Mohon tunggu...
Money Pilihan

Perkuat Pusat, Perbanyak Cabang

1 Maret 2017   22:08 Diperbarui: 3 Maret 2017   06:01 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Asean Economy Community menjadi tantangan dan sekaligus menjadi beban bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat nantinya dituntut untuk bersaing bukan hanya dengan masyarakat Indonesia sendiri tetapi dengan masyarakat ASEAN dalam hal pekerjaan, budaya, dan lainnya. Pada tahun 1997 tepatnya dalam ASEAN Summit yang diadakan di Kuala Lumpur, para kepala negara ASEAN menyepakati ASEAN Vision 2020 yaitu mewujudkan kawasan yang stabil dan berdaya saing tinggi dengan pertumbuhan ekonomi yang merata. 

Dari sinilah muncul ide pembentukan Komunitas ASEAN yang memiliki tiga pilar utama, yaitu: (1) ASEAN Security Community, (2) ASEAN Economic Community, (3) ASEAN Socio-Cultural Community.Komunitas ini pada awalnya akan diterapkan secara penuh pada tahun 2020, namun dipercepat menjadi tahun 2015 sesuai dengan kesepakatan dari pemimpin negara-negara anggota ASEAN. Hal ini pun juga disesuaikan dengan perkembangan globalisasi internasional yang menuntut ASEAN untuk lebih kompetitif lagi (Triansyah Djani, 2007:32). Dewasa kini kita banyak mengenal mengenai industry kreatif yang sedang hangat – hangatnya  dipropagandakan oleh pemerintah serta dipublikasian di media massa, media sosial, bahkan media elektronik. 

Hal tersebut disinyalir untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia dalam menghadapi Asean Economy Community di tahun 2015. Banyak para ahli berpendapat bahwa Indonesia belum cukup siap untuk menghadapi AEC 2015 ini, dikarenakan dengan Sumber daya manusia yang masih dibawah rata – rata dalam segi ilmu pengetahuan untuk bersaing dengan masyarakat ASEAN lainnya. Tetapi kita tidak boleh terlalu pesimis dengan keadaan ini. Masih ada sedikit waktu untuk mempersiapkan diri kita dengan berbagai cara, salah satunya adalah mencintai terlebih dahulu produk dalam negeri dengan begitu kita telah menghargai dan memberikan nilai tambah dalam hal penghasilan kepada bangsa kita sendiri. 

Bila kita melihat Kota Bandung, kota ini identik dengan kota fashion. Banyak sekali berbagai macam barang yang dijual di Bandung khususnya pakaian. Bahkan negara tetangga sering berkunjung ke Bandung untuk sekedar membeli pakaian dan aksesories di Pasar Baru Bandung. Ini merupakan suatu peluang besar untuk dapat melebarkan sayap agar mengembangkan industry kreatif yang bergerak di bidang pakaian dan aksesories yang dipelopori oleh kota Bandung, Jawa Barat. 

Walaupun demikian kita harus tetap waspada dan turut mengendalikan agar masyarakat Indonesia tidak terlalu konsumtif dalam membeli dan menggunakan pakaian serta aksesories yang bukan berasal dari hasil karya anak bangsa, karena ini akan memberikan dampak negative yang menimbulkan ketidakpercayaan beberapa pihak dan cenderung meremehkan produk buatan negeri dengan membeli produk dari luar negeri. 

Pada kenyataannya Singapura dan Malaysia saja membeli pakaian dan aksesoriesnya di Pasar Baru, Bandung. ini sungguh ironis sekali, disatu sisi kita meremehkan produk karya anak bangsa, tetapi disisi lain masyarakat luar negeri malah menyukai produk buatan anak bangsa. Maka disinilah yang menjadi fokus kita, bagaimanapun caranya kita harus membuat masyarakat Indonesia menggunakan produk dalam negeri bukan hanya di bidang fashion tetapi diseluruh bidangnya. Serta membuat distrik – distrik atau cabang – cabang di setiap negara khususnya ASEAN agar mereka mengetahui produk – produk Indonesia tidak kalah dengan produk – produk luar negeri. Sistem yang dibuat harus sesuai dengan keadaan saat ini, serta mengikuti zaman yang akan datang. 

Agar kita tidak tertinggal dengan bangsa lain dalam segala hal. Langkah konkret kita sebagai mahasiswa khususnya dapat menjadi pionir dalam segala hal yang berhubungan dengan Jurusan / Program Studi kita. Harapan kita semua pastinya ingin membawa negara ini menjadi negara yang maju serta memiliki nilai moral yang baik. Kembali kepada tema yang akan kita bahas yaitu  pasti berkaitan dengan Ekonomi dan Pendapatan, dua hal ini memang tidak dapat dipisahkan secara fungsi memang satu sama lain sangat mempengaruhi dan berkaitan.

Bila kita melihat trend saat ini mungkin penulis akan mengupas lebih dalam mengenai kaum remaja yang sibuk Bisnis, Bisnis saat ini mungkin seakan – akan menjadi trend dikalangan remaja, bukan tanpa alasan mereka mendapatkan sedikit penghasilan tambahan dan ditambah lagi mendapatkan banyak relasi tentunya. Ini adalah hal yang positif tetapi kita semua harus sadar, bahwa bisnis tujuannya adalah bukan mnjadi kaya, tetapi bagaimana kita dapat memenuhi kebutuhan orang lain, dan selebihnya keuntungan yang kita dapatkan jadikanlah sebagai bonus dalam berbisnis. AEC 2015 sudah didepan mata, bukan saatnya lagi kita untuk berleha – leha, Indonesia perlu mesin cetak entrepreneur agar menjadi raksasa di Negaranya sendiri untuk menghadapi AEC 2015. 

Kita dapat memulai karir kita sebagai reseller atau distributor terlebih dahulu, sebelum memproduksi barang kita sendiri. Seperti yang dikemukakan penulis pada sebelumnya, khususnya di kota Bandung menjadi sebuah ladang usaha yang menjanjikan dalam hal distributor atau reseller dibidang Industry Kreatif seperti Pakaian dan Aksesories, kita dapat memasarkan ke pelosok Jawa Barat, Pulau Jawa, Seluruh Indonesia dan tujuan akhirnya adalah ASEAN. Semua peluang itu didukung dengan adanya AEC 2015 yang memudahkan keluar masukknya barang di setiap Negara yang tergabung dengan program AEC. 

Melihat prospek dari industry pakaian dan aksesories yang sangat menjanjikan di Bandung, kita dapat menyebarluaskan dengan sentuhan teknologi dan kreatifitas sebagai anak muda agar dapat menarik hati para konsumen yang bukan hanya di dalam negeri, bahkan diluar negeri. Yang menjadi titik fokus kita yaitu bagaimana caranya kita dapat mengembangkan produk – produk dalam negeri agar menjadi primadona di Negara lain. Yang pertama kita harus lakukan adalah mencari channel untuk barang – barang kita yang akan dipasarkan atau dijual kembali kepada konsumen akhir. 

Setelah itu kita membuat grand design yang menarik, serta pemasaran yang baik serta menarik. Kita dapat menggunakan media sosial untuk start up. Bayangkan bila produk – produk dalam negeri menjadi primadona di negeri orang lain, serta entrepreneur di Indonesia bertambah, AEC bukan lagi menjadi mimpi buruk bagi kita semua, AEC akan sebaliknya menjadi peluang amat sangat besar untuk mengembangkan kreatifitas serta pendapatan bukan hanya bagi para pengusaha kecil ataupun besar, tetapi untuk Negara kita juga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun