Mohon tunggu...
Dan Jr
Dan Jr Mohon Tunggu... Lainnya - None

私の人生で虹にならないでください、私は黒が好きです

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anies Baswedan

15 Agustus 2017   19:29 Diperbarui: 16 Agustus 2017   19:59 3077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tulisan ini berdasarkan tanggapan jubir Anies Baswedan, atas viralnya seorang ibu yang mengomel karena Anies tidak ikut antre macet.

Seandainya Naufal Firman tidak berkomentar, dan tidak ada satupun orang - orang Anies mengambil pusing soal video viral ibu - ibu mengoceh sebab Anies menggunakan voorjider,niscaya tulisan ini tidak akan ada. Karena sesungguhnya, tidak ada pembuktian bahwa mobil yang nyelonong boy itu sedang ditumpangi oleh sang Gubernur DKI terpilih.

Namun nasi sudah jadi bubur, pasti banyak yang tergelitik ingin mengomentari aksi Anies sang jawara. Kenapa disebut Jawara? Tengok saja, Anies berada didalam dua pertarungan politik terpanas sejak reformasi, dan dalam kedua pertarungan itu Anies satu - satunya yang meraih dua kemenangan sekaligus. Saat Anies bersama Joko Widodo memuluskan langkah seniornya di pemerintahan DKI itu, Anies membawa kemenangan mengalahkan Prabowo yang kelak akan menjadi sahabat barunya. Jika bersama Joko Widodo, Anies Baswedan hanyalah peran pendukung maka bersama Prabowo sang mantan rektor bergerak menjadi pemeran utama, bertarung dengan Basuki Tjahja Purnama yang ironisnya seringkali di-dwi tungglkan bersama Joko Widodo. Tapi tetap saja, Anies menang. Pun pendukung Ahok mengatakan kemenangan Anies diciderai intoleransi, fakta mengatakan bahwa lapangan lebih memilih Anies daripada petahana. Dua kemengan dengan dua duduk di dua kubu yang saling bertolak belakang, Anies pantas menjadi guru politik saat ini.

Tapi kemenangan itu, tidak kunjung membuat Anies berbahagia. Sebut saja permintaan Anies yang berulang kali mengatkan bahwa pilkada sudah usai, saatnya groupgagal move onmengganti kalendernya. Entah apa yang dipikirkan mantan mendikbud era Joko Widodo ini, jika dicermati secara mendalam pihak - pihak yang bersama Anies-lah yang belum move ondari pilkada yang dimenangkannya sendiri. Tidak Djarot, bukan Hasto bahkan tidak pula Megawati yang berkomentar soal kekalahan mereka di pertarungan panas itu, Anies sendirilah berkoar - koar agar melupakan pilkada, dan menunggu aksinya setelah dilantik nanti.

Mungkin Anies lupa, tindakannya menumpang helikopter menyakiti kata keberpihakan rakyat kecilyang didengungkannya sendiri saat kampanye. Hingga masyarakat berbondong - bondong untuk meminta penjelasan calon pimpinan tertinggi ibu kota itu. Anies juga tidak sadar, bahwa ucapannya yang seringkali berubah soal janji kampanye, dan dibantu oleh wakilnya membuat masyarakat jengah dan berusaha sekuat mungkin meminta kepastian. Alexis, Reklamasi, Rumah DP 0 % adalah korban sekarang kedele besok tempe a laAnies - Sandi. Meskipun hanyadipilih oleh 58% warga DKI, tapi jangan lupa bahwa 100% pemilih berhak untuk meminta kepastian dan penjelasan soal janji kampanye. Bukankah itu juga yang dilakukan mereka yang tidak memilih Joko Widodo pada pilpres 2014 lalu?

Blunder helikopter masih berbekas meski sedikit dibenak masyarakat. Anies lalu lalang dengan hebatnya menggunakan voorjider.Anies tidak salah, tapi warga yang mengomentari tindakan itupun benar. Anies Baswedan yang hanya mantan mentri dan Gubernur terpilih, menggunakan tat tit tutyang presiden sendiri tidak memakainya. Berkaca pada dua pendahulu Anies saat menjadi Gubernur DKI (Jokowi dan Ahok), tidak ada yang menggunakan voorjider,maka pantaslah warga mempermasalahkannya. Bukannya kubu Anies sendiri yang menuduh salah satu pendahulunya itu tidak merakyat? Sedangkan Djarot, masih belum terdengar ada keluhan masyarakat kalau beliau menggunakan pengawalan tersebut.

Lagi, bantahan Naufal yang berdalih jalan dilalui Anies searah seperti dikisahkan si ibu juga benar. Tapi penyimak video juga pasti dapat melihat dengan jelas bahwa mobil - mobil lain minggirsaat Anies lewat. Artinya, bukan masalah jalan satu arah, tapi memang kendaraan yang ditumpangi Anies itu "meminta" istimewanya sendiri.

Pertanyaannya, siapakah Anies Baswedan setelah dilantik nanti?

Beliau adalah Gubernur DKI Jakarta yang makan dari uang pajak rakyat! Rakyatlah yang menyediakan bensin untuk kendaraannya, rakyat pula yang membayar tagihan listriknya. Untuk seorang yang menikmati fasilitas gratisan seperti itu, pantaskah Anies mengabaikan fakta bahwa semua orang butuh cepat, tapi tidak semua orang mampu bangun tidak terlambat.Jadi kalau pejabat terlambat, ikutlah terlambat, mungkin bisa di strap seperti anak sekolah, atau diberi tugas tambahan memberishkan WC setelah pekerjaannya selesai misalnya. Jadi ngiu ngiu dijalan bisa hanya untuk keadaan darurat (ambulance atau damkar). Kalau pejabat, ah sudahlah...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun