Mohon tunggu...
Dani Wijaya
Dani Wijaya Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pekerja Keras

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tujuan Demo 299 Sangat Politis, Hati-hati atas Ajakannya

26 September 2017   09:38 Diperbarui: 26 September 2017   09:59 4290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pernyataan Hendardi, Ketua Setara Institute, sumber: internet

Pada hari Jum'at (29/9) nanti, Presidium Alumni 212 akan melakukan aksi demonstrasi di depan DPR/MPR RI, Jakarta. Demo berjilid itu terus berlanjut, kali ini dengan tema menolak Perppu No. 2/2017 tentang Ormas dan kebangkitan PKI di Indonesia.

Menanggapi aksi tersebut banyak tokoh publik berkomentar. Salah satunya Hendardi, Ketua Setara Institute. Menurutnya langkah Presidium Alumni 212 menolak Perppu Ormas sangat disayangkan.

Perppu Ormas sendiri telah digugat di Mahkamah Konstitusi (MK). Seharusnya bila mereka mau menggugat produk Undang-Undang dilakukan melalui mekanisme demokratik yang menyoal keabsahan produk hukum Indonesia, yaitu di MK. Bukan dengan demo berjilid-jilid yang tak jelas juntrungannya.

Kemudian, selain menolak Perppu Ormas, Presidium Alumni 212 yang menolak kebangkitan PKI juga terlihat mengada-ada. Menolak kebangkitan PKI saat ini sangat tidak mendasar. Hal itu karena tak ada bukti yang sahih bahwa PKI akan bangkit, bahkan mereka sudah hancur sejak 50 tahun lalu.

Apa yang hendak ditolak alumni Presidium 212 sesungguhnya adalah ilusi
Apa yang hendak ditolak alumni Presidium 212 sesungguhnya adalah ilusi
Presidium Alumni 212 justru terlihat seolah ingin menanamkan persepsi pada masyarakat bahwa kebangkitan PKI benar-benar ada. Hal ini tentu kontra-produktif untuk masyarakat.

Bila diperhatikan dengan seksama sebenarnya pergerakan Presidium Alumni 212 ini mengarah pada kepentingan politik yang bertujuan untuk melemahkan pemerintahan Jokowi. Kemudian dengan dua isu di atas mereka membuka jalan bagi lawan politiknya melalui penyebaran isu-isu irrasional dan aksi-aksi yang mengatasnamakan agama.

Untuk itu sebaiknya kita lebih hati-hati dan lebih kritis melihat ajakan demo seperti di atas. Bila terdapat indikasi itu untuk kepentingan politik kelompok tertentu sebaiknya kita tarik diri saja daripada hanya jadi martir mereka.

Selain itu, mobilisasi massa dalam jumlah besar yang dilakukan berjilid-jilid tidak banyak berkontribusk bagi pembangunan bangsa dan negara. Justru dapat menimbulkan resiko keamanan serta menurunkan potensi perekonomian Indonesia, terlebih demo itu dilakukan pada hari kerja.

Bila kita ingin berjihad tidak harus melalui aksi demo. Aksi demo 299 bukanlah aksi jihad yang tepat saat ini karena dapat mengorbankan kepentingan umum secara luas. Masih banyak lahan untuk berkontribusi positif bagi bangsa dan negara, misalnya melalui pendidikan dan kesehatan, menjaga keamanan dan kedamaian masyarakat, berbuat toleran dan tidak main hakim sendiri, dan masih banyak lagi. Itu adalah bagian dari jihad.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun