Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Manfaatkan Limbah, ATB Gandeng Peneliti IPB

15 April 2016   18:15 Diperbarui: 15 April 2016   23:24 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gumpalan lumpur yang berasal dari air baku yang diolah sebagai air bersih/Dok ATB"][/caption]Perusahaan Air Minum (PAM) maupun PDAM umumnya menghasilkan limbah lumpur (sludge) sisa proses pengolahan air. Limbah lumpur tersebut berasal dari kotoran dalam air yang tadinya tidak terlihat. Setelah diberi zat kimia, lumpur yang tadinya tidak terlihat akan menggumpal dan memisahkan diri dari air baku yang sedang diolah.

Lumpur sisa produksi tersebut umumnya berbentuk seperti busa berwarna coklat. Bila disentuh, gumpalan itu akan luruh. Meski demikian, sludge akan memadat dan menumpuk bila terus dibiarkan. Sehingga, perlu penanganan khusus agar tidak mengganggu. Apalagi lumpur sisa pengolahan air tidak bisa dibuang begitu saja karena khawatir akan mencemari lingkungan.

Berbekal rasa penasaran mengenai lumpur sisa pengolahan air, beberapa waktu lalu saya sempat mengobrol dengan Manajer Produksi dan Manajer QHSE PT Adhya Tirta Batam (ATB). Saya ingin tahu seberapa banyak limbah sludge yang dihasilkan oleh PAM/PDAM setiap kali mereka mengolah air. Oiya sekedar informasi, ATB merupakan PAM di Pulau Batam.

[caption caption="Instalasi Pengolahan Air Duriangkang, Batam/Dok: ATB."]

[/caption]

Berdasarkan obrol-obrol tersebut, saya sempat tercengang dengan jumlah lumpur yang dihasilkan setiap kali ATB mengolah air. Untuk Instalasi Pengolahan Air (IPA) Duriangkang saja yang memiliki kapasitas produksi air bersih 2.200 liter/detik, ATB menghasilkan 5 ton limbah sludge per hari. Bila IPA Duriangkang saja bisa menghasilkan 5 ton limbah setiap hari. Berarti bila dikalkulasi ada 150 ton limbah sludge yang dihasilkan IPA Duriangkang setiap bulan. Apalagi selama 24 jam IPA tersebut beroperasi tanpa jeda.

Padahal IPA Duriangkang, bukan satu-satunya instalasi pengolahan air yang dikelola ATB untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Batam, ada empat IPA lain yang juga dioperasikan, yakni IPA Nongsa, Tanjung Piayu, Mukakuning, Ladi dan Harapan. Meski keempat IPA tersebut kapasitas produksinya lebih kecil.

 [caption caption="Peneliti IPB saat melihat limbah sludge ATB yang sudah mengering."]

[/caption]

GANDENG PENELITI IPB

Sadar akan potensi limbah sludge yang bisa menumpuk bila terus dibiarkan, ATB mulai melakukan kajian untuk pemanfaatan limbah tersebut. Sejak akhir tahun 2015 lalu, operator air bersih tersebut akhirnya menggandeng peneliti ahli rehabilitasi lahan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk menganalisa dan meneliti potensi pemanfaatan sludge.

Berdasarkan hasil kajian awal tim ahli IPB, sludge yang dihasilkan dari sisa pengolahan air ATB positif mengandung unsur nutrisi yang berguna sebagai penyubur tanah, sekaligus bisa digunakan untuk meningkatkan unsur hara. Selain itu, melalui pengujian LD50 (Lethal Dose 50%) dan TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure), sludge sisa pengolahan air ATB masih berada di dalam batasan aman baku mutu lingkungan yang dipersyaratkan.

Namun berdasarkan obrol-obrol, Manajer QHSE ATB menegaskan bahwa kajian yang dilakukan tim ahli IPB tersebut masih dalam tahapan awal. Masih perlu beberapa tahapan lagi agar sludge tersebut bisa dimanfaatkan. Bila tidak ada halangan, limbah sludge baru akan selesai dikaji pada November 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun