Mohon tunggu...
CRMS Indonesia
CRMS Indonesia Mohon Tunggu... -

CRMS Indonesia (Center for Risk Management Studies) adalah institusi pelatihan manajemen risiko yang telah diakui dunia.

Selanjutnya

Tutup

Money

Peran Indikator Risiko Kunci dalam Manajemen Risiko

5 April 2017   16:30 Diperbarui: 6 April 2017   00:30 7194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Irham Wahyudi, Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Katolik Parahyangan (Konsentrasi Manajemen Risiko)
Bandung, 22 Januari 2011

Ketidakpastian dalam menjalankan aktivitas baik yang berasal dari internal maupun eksternal entitas dapat mempengaruhi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Ketidakpastian berperan sebagai sumber dari munculnya hal-hal atau risiko yang dapat mengancam atau mengganggu aktivitas operasional entitas maupun yang dapat menyebabkan ketidakmampuan entitas dalam merealisasikan peluang-peluang yang ada guna membantu entitas dalam mencapai tujuannya. Tuntutan untuk mengelola hal-hal atau risiko tersebut telah menjadi prioritas tertentu bagi entitas sebagai salah satu bentuk upaya dalam menjaga dan memastikan keberlangsungan entitas itu sendiri.

Manajemen risiko merupakan sebuah sistem manajemen yang dapat diterapkan guna mengelola risiko-risiko yang dihadapi oleh entitas. Dalam penerapannya, berbagai alat-alat bantu dapat digunakan oleh entitas untuk mewujudkan penerapan manajemen risiko yang efektif. Salah satunya adalah indikator risiko kunci (key Risk Indicator) yang merupakan salah satu alat bantu dalam aktivitas pemantauan risiko.  

Indikator risiko kunci adalah suatu peristiwa atau hal tertentu yang memberikan indikasi terjadinya suatu peristiwa risiko. Penggunaan indikator risiko kunci dalam aktivitas pemantauan risiko dapat memberikan peringatan atau informasi lebih dini kepada manajemen entitas bahwa kemungkinan terjadinya suatu peristiwa risiko semakin meningkat. Hal tersebut dapat terwujud karena pemantauan dilakukan untukfokus terhadapperistiwa-peristiwa yang menjadi indikasi terjadinya suatu peristiwa risiko, bukan terhadap peristiwa risiko itu sendiri. Berdasarkan peringatan atau informasi tersebut entitas dapat melakukan berbagai tindakan mitigasi lebih awal guna mengurangi kemungkinan terjadinya peristiwa risiko maupun dampak yang mungkin ditimbulkan oleh risiko tersebut(jika terjadi). Sehingga dalam praktiknya indikator risiko kunci akan berperan sebagai suatu sistem peringatan dini (early warning system) bagi entitas.

Dalam praktiknya, agar dapat menjadi indikator yang terukur dan mudah dipantau serta dapat berperan sebagai sistem peringatan dini, indikator risiko kunci ditetapkan beserta parameter-parameternya, yang terdiri dari:

  1. Ambang batas bawah (Medium Threshold),
    Merupakan ambang batas awal yang memberikan indikasi suatu peristiwarisiko dapat terjadi dengan kemungkinan yang kecil.
  2. Ambang batas atas (High Threshold),Merupakan ambang maksimum yang memberikanindikasi
    suatu peristiwarisiko dapat terjadi dengan kemungkinan besar. 
  3. Satuan ukur (Value Unit)
    Satuan ambang batas (threshold).

Adapun mekanisme indikator risiko kunci sebagai sistem peringatan dini dapat diilustrasikan dalam diagram alir berikut ini:

Ilustrasi Mekanisme Indikator Risiko Kunci

Berikut contoh penggunaan indikator risiko kunci beserta parameternya:

Tujuan yang ingin dicapai oleh PT Aadalah penyelesaian pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah disusun (tepat waktu).

Risiko yang teridentifikasi adalah sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun