Mohon tunggu...
Bayu Gustomo
Bayu Gustomo Mohon Tunggu... .................? -

Peace & Respect

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Coretan Ampas Kopi", Maksud dan Tujuan Forum Pembual Indonesia

17 September 2018   23:08 Diperbarui: 18 September 2018   14:16 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Madiun, 16 September 2018

Tak ada yang istimewa dari terbentuknya forum ini. Sebab semua anggotanya bukanlah tokoh-tokoh spesial. Oleh karena itu untuk mendiskripsikan maksud terbentuknya forum tersebut saya tak perlu mengumbar banyak narasi. Cukup hanya dengan satu paragraf saja sudah mampu mewakili maksud serta tujuan untuk apa forum ini didirikan. Seperti jargon yang pernah saya dengar dari salah seorang anggotanya. Saat secara kebetulan saya bersua lagi dengan mereka di Kedai Coretan Ampas Kopi. Adalah salah seorang dari anggota forum yang namanya keberatan untuk saya ikut sertakan dalam cerita ini. Entah karena apa? Saya tak perlu mengorek lebih jauh. Sebab itu memang tak terlalu penting untuk dibahas. Namun dari sebaris kata-katanya mampu menggambarkan tujuan forum tempat ia bergabung itu didirikan. "Teruslah membual sampai perutmu terasa mual", begitulah celetukannya. Jadi saya menyarankan santai sajalah bila menghadapi mereka. Jika suatu ketika berkesempatan menjumpai mereka. Tak perlu Anda terlalu serius apalagi sampai membuat ketegangan pada urat saraf. Ya. Karena sebetulnya mereka adalah sekumpulan mahkluk demokratis.  Terbiasa hidup dalam ragam idealis. Selalu menyadari bahwa setiap manusia yang terlahir di dunia ini memiliki kebebasan hak dalam hal pilihan. Mereka tak lebih hanya ingin sedikit memberi warna dalam kehidupan. Dan satu lagi tujuan mereka mendirikan forum adalah, sebagai sarana mengapresiasikan diri dan wujud terima kasih mereka pada negeri ini. Meskipun mereka tak lebih dari sekadar sekumpulan pembual. Namun di sini, mereka masih mendapatkan pengakuan dan perlindungan sebagai warga dari sebuah negeri berdaulat. Nasionalisme mereka tak perlu diragukan. Apresiasi dan wujud kecintaan pada negeri ini mereka tuangkan lewat karya seni. Lewat karya tulis. Lewat kepedulian-kepedulian dengan berbagai kegiatan sosial. Napak tilas perjuangan. "Sebab api perjuangan tak boleh padam, sampai kapanpun jua", kata seorang anggota forum lainnya yang bergelut di bidang seni kerajinan tangan berbahan baku bambu.Bukankah setiap orang berhak mengekspresikan bentuk kecintaan terhadap negeri yang ia cintai. Tentu dalam hal positif. Pembual boleh saja tetap menjadi pembual. Namun urusan cinta tanah air dan bangsa merupakan perihal yang tak bisa ditawar. "Tak perlu menunggu jadi pejabat dulu. Tak perlu menunggu jadi orang penting dulu. Apalagi menunggu menjadi kaya raya dulu. Urusan nasionalisme tak bisa ditunda!!!" Salah satu anggota yang gemar mengulas sejarah dan olahraga itu memungkasi cerita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun