Mohon tunggu...
Masykur A. Baddal
Masykur A. Baddal Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger dan Vlogger

.:: Berbagi untuk kemajuan bersama, demi kemajuan bangsa ::....\r\n\r\nApapun kegiatan anda ini solusinya : https://umatpay.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Rusia Rugi Besar Jika Memerangi Turki?

27 November 2015   00:35 Diperbarui: 27 November 2015   01:11 3070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Presiden Turki dan Rusia. (ulifter.com)"][/caption]
By. Masykur A. Baddal - Perang Dunia III, atau perang nuklir akan segera pecah, buntut dari aksi Militer Turki yang menembak jatuh sebuah pesawat pembom Rusia Su-24, di perbatasan Suriah. Pesawat Rusia tersebut saat ditembak sedang menjalani misi penyerangannya terhadap basis ISIS di wilayah perbatasan Turki Suriah. Kira-kira demikianlah analisa hampir semua jaringan berita mainsteam dunia saat ini.

Di lain pihak, petinggi militer Turki terus membela diri serta berargumentasi, bahwa jet Rusia itu telah berkali-kali melanggar kawasan udaranya. Malah Jet tersebut telah 10 kali diperingati karena telah melanggar kawasan udara Turki, tetapi tetap tidak mengindahkannya.

Namun, spekulasi sekitar akan pecahnya perang nuklir di kawasan tersebut pun sirna, setelah Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov secara resmi menyatakan, bahwa negaranya tidak akan berperang dengan Turki. Walaupun demikian, Rusia akan meninjau kembali hubungan bilateral kedua negara. Pernyataan itu dikatakan Lavrov dalam jumpa pers, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (26/11/2015).

Sebagaimana diketahui, paska jatuhnya jet tempur Rusia ditembak oleh angkatan udara Turki di perbatasan Turki-Suriah, hubungan kedua negara sempat memanas, sehingga menimbulkan berbagai spekulasi menakutkan akan pecahnya perang nuklir di kawasan, serta sebagai pintu meledaknya Perang Dunia III.

Hubungan Turki dan Rusia selama satu dekade ini, sedang berada di puncaknya. Mereka sedang menikmati bulan madu hubungan bilateral dalam berbagai aspeknya. Baik militer, ekonomi, wisata dan lain lain. Bahkan, sangking mesranya hubungan kedua negara, Turki sampai memberlakukan visa kunjungan khusus bagi pelancong dari Rusia, yang menjadi wisman terbesar yang berkunjung ke negeri yang kaya dengan keindahan pantai tersebut.

Di bidang ekonomi, Moskow punya alasan besar untuk khawatir jika terjadi perang dengan Turki. Rusia justeru ingin mempererat ikatan ekonomi yang saling menguntungkan bersama Turki, yaitu dalam pengembangan dua proyek raksasa, yang saat ini telah dimulai pelaksanaannya; Pembangunan PLTN Mersin yang akan dibuat oleh Rosatom Rusia, dan proyek pipa gas Turkish Stream yang akan dibangun oleh Gazprom Rusia. Kedua proyek itu saja akan menyerap hitungan triliunan dollar, belum lagi ratusan proyek mega wisata yang sangat digandrungi oleh warga Rusia di negeri para Sultan tersebut. Sehingga, Kekacauan di Turki bukanlah hal yang diinginkan oleh Moskow. Terlalu merugikan jika hanya karena jatuhnya sebuah pesawat tempur SU-24 maka jumlah triliunan dollar itupun sirna begitu saja.

Status Turki sebagai anggota penuh, dan sebagai kekuatan militer terbesar dalam tubuh NATO, paling tidak juga akan menjadi pertimbangan pelik para ahli pikir di Kremlin. Sehingga mengambil sebuah keputusan perang dengan Turki bukanlah sebuah keputusan gampang dan bijaksana. Belum lagi ratusan negara-negara Muslim dunia yang secara otomatis akan ikut mendukung Turki, padahal Rusia baru saja ingin menjalin hubungan baik dengan banyak negara-negara Muslim tersebut.

Salam Damai Turki Rusia

Ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun