Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Lomba Sampan Layar, Cara Warga Belakang Padang Meriahkan HUT RI

17 Agustus 2016   23:18 Diperbarui: 23 Agustus 2016   01:06 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Pri/Lomba Sampan Layar di Belakang Padang dengan latar gedung bertingkat Singapura.

Matahari mulai meninggi saat saya memutuskan untuk berangkat ke Pulau Belakang Padang, Kota Batam, Kepulauan Riau, Rabu (17/8). Meski sejak beberapa minggu lalu sudah tertarik untuk melihat secara langsung lomba sampan layar di pulau yang berbatasan dengan Singapura itu, saya masih setengah hati untuk berangkat.

Dok Pribadi/Meriahnya lomba perahu layar Belakang Padang.
Dok Pribadi/Meriahnya lomba perahu layar Belakang Padang.
Pasalnya setiap kali berkunjung ke Belakang Padang, saya dan suami biasanya menginap. Kami hampir tidak pernah pulang hari. Kalaupun tidak menginap, kami biasanya berangkat sangat pagi, sehingga masih sempat beristirahat. Namun kali ini kami tidak mungkin menginap. Pagi hari harus mengikuti upacara bendera, dan esoknya kami harus kembali bekerja.

Dok Pribadi/Warna warni perahu layar.
Dok Pribadi/Warna warni perahu layar.
Sebenarnya jarak Batam-Belakang Padang tidak begitu jauh. Hanya memerlukan waktu sekitar 15-20 menit perjalanan dengan menggunakan boat. Jarak Pelabuhan Sekupang – yang menjadi titik keberangkatan dari Pulau Batam ke Pulau Belakang Padang, juga cukup dekat dari pusat Kota Batam. Hanya memerlukan waktu sekitar 20-30 menit. Namun untuk menghindari letih, kami selalu membiasakan diri menginap.

Dok Pri/Perahu layar dengan latar belakang Pertamina Sambu.
Dok Pri/Perahu layar dengan latar belakang Pertamina Sambu.
Meski sedikit ragu karena sudah beranjak siang, saya dan suami akhirnya berangkat juga ke Belakang Padang. Apalagi ada titipan yang harus segera kami serahkan ke nenek mertua – tepatnya titipan obat. Maklum di Belakang Padang belum ada apotek, sehingga bila memerlukan obat tertentu harus membeli di Batam.

Dok Pri/Berlomba menjadi yang terdepan.
Dok Pri/Berlomba menjadi yang terdepan.
MENIKMATI LOMBA SAMPAN LAYAR DARI UJUNG PELANTAR

Saat saya dan suami tiba di Pelabuhan Belakang Padang sekitar pukul 11:00 WIB, lomba sampan sudah hampir dimulai. Para penonton sudah memenuhi area di sekitar pelabuhan. Mereka duduk-duduk santai sambil awas mengamati gerak-gerik sampan layar yang berlomba untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tersebut.

Dok Pri/Sibuk belanja.
Dok Pri/Sibuk belanja.
Sebagian dari penonton tersebut ada juga yang sibuk berbelanja. Apalagi di sekitar Lang Lang Laut – pusat kuliner Belakang Padang yang masih satu areal dengan pelabuhan, menawarkan beragam jajanan, mulai dari kerak telur, cincau, hingga makanan berat yang berbau seafood. Ada juga yang berbelanja pakaian hingga perlengkapan rumah tangga. 

Menurut nenek mertua, sejak tanggal 16 Agustus 2016, Lang Lang Laut memang sudah ramai dipenuhi penjual dan pembeli. Beberapa dari penjual tersebut bahkan ada yang sengaja datang dari Pulau Batam. Mereka niat membawa pelengkapan jualan ke dalam boat.

Dok Pri/Jajan rambut nenek.
Dok Pri/Jajan rambut nenek.
Suara sirene yang menandakan perlombaan sudah dimulai membuat saya bergegas menuju lokasi yang paling dekat dengan tempat lomba. Setengah berlari saya dan suami menuju ke pelantar lama yang sudah tidak digunakan. 

Saat sampai di pelantar saya sedikit ragu untuk mendekati lokasi lomba, bukan apa-apa, pelantar tersebut terlihat sudah sangat rapuh. Banyak kayu yang sudah terlepas. Saya takut bila tiba-tiba terperosok. Apalagi di pelantar tersebut juga cukup banyak pengunjung yang menonton perahu layar yang sedang berlomba.

Dok Pri/Ada kerak telor juga.
Dok Pri/Ada kerak telor juga.
Bayangan bila tiba-tiba pelantar tersebut ambruk karena tidak kuat menahan beban membuat saya sedikit ngeri. Namun beruntung kekhawatiran saya tidak terbukti. Pelantar tersebut cukup kuat menahan puluhan orang yang asik memberi semangat kepada para peserta lomba, atau hanya sekedar ber-selfie atau ber-wefie ria dengan latar belakang perahu layar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun