Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Atletik Pilihan

Yang Harus Terus Diperbaiki Zohri

11 April 2019   09:35 Diperbarui: 11 April 2019   09:41 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atletik. Sumber ilustrasi: PEXELS/Andrea Piacquadio

Debut Zohri untuk perjuangan menuju olimpiade Tokyo 2020 (Road to Tokyo), cujup menggembirakan dengan kemenanganZohri di ajang Asian Grandprik di Malaysia 2019 pekan lalu. Walau demikian untuk mendapat salah satu tiket untuk turun di olimpiade 2020, Zohri masih harus berjuang sehingga peringkatnya aman. Untuk maksud tersebut, terus memperbaiki dan meningkatkan prestasi di beberapa ajang lomba sangat di perlukan oleh Lalu Muhammad Zohri. 

Ada 3 tahap dalam lari sprint 100 meter yaitu starting, sprinting dan finushing action . Dari 3 hal itu ada ada 2 yg menurut pengamatan penulis perlu terus ditingkatkan oleh Zohri yakni pada Starting action dan Finishing Action . Yang dimaksud dengan Starting Action adalah gerakan saat meninggalkan garis start setelah aba-aba 'yak/bunyi pistol' sampai kira-kira 6 s/d 9 langkah dari garis strat. 

Fase ini sangat terkait dengan Waktu reaksi.Waktu reaksi berperan sangat penting bagi pelari 100 meter saat starter membunyikan pistol kemudian timbul reaksi tungkai untuk bergerak menolakkan diri terhadap balok start. Yang dimaksud dengan reaksi adalah kemampuan seseorang untuk menjawab  rangsangan dalam waktu sesingkat mungkin. 

Komponen waktu reaksi secara  fisiologis ditentukan oleh tingkat kemampuan penerima rangsang, penghantar  stimulus ke sistem saraf pusat menyampaikan stimulus melalui saraf sampai  terjadinya sinyal, penghantar sinyal dari sistem saraf pusat ke otot, dan kepekaan otot dalam menerima rangsang untuk menjawab dalam bentuk gerak. 

Waktu reaksi adalah periode antara diterimanya rangsang (stimuli) dengan permulaan munculnya jawaban.  Reaksi atau kecepatan reaksi adalah  kemampuan tubuh atau anggota tubuh untuk bereaksi secepat mungkin ketika ada  rangsangan yang diterima oleh reseptor somatik, kinestetik atau vestibular.

Faktor ke dua adalah kekuatan yaknin  tenaga kontraksi otot yang dicapai dalam sekali usaha maksimal .  Secara fisiologis kekuatan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban. Atau dapat pula didefinisikan bahwa kekuatan otot adalah kemampuan otot untuk membangkitkan suatu tegangan terhadap suatu. Kekuatan adalah kemampuan otot skeletal tubuh untuk melakukan kontraksi atau tegangan maksimal dalam menerima beban sewaktu melakukan aktivitas. 

Hal ke dua yang perlu ditingkatkan oleh Zohri adalah Fnishing Action. Yang dimaksud dengan finishing action  adalah gerakan atau cara melewati garis finish. Ada 4 macam cara melewati garis finish: Pertama, Lari terus tanpa mengubah sikap badan. 

Cara ini sangat mudah tetapi kurang menguntungkan karena posisi badan tidak mengalami perubahan ke depan; Kedua, Memutar atau memiringkan bahu/badan ke salah satu sisi cara ini lebih menguntungkan dibanding cara pertama. ke tiga, Merebahkan atau menjatuhkan badan ke depan (ambyuk) atau thresrug. Cara ini sangat menguntungkan tetapi sulit untuk dilakukan. Kombinasi antara memiringkan badan dan ambruk. 

Memperhatikan Lalu Muhammad Zohri berlimba di Asian Grandprix di Malaysia beberapa waktu lalu, nampak hal yang sangat perlu terus ditingkatkan Zohri. Perrama ada lah starting action, start dan benerspa kangkah awal Zohri yang tetlambat. Jika ketetlambatan iti diukur presisi, misalnya 0,3 detik, maka seharusnya lari Zohri sudah berada pada kelajyan 9,9 detik untuk 100 meternya.

Yang ke dua, adalah pada finishing action, cara menguntungkan untuk finish terkait dengan penentuan foto finus adalah menforing bagian dodot (torso) ke depan. Merebahkan atau menjatuhkan badan ke depan (ambyuk) atau thresrug. Cara ini sangat menguntungkan tetapi sulit untuk dilakukan. Cara ini bisa menghadilkan selisih sepersekian detik pada lamba 100 m dengan kedatangan beberapa pelari yang nampak bersamaan.

Jika 0,01 detik dapat Zohri hemat melalui finishing action ini, fitambah dengan pertajsmsn pada start dan beberapa langkah awal, srkitar 0,3 detik, maka Idealnya saat ini Zohri mrmiliki personal best srkutat 9,8x detik. Hal ini perlu benar benar tetus fitingkatkan sesegera mungkin agar dapat berada dipetingkat aman untuk bisa tampil di Tokyo Olympic 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun