Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok, Sudah Jatuh Terancam Runtuh

27 Mei 2017   09:24 Diperbarui: 27 Mei 2017   09:57 1896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salah satu keuntungan dari pencabutan banding Ahok adalah Ahok dapat berkonsentrasi pada sidang kasusu-kasus lain yang boleh jadi akan segera menyusul pasca kejatuhannya gagal menempati posisi sebagai orang nomor sati di Jakarta pada Pilkada DKI 2017 lalu melalu perjuangan dramatis hingga pada putaran ke dua. Seperti kita ketahui, melalui bedah buku berjudul "Usut Tuntas Dugaan Korupsi Ahok" karangan Marwan Batubara yang dilaunching di ruang KK2, Gedung Nusantara, DPR, Senayan Jakarata, pada hari Selasa, 23 Mei 2017 yang baru lalu. Pembicara kunci pada apeluncuran buku  ini tidak tanggung-tanggung,  mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, yang juga Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais yang dikenaal sebagai Bapak Reformasi Indonesia. 

Belum reda terkait masalah dugaan korupsi, yang secara resmi dilaunching bukunya di "Rumah Rakyat" yang dijadikan pusat perjuangan reformasi, BNN sinyalir Pemprof DKI di bawah Ahok terlibat Peredaran Narkoba. Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso (Buwas), menilai ada keterlibatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dalam penyebaran narkoba di tempat hiburan malam. Hal ini dikarenakan Pemprov DKI di bawah Gubernur non aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), tidak serius untuk menutup tempat hiburan malam yang terbukti menyebarkan narkoba.

Jika semua kasus tersebut menyeret Ahok ke meja hijau, maka proses naik banding atas vonis kasus tindak pidana penistaan agama akan semakin menguras berbagai sumberdaya Ahok sendiri. Barang kali itulah petimbangan keuntungan yang diperhitungkan oleh pihak Ahok terkait dengan pencabutan proses banding sebagai mana penulis ungkapkan pada tulisan berjudul "Memaknai Dua Surat Ahok" yang dipublikasikan di kompasiana edisi 25 Mei 2017. Penulis ungkapkan "Sebuah tindakan sadar, bagi seorang dewasa apalagi politisi dengan sejumlah pembela hukumnya tentu saja sudah melalui berbagai pertimbangan nilai strategisnya, untung ruginya, terutama tentu saja keuntungan yang akan diperoleh dari tindakan itu. Oleh karena itu, dalam memaknai tindakan orang sekaliber Ahok, kita tidak perlu baper, terbawa perasaan, namun sebaliknya, perlu memikirkan lebih dalam apa nilai keuntungan yang diperoleh oleh pihak Ahok dengan tindakan itu"

Apabila apa yang disinyalir oleh BNN  benar terbukti, maka bisa saja dugaan bahwa Ahok digunakan untuk menghancurkan bangsa Indonedia nendapat prbeguhannya. Yang dibikin teler pribumi, yang dibikin tak berdaya bagsa Indonesia, Cina sebagai pigak yang mengirim narkoba, merekalah nantinya menguasai. Ikatan primordial diantara sesama etnik Cina, busa saja digunakan sebagai alat untuk mrnguasai dunia.

Wajar saja mereka juga berani memasukkan ke pipa pipa tiang pancang pembangunan reklamasi yang diunporyt resmi. Budak narkoba dari kalangan tertentu yang berduit, agar terjamin pasokan saat sakau, mereka dukung reklamasi habis habisan. Karena pulau pulau dan bangunan elit hasil reklamasi akan menjadi pintu masuk yang nyaman bagi pasokan narkoba iru tanpa dihalangi pihak keamanan, yang telah dihamin pasokan uang pelicinnya.  Pantas saja tetangganya jadi pemasok Narkoba Ahok tampak cuek saja. Saatnya bongkar sampai akar akarnya untuk selamatkan bangsa. Bukan masalah SARA, rumah rumah elit orang Cina yang usahanya gak jelas perlu diperiksa. Terungkapnya rumah elit sebagai "gudang narkoba" di komplek Ahok, adalah fakta bahwa Cina tidak main main untuk hancurkan Indonesia, seperti juga bakteri penghancur tumbuhan yang diinjeksikan ke bibit cabai.


Pada tulisan berjudul "Tiongkok Mencaplok Indonesia ?" (Kompasiana 23 Desember 2016) penulis ungkapkan "Tentang daya hancur narkoba bagi keberlangsungan sebuah bangsa sudah banyak dibahas, dan Indonesia darurat narkoba. Sedang senjata bakteri yang mulai "didomestikadi adsptif" ditemukan di wilsyah Bogor Jawa Barat (baca Petani Itu Serdadu Bersenjata Bakteri ? Edisi yang lalu). Bakteri "asing" ini memiliki sikat pectinolitik yang dapat nenghancurkan tanaman ,(vegetasi) dan bersifat opportunistik terhadap manusia. Jika kedua senjata itu bekerja, yang digerakkan oleh 1.35 juta serdadu yang telah menyebar di beberapa wilayah di Indonesia ,  maka kemungkinan yang terjadi adalah hancurnya ketahanan pangan melalui pengrusakan oleh bakteri, ditambah dengan narkoba maka ketahanan manusianyapun menurun, dan pada saat itu Erwinia sp yang bersifat opportunistik menyerang manusia Indonesia yang semakin lemah. Dan genoside bangsa yang bernama Indonesia pun tinggal menunggu waktu, yang artinya penempatan untaian zamruf khatulistiwa oleh mereka bukanlah hal sulit.

Dengan demikian, jika pengusutan-pengusutan atas dugaan korupsi sebagaimana dipaparkan dalam buku  Marwan Batubara maupun apa yang disinyalir oleh BNN itu berhasil, maka nasib Ahok manjadi sudah jatuh terancam runtuh. Namun demikian, jika semua fakta itu gagal diungkap karena kepentingan-kepentingan tertentu melindunginya, maka yang jatuh hancur adalah Indonesia   Tentu saja sebagai pecinta NKRI hal in tidak boleh terjadi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun