Mohon tunggu...
Diah Utami
Diah Utami Mohon Tunggu... Administrasi - Pengamat

Warga dunia biasa yang masih suka hilang timbul semangat menulis dan berceritanya. Berharap bisa menebar sepercik hikmah di ruang maya kompasiana. Semoga berkah terlimpah untuk kita, baik yang menulis maupun membaca.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Belajar PowerPoint Sampai ke Jepang

4 Juni 2012   23:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:23 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judulnya terdengar bombastis? Ya... mungkin demikian. Tapi yang terjadi denganku adalah, sebetulnya aku merasa 'terjebak' untuk belajar membuat materi presentasi PowerPoint ini ketika aku berada di Jepang, beberapa tahun yang lalu.

Saat itu dalam rentang tahun 2002-2004, aku hanyalah seorang guru yang terpilih untuk mengikuti program Training Guru selama 1,5 tahun di Universitas Gunma, Jepang. Aku ini sebetulnya agak-agak gaptek juga. Program komputer yang biasa kugunakan hanya sebatas Microsoft Word dan Excel. Itu pun hanya fungsi standar saja. Pokoknya yang cukup berguna untuk membuat laporan atau mengolah nilai murid-muridku. Sama sekali tak ada yang canggih dalam kemampuanku menggunakan komputer untuk keseharianku.

Sebelum masuk ke periode khusus program Training Guru, aku menjalani masa 6 bulan belajar bahasa. Di masa itu, ada juga satu sesi belajar komputer. Belajar mengoperasikan Microsoft Word juga, tapi kali ini dengan menu dalam bahasa Jepang, juga dalam kepentingannya untuk menulis huruf kanji. Penting, tentunya, karena di Jepang aku harus banyak menggunakan bahasa tersebut dalam keseharian, termasuk untuk membuat laporan-laporan singkat hasil kegiatanku di sana.

Pendek kata, aku pun masuk ke program inti, Training Guru. Di bawah bimbingan Yuki Sensei, aku mengikuti banyak kegiatannya. Beliau banyak merancang program dukungan untuk warga negara asing -terutama dari Amerika Selatan- yang tinggal di Jepang. Aku yang tergabung dalam Friendship Project di bawah komandonya pun beberapa kali ikut berpartisipasi dalam program tersebut.

Salah satu kegiatan pendukung yang diselenggarakan oleh tim Friendship Project dari Universitas Gunma saat itu adalah memberi pelatihan cara pembuatan materi presentasi dalam bentuk PowerPoint untuk guru-guru di kota Oizumi, sebuah kota dengan mayoritas penduduk berasal dari Amerika Selatan. Mereka merasa cukup nyaman tinggal di Jepang tanpa perlu menguasai bahasa Jepang karena komunitas mereka di sana cukup besar, dan mereka bisa berbahasa Portugis di kota itu. Dan kelompok kami, Friendship Project, akan memberi pelatihan mengolah materi PowerPoint kepada mereka. Haa??? Guru-guru yang native berbahasa Portugis itu? Well... mereka cukup mengerti bahasa Jepang juga sih, tapi justru aku yang belum lancar berbahasa Jepang. Sedangkan cara membuat materi presentasi dalam PowerPoint pun belum aku kuasai. Dan aku harus membantu mengajarkan materi パワーポイント (PowerPoint)ini dalam bahasa Jepang? Ampuun...!

Maka mau tak mau, aku harus belajar dulu. Kursus kilat deh bersama teman-teman mahasiswa yang tergabung di Friendship Project. Jangan bayangkan hal yang mudah, kawan. Semua menu di komputer Jepang tersedia dalam bahasa mereka saja. Tak ada opsi bahasa Inggris. Untuk beberapa menu yang menggunakan kata serapan dalam bahasa Inggris, aku masih bisa membacanya dalam tulisan katakana, tapi untuk beberapa opsi lainnya, tanpa ampun aku harus membaca (menerkanya) karena dituliskan dalam huruf kanji saja. Membuat aku mendadak jadi 'buta huruf'. Sebetulnya tampilan posisi menu di program MSword atau PowerPoint kurang lebih sama, di mana-mana. Adanya icon tentu akan memudahkan pengguna amatir seperti aku. Toh dalam bahasa apapun icon relatif sama. Tapi kalau tidak ada iconnya? Bakalan ketahuan bloonnya kan kalau nggak hapal :p

Tapi walau bagaimanapun, the show must go on. Pada hari yang sudah ditentukan, kami pun berangkat ke lokasi. Bertemu dengan ibu-ibu dan bapak-bapak guru yang membawa sendiri laptop mereka, aku pun bersiap diri. Deg-degan juga. hasil belajar dua hari harus kuajarkan ulang kepada ibu-ibu dan bapak-bapak itu? Untungnya teman-teman Friendship Project cukup banyak, dan aksi mereka sangat baik menanggapi pertanyaan ibu-ibu dan bapak-bapak guru itu. Psst, termasuk aku yang juga belajar lagi. Hihi... Di akhir kegiatan, tampaknya semua orang puas. Alhamdulillah.

Kembali ke Indonesia, aku harus belajar membuat materi presentasi PPt lagi. Setelah cukup terbiasa dengan tampilan menu berbahasa Jepang, kali ini aku harus membiasakan diri lagi mengenali berbagai fitur dan menu dalam bahasa Inggris. Belajar lagiiii, mariii...!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun