak konsusten, upaya mengatur tempo, suara tertahan, dan mikroejspresi yang ditunjukan nampak bahwa oengendaluan itu dibuat buat, tampilannya oenuh kamuflase. Hal demikuan nampak pada patahana, Ahok.

Anda bisa mrlihat bagaimana tampilsn Anieskan ? Kesempatan tervatas dikelolanya seoptimal mungkin, intonasi, volume, ritme bahkan diksi atau pilihan katanya benar menunjukan pengaturan yang optimal dan natural. Pengendalian diri sebagai aspek kepemimpinan sangat menonjol pada duri calon nomor tiga Anies Baswedan. Apa yang disampaikan Anies juga menunjukan bahwa Anies tidak sekedar menhawab atas oertantaan panelus atau tanggapan calon lain, namun sangat terasa Anies sedang bicara kepada masyarakat Jakarta yang dipimpinnya.

Cross check di akar rumput menunjukan, bahwa pada akar rumput, apa yang disampaikan oleh Anies Baswedan daoat mereja pahami. Penilaian seperti itu sudah barang tentu sangat nenguntungkan bagi kybu Anies apalagi ditambah emvel embel orangnya baik dan santun. Sudah barang tentu akan nenbah nilai plus bagi cagub yang diudung okeh Partai Gerindra dan PKS itu.

Sudah barang tentu terpilih tidaknya calon tidak hanya tergantung dari penilaian debat. Banyak faktor yang berpengaruh bagi kemenangan cagub. Salah satu faktor yang berpengaruh namun tidak kita kehendaki adalah masalah money piliti, dan DKI jakarta dengan penduduk fakir dan miskin sejumlah 3,5 juta, tentu sangat rawan dengan money politik, dan sudah barang tentu angka itu sangat signifikan dalam menentukan posisi paslon.

Hati hati !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun