Mohon tunggu...
Humaniora

Anak Ibarat Spons

17 September 2017   21:53 Diperbarui: 17 September 2017   23:20 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah kalian pernah mendengar kaliamat di atas?

Anak-anak sangatlah mudah menyarap apapu yang ada dihadapannya. Karena itu orang tua harus sangat berhati-hati dalam bersikap. Setiap kata, perbuatan dan kebiasaan, menjadi contoh yang sangat nyata bagi si kecil yang kelak akan mudah si kecil tiru. Pernahkan ibu melihat si kecil menirukan dialog-dialog sinetron ataupun lagu-lagu yang tidak baik untuk umuran si kecil atau terlalu vulgar?

Anak-anak adalah peniru alamiah terbaik, kemampuannya sangatlah mudah berkembang degan cepat. Apapun yang ditangkap oleh indranya dia akan mudah menerapkanya/ mengaplikasikan kedalam kehidupannya tanpa adanya hambatan. Jadi, jangan pernah menganggap bahwa anak tidak mengerti apa-apa. Karena itu adah salah besar. Anak-anak mempunyai kelebihan yang kadang tidak terfikirkan oleh orang tuanya. Agar anak berkembang sesuai apa yang kita inginkan, teladan dari orangtua adalah hal yang mutlak.

Coba banyangkan!

Setiap hari si kecil mendapatkan pelajaran tentang banyak hal terutama budi pekerti dan masih banyak lagi hal-hal yang berharga yang diajarkan di sekolah, tapi ketika si kecil pulang kerumah orangtua lalai atau lupa untuk memberikan si kecil teladan yang baik, padahal si kecil lebih banyak waktu yang habiskan dirumah, Jadi ketika orang tua tidak memberikan teladan yang baik semua pelajan yang diajarkan di sekolah tidak ada maknanya. Karena pada kenyataan dirumahnya, dia melihat contoh yang bertolak belakang dengan apa yang guru sekolah ajarkan.

Ada dosen sayang yang bercerita tentang anaknya yang mudah sekali mempraktekan atau menyarap apa yang si kecil dengar. Ketika anaknya sedang bermain dengan saudara-saudanya, saudaranya mengatakan sesuatu yang tidak baik untuk di ucapkan sehingga seketika itu juga otaknya merekam apa yang telah saudaranya katakana. 

Pada waktu itu keluarga  sedang kumpul dirumah anaknya mengucapkan sesuatu yang dia dengar dari saudaranya dengan lantang padahal itu adalah kata-kata yang tidak senonoh tapi dia tidak mengerti apa artinya itu, sehingga dia hanya ikuta saudaranya, membuat semua orang yang ada di ruangan tersebut tertawa. 

Padahal itu adalah kesalahan besar seperti merespon apa yang tidak baik di ucapkan atau diperlihatkan dengan respon tertawa membuat anak mengira bahwasanya apa yang mereka lakukan itu benar maka dia akan melakukanya terus menerus atau berulang-ulang karena mereka mengira mendapapatkan dukungan untuk melakukanya padahal itu hal yang salah malah kita orang dewasa tidak memberikan pengerian bahwasanya apa yang mereka lakukan itu kurang benar.  

adi intinya kita harus meberikan teladan yang baik untuk si kecil. Karena mereka mudah menyarap apa yang mereka lihat dan dengar seperti sebuah SPONS. Kritik dan saran sangatlah dibutuhkan trimakasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun