Mohon tunggu...
Darwin Malakuin
Darwin Malakuin Mohon Tunggu... Desainer - Pencari Makna

Aku sudah lama mengatakan, aku akan menjadi idealis sampai batas-batas sejauh-jauhnya

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mampukah Prabowo-Sandiaga Melakukan Comeback?

7 Maret 2019   21:24 Diperbarui: 7 Maret 2019   23:33 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi: Mindra Purnomo


Akhir-akhir ini, berita sepakbola dunia diramaikan dengan trend comeback. Istilah yang digunakan untuk suatu tim yang melakukan "kebangkitan kembali" setelah kekalahan. Comeback dalam sepakbola merupakan hal yang sangat jarang terjadi bahkan kalaupun terjadi akan menjadi sejarah tersendiri, bukan hanya ada tim yang bersangkutan tetapi juga sepak bola secara umum. Bisa saja, sejarah tercipta ketika hal itu terjadi.

Dunia sepakbola kembali dikejutkan lagi dengan comeback luar biasa yang dilakukan oleh tim Ajax Amsterdam ketika bersua Real Madrid FC. Tim Real Madrid yang menaklukan Ajax dikandangnya, Johan Cruyff Arena, dengan skor 2-1, berhasil "dihajar balik" dengan skor telak 1-4, agregat 5-3 membuat Ajax Amsterdam dipastikan lolos kebabak berikutnya. Kalangan sepakbola banyak yang tidak mengira Ajax akan melakukan comeback luar biasa seperti itu. Apalagi lawannya adalah tim sebesar Real Madrid.

Tim segemuk Real Madrid dengan tumpukan pemain kelas wahid "tidak mungkin" dikalahkan tim sekecil Ajax yang bahkan nilai timnya setara dengan harga seorang pemain Real Madrid sendiri, Gareth Bale. Bahkan, kapten Real Madrid sendiri, Sergio Ramos, melakukan pelanggran secara sengaja di leg pertama dengan catatan mendapatkan kartu kuning dan mendapatkan akumulasi di leg kedua dan masih bisa bermain di babak selanjutnya. Malang bagi sang kapten, timnya tumbang dikandang sendiri, Santiago Bernabeu. Mimpi untuk bermain dibabak selanjuntnya pun harus dikubur sampai disitu.

Kisah comeback berlanjut. 24 jam setelah Ajax melakukannya, giliran Manchester United melakukan comeback yang luar biasa. Korbannya adalah Paris Saint Germain (PSG). Setelah mencukur Mancester United di Old Traford pada leg pertama dengan skor 0-2, PSG boleh berkacak pinggang. Apalagi, pertandingan berikutnya diadakan dikandang sendiri, Parc des Rinces, Prancis. 

Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Blundernya pertahanan belakang dan beberapa blunder sang kiper Gianluigi Bufon, membuat striker Manchester United, Romelu Lukaku dengan gesit menjebol gawang mereka. Alhasil, mereka tumbang dikandang sendiri dengan skor 1-3, agregat 3-3. Manchester united lolos kebabak selanjutnya karena unggul agresivitas gol tandang.

Cerita comeback dalam sepakbola tidak jauh berbeda dengan "comeback" dalam dunia perpolitikan Indonesia. Pertarungan, Ahok-Djarot vs Anis-Sandiaga dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta (yang bobrok itu) bolehlah kita sebut dengan comeback yang luar biasa. Pasangan Anis Baswedan dan Sandiaga Uno berhasil menumbangkan sang petahana, yang jauh hari sebelum pemilihan sangat unggul menurut hasil survei beberapa lembaga survei terpercaya.

Berkaitan dengan kontestasi PILRES di Indonesia, tentu kita bisa ambil hikmah dari kejadian comeback diatas. Dalam kontestasi PILRES tahun ini, dengan statusnya sebagai petahana, Jokowi tentu saja diunggulkan dan sejauh ini, menurut beberapa lembaga survei, Jokowi masih diatas angin. 

Dilansir Tribunnews.com (6 Maret 2019), hasil survei Charta Politika elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf sebesar 53,2 ersen dan Prabowo-Sandiaga 34,1 persen; hasil survei Polmark elektabilitas Jokowi-Maruf 40,4 persen dan Prabowo-Sandiaga 25,8 persen; menurut CRC pasangan Jokowi-Maruf unggul dengan perolehan 56,1 persen dan Prabowo-Sandiaga mencapai 31,7 persen; 

Hasil survei lembaga Median, Jokowi-Ma'ruf unggul sebesar 47,9 persen dan pasangan Prabowo-Sandiaga 38,7 persen; survei Populi Center menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 54,1 persen sedangkan Prabowo-Sandiaga 31,0 persen; survei Cyrus menyebut, elektabilitas Jokowi-a'ruf sebesar 55,2 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga sebesar 36 persen dan yang terakhir Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mencapai 58,7 ersen, sementara elektabilitas Prabowo-Sandiaga mencapai 30,9 persen.

Beradasarkan berbagai hasil survei diatas, boleh dikatakan bahwa pasangan Jokowi-Ma'ruf dalam posisi yang sangat kuat, dan secara matematis kemenangan sudah "ditangan". Tetapi, sama halnya dalam sepakbola, politik tidak dapat dihitung dengan angka pasti, semua bisa saja berubah karena berbagai faktor. Tentu saja kita bisa berkaca dari pemilu-pemilu sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun