Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Politik

Doa Tifatul Sembiring

17 Agustus 2017   19:34 Diperbarui: 18 Agustus 2017   08:12 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kita kembali dihebohkan dengan masalah doa yang dibaca oleh Tifatul Sembiring di gedung DPR/MPR. Dari acaranya, jelas ini adalah acara resmi kenegaraan sehingga silang sengketa yang terhadi, khususnta dengan doa yang dibaca oleh Tifatul, karena diakui atau tidak telah membuat sebagian anak anak bangsa ini tidak nyaman.

Doa tentu bukanlah retorika politik, untuk kehati hatian ke drpan MUI dimohon memberi Sikap keagamaan terhadap doa Tifatul, tentu saja sesuai prinsip prinsip, adab dan berbagai aspek doa menurut Islam.

Dalam pansangan saya, menyebut "Pemimpin yang takut pada-Mu" tanpa anak kalimat pun maksudnya sudah jelas, yakni tidak takut kpd yg lainnya, penambahan anak kalimat "bukan takut kepada partai, berarti sebagai penghususan dari takut itu. Jika benar sebagai penghususan, hal yang penting dari maksud doa itu, bgmn jk dikabulkan kita diberi pemimpin yang tdk takut kepada partainya, tetapi ternyata dia takut kepada cukong, relawannya, pendukungnya, aliran, istri, atau selingkuhannya ? Ini tentu menjadi problematik.

Menurut hemat saya, dengan doa Matsurit "Allahumma inni as alukal huda, wattuqoo, wal afafa walghina, atau terjemahannya, atau dengan tambahan bagi kami, rakyat dan pemimimpin pemimoin kami, sdh cukup tidak perlu memberi embel embel sehingga doa terkesab lebay itu dan menohok sebagian anak anak bangsa.

Namun bagainanapun juga sata sanfat yakin MUI lebih kompeten dalam memberikan pendapat keagamaan tetkait doa itu. MUI dapat bekerja sama termasuk dengan ahli mikro ekspresi sehingga dapat membetikan pendapat keagamaan secara kebih tepat. Hal ini sangat penting untuk dilakukan, sebab kita tahu, bahwa Doa adalah Ruhnya ibadah.

Semoga siapapun yang terlibat dalam acara kenegaraan, apalagi berkedudukan sebagai pemimpin, seyogyanya benar benar menunjukan sikap kenegarawanannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun