Mohon tunggu...
Karyati
Karyati Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar menjadi pembaca terbijak

ok

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Etiket sebagai Pengingat Berjangka yang Valid

3 Juli 2018   12:35 Diperbarui: 3 Juli 2018   12:39 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Zaman yang serba modern seperti saat ini terkadang memudahkan seseorang untuk mengingat sesuatu. Pengingat dijadikan sebagai hal yang sangat penting demi berlangsungnya sebuah acara. Misalnya saja mengatur jadwal pengingat di gawai mengenai hari kelahiran orang tua, kakak, adik, sahabat, bahkan teman sejawat.

Tradisi ini sudah menjadi kebudayaan yang diterapkan seseorang untuk mengisi berbagai macam agenda di gawai. Namun, yang sering sekali dilupakan justru hal yang sangat penting dan berpengaruh besar bagi semua elemen. Hal penting itu yakni lupa mengingat Kapan membayar pajak sepeda motor? Kapan membayar pajak tanah? dan Kapan harus mengganti SIM?

Pengalaman ini dirasakan oleh penulis yang sudah dua kali berturut-turut telat membayar pajak. Perbuatan seperti ini membuat penulis tergumun dengan sendirinya karena mampu menulis acara-acara penting di gawai akan tetapi, Mengapa tidak mampu menulis tanggal pembayaran pajak maupun pergantian SIM juga di gawai tersebut? Apakah itu tidak penting? Kenyataanya apabila telat membayar akan gusar sebab mendapatkan teguran dari petugas dan mendapatkan sanksi administrasi. Jadi, keteledoran semacam ini wajib untuk sedikit demi sedikit dihilangkan.

Seperti halnya kita ketahui bersama bahwa pajak dibayarkan setahun sekali. Sedangkan surat izin mengemudi (SIM) lima tahun sekali. Dahulu ada kartu tanda penduduk (KTP) yang wajib diganti setiap lima tahun sekali. Sekarang, seiring berjalannya waktu KTP sudah beralih ketentuan menjadi E-KTP dengan masa berlaku seumur hidup. Sehinga secara langsung mengurangi beban pemilik E-KTP.

Kembali lagi ke penjelasan awal mengenai kewajiban untuk membayar pajak yang sesuai dengan jatuh temponya. Jarak setahun dan lima tahun bukan waktu pembayaran yang memang dianggap mudah. Akan tetapi, fakta yang terjadi seperti penulis ini terkadang bisa melupakan begitu saja disebabkan berbagai macam kesibukkan dan penundaan pengingat di gawai.  

Dari kejadian tersebut akhirnya penulis mempunyai alternatif tersendiri. Dengan patokan waktu satu tahun dan lima tahun maka penulis membuat etiket yang berisi tanggal pajak dan pergantian SIM dengan tulisan tangan yang kemudian ditempelkan di lemari (yang setiap hari diliat saat berhias diri). Penulisan etikat dibuat secara langsung dengan goresan tangan supaya ingatan ini terus terkenang dipikiran. Sehingga, tidak menimbulkan lupa.

Berbeda dengan menulis di gawai yang dapat diberikan tanda pengingat.  Ketika sudah mengatur sedemikian mungkin lalu pengingat itu berbunyi nanti bisa ditunda karena seperti yang tadi telah saya jelaskan yaitu kesibukan. Dari ditunda kemudian memencet menu yang lain dan akhirnya dilupakan begitu saja. Setelah melupakan dengan sengaja akan mengingat ketika sedang santai mengotak-atik gawai. Keledoran semacam ini dirasakan betul oleh penulis.

Jika sudah seperti itu, hanya kepanikan yang diterima. Dari situ otak mulai berpikir keras bagaimana caranya kewajiban membayar harus diselesaikan dengan sesegara mungkin. Tentunya waktu harus dibuang demi pembayaran yang sudah terlambat. Mencuri-curi waktu pun untuk meluangkan pembayaran wajib diagendakan.

Sebelum kejadian ini terjadi. Mulailah untuk tidak sungkan menulis hal-hal penting di etiket yang kemudian ditempelkan ditempat-tempat yang sering sekali dilihat seperti lemari atau cermin. Dampak positifnya hal penting bisa terus diingat di sepanjang aktivitas yang dilalui.

Apabila tulisan yang ada di etiket sudah bisa dilaksanakan. Segerakanlah membuang etiket tersebut dan bergegaslah untuk membuat tulisan di etikat yang baru. Dengan menulis tanggal bulan yang sama dan tentunya tahun yang berbeda. Bila perlu mencantumkan total pembayaran sebagai acuan pembayaran. Jadi, sudah punya gambaran berapa ratus uang tabungan yang akan diambil untuk membayar.

Semoga keterlambatan pembayaran pajak yang telah dilakukan oleh penulis. Tidak ditiru oleh pembaca kompasiana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun